BANDUNG, 7/4 - PELEPASAN JENAZAH. Sejumlah prajurit TNI AU mengusung peti jenazah rekan-rekan mereka saat upacara pelepasan jenazah di Lanud Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, Selasa, (7/4). 18 Jenazah anggota TNI AU yang tewas saat Kualifikasi Khusus Para Lanjut Tempur tersebut akan dibawa kedaerah asal mereka dengan menggunakan dua pesawat Hercules. (Foto: ANTARA/Rezza Estily/Koz/mes/09)
7 April 2009, Bandung -- Korp Paskhas merekomendasikan kenaikan pangkat satu tingkat bagi 24 korban kecelakaan pesawat Fokker 27 di Bandara Hussein Sastranegara. TNI AU memastikan tidak ada human error di balik musibah tersebut.
Rekomendasi kenaikan pangkat bagi korban Fokker 27 itu disampaikan Komandan Korpaskhas, Marsekal Pertama Harry Budiono, saat melepas 18 jenazah siswa Para Lanjut Tempur (PLT) di Lanud Hussein Sastranegara, Selasa (7/4).
Ke-18 jenazah itu diberangkatkan dengan menggunakan dua unit pesawat Hercules C130 dengan nomor seri 1310 dan 1320. Pesawat dengan nomor seri 1310 membawa 10 jenazah menuju Bandara Hasanuddin (Makasar), Iswahyudi (Malang), Ngurah Rai (Bali), dan Juanda (Surabaya). Sedangkan pesawat dengn nomor seri 1320 membawa delapan jenazah menuju Bandara Adi Sucipto (Jogjakarta) dan Padang.
Sementara jenazah enam awak pesawat, lebih dulu diberangkatkan dari Lanud Hussein Sastranegara ke Lanud Halim Perdana Kusumah, Senin (6/4) malam. Upacara keberangkatan enam jenazah itu dipimpin oleh Panglima TNI, Jenderal Djoko Santoso.
PASURUAN, 7/4 - PEMAKAMAN KORBAN FOKER. Upacara pemakaman dua anggota Paskhas TNI AU, korban Foker 27 yang jatuh di Bandung dimakamkam di Taman Makam Pahlawan Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Selasa (7/4). Dua korban masing-masing Serda Erwan Susanto, warga Jl. Mayjen Sungkono No. 138, Pogar, Bangil, dan Prada Didik Cahya, warga Dusun Karangpanas, Desa Oro-oro Ombo Wetan, Rembang, Kabupaten Pasuaruan. (Foto: ANTARA/Musyawir/Koz/mes/09)
Harry menjelaskan, rekomendasi kenaikan pangkat bagi korban Fokker 27 tengah dibicarakan di internal TNI. Yang pasti, sambung dia, 24 korban pesawat tersebut berhak mendapat apresiasi dari kesatuannya.
''Sedang dibicarakan. Naik satu tingkat,'' ujarnya, Selasa (7/4) pagi. Dia menjelaskan, usulan kenaikan pangkat tersebut tidak hanya berlaku bagi siswa PLT. Dia mengaku, ke enam awak pesawat pun berhak mendapatkan kenaikan pangkat.
Menurut Harry, musibah tersebut harus dijadikan pemicu semangat pengabdian bagi prajurit, khususnya TNI AU. Kata dia, tidak ada human error dalam musibah tersebut. Dia mengaku, musibah itu disebabkan oleh cuaca buruk.
Meski sudah menelan korban, pihaknya tetap akan melanjutkan pola latihan bagi siswa PLT. Harry menjelaskan, kejadian tersebut merupakan musibah yang tidak diduga.
Kadispen Korpaskhas TNI AU Lanud Sulaeman, Letkol Nairiza, menambahkan, rekomendasi itu sudah disampaikan ke Panglima TNI. Dia menandaskan, rencananya korban akan dinaikan pangkatnya satu tingkat dari pangkat terakhir.
Menurut Nairiza, 24 personil TNI itu meninggal dunia saat dinas. Dia menjelaskan, latihan yang dilakukan oleh mereka merupakan bagian dari pengabdian kepada bangsa.
Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau), Marsekal Subandrio menambahkan, musibah tersebut tetap akan diselidiki. Namun, pihaknya tidak akan melibatkan pihak di luar TNI AU.
Subandrio menjelaskan, akan menunjuk tim dari internal TNI AU untuk menyelidiki penyebab kecelakan tersebut. ''Untuk sementara, kecelakaan itu disebabkan faktor cuaca,'' ujarnya di Lanud Hussein Sastranegara, Senin (6/4) malam.
Menurut dia, dengan musibah itu, maka jumlah pesawat Fokker yang dimiliki TNI AU tinggal enam unit. Subandrio menegaskan, pesawat tersebut masih layak terbang. Bahkan, pihaknya kerap melakukan pemeliharaan pesawat tersebut.
Hasil pantauan Republika, hingga Selasa (7/4) sore, ratusan warga masih mengerumuni Lanud Hussein Sastranegara untuk melihat lokasi kejadian kecelakaan pesawat Fokker. Namun, petugas tidak diizinkan memasuki kawasan Lanud. (Republika)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar