Sabtu, 28 Februari 2009

Pindad Pertimbangkan Pesanan Panser dari Nepal

RPPM 4X4 buatan PT. PINDAD (Foto: weapon_maker)


27 Februari 2009, Jakarta -- Direktur Utama PT Pindad, Adik Avianto Soedarsono mengatakan, hingga kini masih mempertimbangkan pesanan 28 panser Angkut Personel Sedang (APS) 4x4 dari Nepal, karena masih harus menyelesaikan pesanan dari dalam negeri.

"Nepal meminta agar kami bisa memenuhi pesanannya pada pertengahan tahun ini. Pada saat yang bersamaan kami juga harus menyelesaikan pesanan dalam negeri. Jadi, masih dipertimbangkan," katanya, usai penyerahan 20 unit panser APS-2 6x6 kepada pemerintah di Bandung, Jumat.

Dijelaskannya, ke-28 panser APS 4x4 tersebut akan dipergunakan Nepal dalam misi perdamaian PBB di Kamerun.

Pihak Nepal mengatakan, PBB meminta agar kontingennya harus sudah tiba pada pertengahan 2009.

"Pada saat yang bersamaan kami juga harus menyelesaikan panser sejenis untuk kepetingan TNI dalam misi perdamaian PBB di Kongo. Untuk itu, kami telah meminta Nepal agar memundurkan jadwal pesanannya hingga enam bulan ke depan. Namun, belum ada jawaban," tutur Adik.

Ia mengemukakan, PT Pindad mampu memproduksi 16 unit panser per bulan dan dapat ditingkatkan menjadi 20 unit per bulan sejalan dengan dukungan dari Renault, Perancis.

"Jadi, bisa saja kami memenuhi permintaan Nepal, namun kita masih kaji 'delivery time'-nya," ujar Adik. (antara)

PT Pindad Sanggupi Penyelesaian 134 Panser Pesanan TNI


27 Februari 2009, Jakarta -- PT Pindad menyatakan sanggup menyelesaikan 134 panser Angkut Personel Sedang (APS) 6x6 pada 2009 pesanan pemerintah Indonesia untuk keperluan TNI-AD.

"Kami upayakan untuk dapat menyelesaikan 134 panser APS tersebut sesuai jadwal," kata Direktur Utama PT Pindad Adik Avianto Soedarsono, usai penyerahan 20 unit panser APS-2 6x6 kepada pemerintah di Bandung, Jumat.

Departemen Pertahanan (Dephan) memesan 154 panser APS untuk TNI Angkatan Darat (AD) pada PT Pindad. Pada tahap pertama, PT Pindad berhasil menyelesaikan 20 unit panser tersebut dan telah diserahkan resmi pada TNI AD.

Ia mengatakan penyelesaian ke-134 panser APS itu disesuaikan dengan dukungan anggaran yang disediakan pemerintah dan pihak Renault, Perancis."Yang jelas dengan kapasitas dan kemampuan produksi 16 unit per bulan, kami yakin bisa menyelesaikannya tepat waktu," tutur Adik.

Adik menambahkan, pembiayaan pembuatan 154 panser APS-2 6x6 itu seluruhnya menggunakan APBN, dan untuk modal kerja awal PT Pindad ditalangi terlebih dulu oleh BNI 46, Bank Mandiri, dan Bank BRI.

Sementara itu, Direktur Produk Komersial PT Pindad Wahyu Utomo, mengatakan selain dukungan anggaran, kendala untuk penyelesaian panser APS-2 6x6 tahap dua sebanyal 134 unit itu adalah kesediaan "engine" dari pihak Renault, Perancis.

"Kendala kita ada pada engine yang berasal dari Perancis. Mereka baru bisa menyelesaikan 20 pada tahun 2008 ini dan 130 pada 2009," kata Wahyu.

Kemampuan PT Pindad, menurutnya, baru pada merancang dan menyelesaikan body panser. "Namun, proses produksi Pindad sudah lolos sertivikasi ISO 9001. Proses penyelesaian body panser sebanyak 130 tersebut bisa diselesaikan Pindad dalam waktu satu tahun. Tidak berat," kata dia.

Panser Produksi Pindad 6x6 memiliki berat kendaraan maksimal 12 ton dengan body terbuat dari monocoque, plat tahan peluru setebal 8 sampai dengan 10mm. Dengan kapasitas angkut mencapai 15 orang prajurit, kendaraan ini memiliki delapan kaca intai dan delapan lubang tembak serta dilengkapi dua set tabung pelontar granat asap.

Selain itu, di bagian atas juga ada Copula yang bisa berputar 360 derajat untuk menembak dengan senjata jenis AGL atau SMB. Panser 6?6 ini, berkapasitas tanki ini 200 liter solar dan mampu berjalan di medan terjal mencapai kemiringan 45 derajat.

Direktur Produk Militer PT Pindad S Irianto menambahkan, selain varian angkut personil Pindad sedang mengembangkan produksi panser dengan empat varian lainnya, yakni komando, logistik, ambulan dan recovery.

"Tahun depan kita targetkan sudah menambah satu spesifikasi panser lagi, yakni panser canon. Spesifikasinya agak berbeda. Senjatanya belum kita kuasai. Kita mengarahkan untuk penguasaan teknologi daya apung menuju pembuatan tank amfibi," ujarnya.

Selain kendaraan tempur, Pindad juga terus mengembangkan teknologi persenjataan. Selain senapan serbu seri SS1 dan SS2 dengan berbagai varian, Pindad juga mengembangkan senapan pelontar granat tipe SPG1 dan senapan otomatis.(antara)

India Membangun Kapal Induk di Galangan Kapal Dalam Negeri

INS Viraat yang akan habis masa pakainya digantikan kapal induk buatan dalam negeri (Foto: indianavy.nic.in)

Ditengah ketidakpastian negosiasi harga kapal induk INS Vikramaditya (eks RFS Admiral Gorshkov). India membangun kapal induk di galangan kapal dalam negeri.

Peresmian peletakan lunas pertama dilakukan Kamis, 28 Februari. Dirancang Organisasi Design Angkatan Laut dan dibangun di galangan kapal Cochin, Kerala. Produksi komponen untuk kapal induk ini telah dilakukan sebelumnya. Kapal induk akan diluncurkan Oktober 2010.

Kapal induk ini mampu membawa hingga 30 pesawat tempur MiG-29K dan helikopter Ka-31 serta pesawat tempur buatan dalam negeri LCA Tejas dan helikopter DRUV.

LCA Tejas pesawat tempur ringan buatan dalam negeri

Panjang kapal induk mencapai 260 m dan lebar 60 m, kecepatan mampu dipacu hingga 28 knot, ditenagai 2 buah LM2500 turbin gas dengan total tenaga 80 MW, jarak jelajah hingga 8000 NM serta membawa awak 1600 orang.

Dilengkapi rudal permukaan ke udara, radar termutakhir, sistem tempur yang dipasok dari Israel, Perancis dan Rusia.

Kapal induk ini diharapkan masuk jajaran AL India akhir 2014 untuk menggantikan kapal induk INS Viraat (eks HMS Hermes) yang habis masa tugasnya.

AL India hingga tahun 2022 merencanakan mempunyai 160 kapal perang serta lebih 300 pesawat, ujar Admiral Sureesh Mehta.

RIA Novosti/Defensenews/theTimesofIndia/@info-terkumpul

Yaman Akan Menambah MiG-29 Fulcrum


Presiden Yaman Ali Abdullah Salah mengatakan negaranya akan membeli tambahan sejumlah pesawat tempur MiG-29 Fulcrum serta sejumlah peralatan militer dari Rusia saat kunjungan ke Rusia (25/1).

Tidak menutup kemungkinan Yaman akan membeli MiG-35 selain helikopter dan kapal patroli.

Hampir 90% pesawat tempur serta peralatan militer yang digunakan Angkatan Udara Yaman buatan Uni Soviet. Saat ini, AU Yaman mengoperasikan 44 MiG-29SMT dan MiG-29UBT, diterima dari Rusia tahun 2006 – 2007.

Menurut data CIA, GDP (PDB) Yaman tahun 2008 diperkirakan USD60.48 Milyar dengan pendapatan per-kapita 2008 USD2600. Anggaran belanja militer sekitar 6.6% dari GDP di tahun 2006.

Sedangkan Indonesia GDP tahun 2008 diperkirakan USD932.1 Milyar dengan pendapatan per-kapita 2008 USD3900. Anggaran belanja militer dibawah 1%, bahkan di tahun 2009 hanya 0,6%, karena ada pemilu.

Tak heran, untuk melengkapi satu skadron pesawat tempur dibutuhkan bertahun-tahun.
(RIA Novosti/CIA/Antara/info-terkumpul.blogspot)

Marinir RI-AS Akhiri Latihan Bersama


27 Februari 2009, Jakarta -- Korps Marinir TNI Angkatan Laut (AL) dan Korps Marinir Amerika Serikat (AS) (United States Marine Corps /USMC), Jumat (27/2) mengakhiri latihan bersama yang telah berlangsung sejak 16 Februari 2009.

Komandan Korps Marinir TNI AL Mayjen TNI (Mar) Djunaidi Djahri yang ditemui terpisah kepada ANTARA News mengatakan, pihaknya akan terus membina kerja sama dengan korps marinir negara lain.

"Selain untuk membina hubungan baik, latihan bersama ini juga bertujuan meningkatkan kemampuan dan keterampilan personel marinir," ujarnya.

Dalam latihan bersama itu, Markas Komando Korps Marinir Pasmar II mengerahkan 90 personel, sedangkan Resimen ke-4 USMC mengerahkan 48 prajurit yang dipimpin Kolonel You.

Latihan bersama kedua pihak menggunakan peralatan simulator canggih dan dikendalikan oleh tactical control group. Tujuan latihan untuk meningkatkan kemampuan di bidang perencanaan, kegiatan staf, prosedur operasi pemeliharaan, komando pengendalian, pengambilan keputusan dan pengawasan.

Selain itu juga ada beberapa materi pelajaran yang dikembangkan yaitu pertukaran keilmuan antara marinir kedua negara. Seperti sistem kerja simulator counter insurgency line of operation, militery decision making process dan marine courps planning process.

Dalam latihan bersama disimulasikan pula kedua pasukan terlibat dalam operasi pemelihara perdamaian PBB .Operasi bertujuan meningkatkan stabilitas keamanan untuk mengembalikan dan memelihara kebebasan bergerak serta memberikan bantuan kemanusiaan di sejumlah wilayah konflik di dunia. (antara)

Jumat, 27 Februari 2009

Anggaran TNI Idealnya 5,7 Persen dari PDB

28 Februari 2009, Jakarta -- Pengamat Politik mengatakan, Tentara Nasional Indonesia (TNI) idealnya mendapat anggaran 5,7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) agar terhindar dari berbagai ancaman seperti kehilangan wilayah hingga separatisme.

"Anggaran TNI tidak pernah lebih dari satu persen atau rata-rata hanya 0,98 persen dari PDB, bahkan tahun ini malah turun jadi 0,6 persen karena ada Pemilu," kata pengamat politik dari FISIP UI, Connie Rahakundini Bakrie pada Peluncuran Bukunya "Defending Indonesia" di Jakarta, Jumat.

Direktur Eksekutif Institute of Defense Security Study (IODAS) itu mengatakan, dengan anggaran yang minim, alat utama sistem pertahanan (Alutsista) Indonesia juga akan lemah, dan dampaknya pertahanan Indonesia kurang memadai.

Indonesia, ia menguraikan, merupakan negara yang sangat luas wilayahnya yang menuntut perlindungan maksimal dari sengketa wilayah, sumber daya laut yang dicuri, hingga upaya mencegah separatisme.

Indonesia juga selalu dianggap ancaman oleh negara-negara lain, karena itu tidak mungkin Indonesia terus menerima kondisi seperti ini dengan terus berniat baik.

"Militer Indonesia dibangun tanpa niat sebagai pengancam, bahkan sangat lemah dalam sarana militer, tank tua, kapal yang tanpa radar, pesawat yang ketinggalan zaman, sementara negara lain terus membangun peralatan militernya," ujarnya.

Konstelasi di kawasan Asia Pasifik saat ini, tambahnya juga telah berubah, di mana negara lain telah meningkatkan anggaran militernya, seperti China, India, Jepang, Korea, termasuk negara-negara tetangga. Hal ini menambah ketidakpastian masa depan.

"Satu tentara Singapura hanya menjaga sembilan penduduk, sementara satu tentara Indonesia harus menjaga 1.000 penduduk, ini memprihatinkan," katanya.

Ia menyesalkan, rakyat Indonesia yang selalu menuduh TNI melanggar HAM, padahal tentara Indonesialah yang selama ini sering dilanggar hak-haknya.

Ia juga memberi contoh Israel yang lemah, dikelilingi negara-negara yang dianggap lawan dan tidak punya uang mencari cara meningkatkan pertahanannya dengan bekerjasama dengan AS.

Perkembangan hubungan Indonesia-AS sejak naiknya Barack Obama ke kursi Presiden, ujarnya, seharusnya dimanfaatkan dengan baik, karena kebetulan Obama pernah tinggal di Indonesia dan cinta Indonesia.

Kedatangan Menlu AS Hillary Clinton dengan gagasan "comprehensive partnership", menurut dia, merupakan pertanda keinginan Washington untuk membangun hubungan yang lebih luas dengan Indonesia.

"Tapi sayangnya ada hambatan, eksekutif sulit bergerak, jadi memang lebih baik pihak non eksekutif yang maju," kata istri seorang petinggi militer ini. (antara)

Admin
Untuk memilih 500an orang poli-tikus, puluhan poli-tikus daerah, dan 2 orang pemimpin negara ini hingga menggadaikan kedaulatan negeri ini.
Ruaaaar biasaaaaaaa

Produk Lokal Wujud Nasionalisme

Sejumlah anggota pasukan TNI AD berbaris di samping Panser APC 6x6 saat acara serah terima Panser dari kepada Departemen Pertahanan di Pindad, Bandung, Jawa Barat, Jumat (27/2). Sejumlah 20 Panser tahap pertama dari 154 pesanan Panser Departemen Pertahanan senilai Rp1,129 triliun rencananya akan digunakan di sejumlah Batalyon Kavaleri serta Pasukan Perdamaian PBB (Pasukan Garuda). (Foto: ANTARA/Rezza Estily/ama/09)


28 Februari 2009, Jakarta -- Bersyukurlah Anda yang menggunakan produk dalam negeri, berarti nasionalisme Anda belum pudar. Antara produk dalam negeri dan nasionalisme memiliki korelasi, setidaknya itulah pandangan Panglima TNI Djoko Santoso.

"TNI menganggap bahwa penggunaan produk dalam negeri itu berbanding lurus dengan nasionalisme suatu bangsa," katanya di Jakarta, Jumat (27/2).

Pihaknya dengan semangat yang tinggi menyambut baik program peningkatan penggunaan produksi dalam negeri (P3DN) untuk pakaian dan sepatu di lingkungan pemerintah dan BUMN/BUMD meskipun agak sedikit sulit bagi TNI.

Menurutnya, penggunaan produk dalam negeri merupakan contoh nyata tindakan yang berpotensi memperkuat pertahanan bangsa. "Ini sangat penting dan pada dasarnya sudah dilakukan TNI sejak lama," katanya.

Ia mengaku seluruh perlengkapan yang digunakan TNI mulai dari sepatu hingga seragam merupakan produksi lokal. Bahkan tidak hanya itu, untuk alat utama sistem persenjataan pun sepanjang masih dapat diproduksi di dalam negeri, pihaknya akan dengan senang hati menggunakannya. "Kecuali untuk peralatan tertentu yang kita belum mampu memproduksinya," katanya.

Panglima berpendapat bahwa menggunakan produk dalam negeri mendatangkan kebanggaan tersendiri. "Kita gunakan itu (produk dalam negeri) mulai dari sepatu, pakaian, peluru, senapan ringan, dan lain-lain," katanya.

Belum lama ini TNI telah membeli produk buatan dalam negeri berupa panser, yang spesifikasinya seperti alat serupa yang digunakan di Libanon. Terkait dengan potensi terjadinya peningkatan belanja produk dalam negeri, ia yakin akan bertambah sesuai dengan anggaran yang diterima tiap-tiap instansi termasuk TNI. (mediaindonesia)

21 Pati TNI naik pangkat

27 Februari 2009, Jakarta -- Sebanyak 21 perwira tinggi (pati) TNI mendapatkan promosi kenaikan pangkat. Mereka tersebar di tiga matra yakni TNI AD, TNI AL dan TNI AU.

21 Pati yang melaporkan kenaikan pangkatnya hari ini, masing-masing adalah Mayjen TNI Untung Susoro (Kabadiklat Dephan RI), Mayjen TNI (Mar) Sapardi (Pa Sahli Tk. III Bid. Intekmil Panglima TNI), Brigjen TNI Fahmi Firdaus (Karoren Setjen Dephan RI), Brigjen TNI Edy Budi Utomo (Kaposwil BIN NTB), Brigjen TNI Abdul Chasib (Athan RI di Washington DC/USA), Brigjen TNI I Gede Sumertha KY (Kepala Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI), Laksma TNI Agus Purwoto (Karo TU Setjen Dephan), Laksma TNI Bambang Suhadi (Pa Sahli Tk. II Bid. Jahrit Panglima TNI) dan Laksma TNI Dadi Suparta (Kadismatal).

Selanjutnya Laksma TNI Kingkin Suroso (Danpomal), Laksma TNI Bambang Riatmadji (Karoum Kemenko Polhukam), Laksma TNI Dadang Irawan (Asdep 5/IV Hanneg Urusan Bidang Kerjasama Pertahanan Kemenko Polhukam), Laksma TNI Ken Chaidian (Kadisdikal), Marsda TNI Gunarjadi (Tenaga Ahli Pengajar Bidang Ideologi Lemhannas RI), dan Marsda TNI Rodi Suprasodjo (Danseskoau).

Berikutnya adalah Marsma TNI Sudjianto S,M.T. (Pa Ahli Tk. II Kawasan Aspas Sahli Bid. Hubint Panglima TNI), Marsma TNI Edy Sunarwondo (Wadan Seskoau), Marsma TNI Modjo Basuki (Athan RI di Canberra/Australia), Marsma TNI Harsono (Pangkosekhanudnas IV) dan Marsma TNI Sunarto (Kadiskumau).(waspadaonline)


Kamis, 26 Februari 2009

Pindad Serahkan 20 Unit Panser APS

Panser Anoa (Foto: Iwan Hermawan)

27 Februari 2009, Bandung -- PT Pindad menyerahkan 20 panser Angkut Personel Sedang/APS -2 6X6 kepada Departemen Pertahanan (Dephan) yang kemudian diserahkan kepada TNI Angkatan Darat (AD).

Penyerahan ditandai dengan penyerahan berita acara dari Dirut PT Pindad, Adik Avianto Sudarsono kepada Dirjen Sarana Pertahanan Dephan, Marsekal Muda TNI Eris Herriyanto yang selanjutnya diserahkan kepada penggunanya TNI AD.

Adik Avianto Sudarsono mengatakan, ke-20 panser APS itu merupakan bagian dari 150 unit APS yang dipesan pemerintah melalui kunjungan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 2007.

Sementara itu, Menhan Juwono Sudarsono dalam sambutan tertulis yang dibacakan Marsda Eris Herryanto berharap agar penyelesaian tahap dua tidak terlalu lama hingga bisa dukung tugas-tugas TNI AD.

"Untuk mendukung kebijakan pemerintah yang memprioritaskan produk dalam negeri, maka kami meminta agar PT Pindad meningkatkan kualitasnya dan tumbuh sebagai industri kebanggaan bangsa serta mampu bersaing dengan produk luar negeri," katanya.

Untuk memproduksi 150 unit panser APS, PT PINDAD mendapat dana talangan dari Bank Mandiri, BNI 46 dan BRI. Satu unit panser memiliki harga Rp5,5 miliar atau lebih rendah dari produksi Perancis seharga Rp10 miliar.

Panser APS-2 6X6 memiliki dimensi 6000x2500x2500, berat 11/14 ton, kecepatan 90 km/jam, dengan radius putar 10 meter, dan daya tanjak 31 derajat. Panser ini juga telah dilengkapi dengan persenjataan senapan 7,62 mm, 12,7 mm (infanteri) dan meriam AGL 40 mm (kavaleri).

Tidak itu saja, panser PT Pindad ini juga dilengkapi peralatan khusus seperti sarana penglihatan malam dan Winch 6 ton. Untuk alat komunikasi terdapat intercom set plus VHF/FM (anti jamming dan hopping) serta GPS. (antara)

Kadet Korps Elektro Ikuti Praktikum

27 Februari 2009, Surabaya -- Sebanyak 18 Kadet Korps Elektro, Akademi TNI Angkatan Laut (AAL) mengikuti praktikum elektronika selama 10 hari di Laboratorium Elektronika Dasar, Departemen Elektronika AAL.

Kabagpen AAL, Mayor Laut (KH) Drs Jamaluddin di Surabaya, Jumat menjelaskan, praktikum itu bertujuan untuk menerapkan teori yang telah didapat selama pengajaran di kelas kedalam bentuk praktik.

"Diharapkan setelah melaksanakan praktikum ini, para kadet dapat menerapkan karakteristik serta fungsi komponen elektronika aktif sehingga dapat dijadikan suatu rangkaian elektronika berupa hasil karya atau alat," ujarnya.

Ia mengemukakan, AAL sebagai lembaga pendidikan pembentukan perwira TNI AL tingkat akademi, mendidik kadet agar menjadi perwira yang profesional serta memiliki kemampuan untuk menggunakan, mengamalkan pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan tuntutan fungsi teknis.

Gubernur AAL, Laksda TNI Moch. Jurianto menjelaskan, praktikum itu sebagai upaya untuk memantapkan penguasaan pengetahuan akademik dan ketrampilan teknis terhadap kadet AAL dalam rangka mengembangkan teori-teori dari mata pelajaran yang telah diterima.

"Praktikum merupakan bagian dari proses pembelajaran yang bertujuan agar kadet AAL memiliki ketrampilan dalam menerapkan satu atau lebih dari mata pelajaran yang tercantum dalam kurikulum pendidikan," katanya.

Ia berharapa, agar para kadet benar-benar melaksanakan praktikum ini dengan sungguh-sungguh dan benar sebagai bekal nantinya. Ia mengemukakan, TNI AL sangat membutuhkan sumber daya perwira yang biasa berpikir dan bekerja keras.

"Ini merupakan untuk mewujudkan TNI AL yang besar, kuat, dan professional," kata Gubernur AAL saat meninjau pelaksanaan praktikum tersebut. (antarajatim)

Indonesia Harus Selalu Siap Berperang


26 Februari 2009, Jakarta -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan perlunya membangun dan memelihara kekuatan pertahanan yang tangguh. Kekuatan itu dibutuhkan manakala ada kekuatan lain yang mengancam kedaulatan dan keutuhan Indonesia. "Kalau kita ingin damai, kita harus siap berperang, nmanakala ada kekuatan lain yang mengancam jkedaulatan dan keutuhan negara kita. If we want peace, prepare for war," ujar Presiden dalam sambutan peresmian monumen Dwikora dan Trikora di Markas Besar (Mabes) Tentara Nasional Indonesia (TNI), Cilangkap, Jakarta, Kamis (26/2).

Dalam acara itu Presiden didampingi oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menkopolkam Widodo AS, Mensesneg Hatta Rajasa, Seketaris Kabinet Sudi Silalahi, Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri, Panglima TNI Djoko Santoso, wagub DKI Prijanto. Meski begitu, Indonesia tetap menjalankan diplomasi yang tepat.

Guna melindungi kepentingan nasional. "Perang adalah jalan terakhir, jika tidak ada jalan lain dan Indonesia akan lebih menggunakan soft power," katanya. Indonesia juga harus membangun masa depan yang lebih baik untuk tetap menjaga, mempertahankan dan memelihara keutuhan NKRI. Hal lain yang harus dicermati, lanjut Presiden ialah hubungan antar bangsa pasca peristiwa 9 September 2001.

Pasca peristiwa serangan twin tower di Amerika Serikat (AS) itu menimbulkan varian baru dalam hubungan internasional, dibandingkan hakekat, dinamika dan anatomi hubungan antar bangsa pasca perang dingin. Situasi dunia, termasuk kawasan Asean dimana Indonesia secara geografis berada mengalami perubahan dan terus berkembang.

Oleh karena itu, pemerintah perlu terus melakukan pencermatan dan pembuatan perkiraan strategis secara terus menerus. "Tugas pokok TNI juga tidak akan pernah berubah, yaitu menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI apapun perkembangan yang terjadi pada tingkat dunia maupun tingkat kawasan," tukas Presiden.

Selain itu, situasi geopolitik Asia Tenggara juga telah mengalami perubahan. Komunitas ASEAN saat ini telah memiliki piagam baru yang di dalamnya ada kesepakatan Asean political security community atau masyarakat bersama untuk memelihara keamanan di Asia Tenggara. (mediaindonesia)

UEA Borong Pesawat Militer dan Rudal

Uni Emirat Arab memborong pesawat angkut militer, pesawat latih tempur, rudal udara ke udara pada pameran pertahanan IDEX 2009 ke-9 di Pusat Ekshibisi Nasional Abu Dhabi, 22 – 26 Februari 2009.

Rangkaian borong alutsista Angkatan Udara UEA ini dimulai saat diumumkan pembelian sekitar 220 rudal udara ke udara Raytheon AIM-120 C7 merupakan versi terakhir, 22/2. Pembelian ini terjadi setelah pemerintah UEA mendapat persetujuan pemerintah Amerika Serikat menjadi negara pertama pengguna rudal ini kawasan Timur Tengah.

F-16 Block 60 atau F-16F

Rudal akan dipasang di pesawat tempur F-16 Block 60 AU UEA, saat ini menggunakan AIM-120 C5. Selain AU AS, Yunani,Taiwan, dan UEA. Filandia dan Korea Selatan masuk daftar tunggu pengguna versi C7.

Pembelian rudal pembelian terbesar pertama di IDEX 2009.

Pembelian Pesawat Angkut Militer
Konfirmasi pembelian pesawat angkut militer Boeing C-17 dan Lockheed Martin C-130J, ditandai pembukaan selubung model kedua pesawat tersebut oleh putra Mahkota Sheik Mohammed, 23 /2. Meskipun belum diumumkan secara resmi, hampir dipastikan UEA membeli 12 C-130J dan sejumlah C-17.

Keberhasilan kedua, duet Boeing dan Lockheed Martin memasarkan C-130J dan C-17 secara bersamaan di kawasan Tim-Teng. Setelah Qatar menandatangani persetujuan pembelian 4 C130 J dan sebuah C-17 tahun lalu.

Pembelian Pesawat Latih dan Serang Ringan

Alenia Aermacchi M-346 Master (Foto: Alenia Aermacchi)

Puncak borong alutsista ketika Menteri Pertahanan UEA Mayjen Obaid Al Ketbi mengumumkan pemenang kompetisi jet latih lanjut , 25/2. Alenia Aermacchi M-346 Master menyisihkan Korean Aerospace Industries T-50 Golden Eye dan BAE Systems Hawk 128.

Alenia akan mengirimkan 48 pesawat yang digunakan sebagai pesawat latih dan serang ringan. Pembagian jumlah pesawat jenis latih dan serang belum diumumkan segera, karena proses negosiasi masih berlanjut. Menurut seorang eksekutif Alenia ke Defence News, proposal terakhir yang diajukan tahun lalu komposisinya 20 latih dan 20 serang ringan.

Dimana pada awalnya proposal pembelian 33 pesawat dan 7 pesawat opsi. Kemudian naik menjadi 48 pesawat.

Alenia Aermacchi M-346 resmi dinobatkan dengan nama M-346 Master, setelah dilakukan sayembara pemberian nama. Mauro Petrolati dinyatakan sebagai pemenang yang mengajukan nama MASTER, menyisihkan 4000 masukan. (defensenews/info-terkumpul.blogspot.com)

Rabu, 25 Februari 2009

Mayor Lek Harry Markonerry Danlanud Singkawang II

Pangkoopsau I Marsda TNI Imam Sufaat, S.IP menyaksikan Penandatanganan naskah serah terima jabatan pada Upacara Serah Terima Jabatan Komandan Lanud Singkawang II di Lapangan Upacara Lanud Singkawang II, Kalimantan Barat, Rabu (18/2).

25 Februari 2009, Singkawang -- Panglima Komando Operasi TNI Angkatan Udara I (Pangkoopsau I) Marsekal Muda TNI Imam Sufaat, S,IP bertindak selaku Irup pada Upacara Serah Terima Jabatan Komandan Lanud Singkawang II dari pejabat lama Mayor Elektronika (Lek) R. Donny Sedyatmoko kepada pengantinya Mayor Lek Harry Markonerry, di Lapangan Upacara Lanud Singkawang II, Kalimantan Barat, Rabu (18/2). Mayor Lek R. Donny Sedyatmoko merupakan alumni Akademi Angkatan Udara tahun 1993, menempati jabatan baru sebagai Pabandyakomnavavi Paban IV / Komlek Slogau, Jakarta. Sedangkan Mayor Lek Harry Markonerry merupakan alumni Akademi Angkatan Udara tahun 1996, sebelumnya menjabat sebagai Dansatkomlek Koopsau I, Jakarta.

Upacara Sertijab ditandai dengan pelepasan dan penyematan tanda jabatan dari Pankoopsau I, Marsekal Muda TNI Imam Sufaat kepada masing-masing pejabat lama dan baru.

Pangkoopsau I Marsekal Muda TNI Imam Sufaat dalam sambutannya mengatakan, melihat letak geografis, kedudukan Lanud Singkawang II, yang terletak di perbatasan dengan negara tetangga Malaysia, apabila dilihat dari pertahanan udara, maka pangkalan ini yang mempunyai potensi strategis. Melihat posisi tersebut, maka sangatlah tepat bila nantinya Lanud ini dikembangkan untuk mendukung terlaksananya operasi udara dan dapat menjadi ”alternate base” Lanud Supadio Pontianak.


Untuk itu sebagai salah satu Lanud di Koopsau I, Lanud Singkawang II harus mampu tampil sebagai ujung tombak pelaksana operasi TNI AU, baik sebagai pelaksana maupun dalam mendukung operasi Udara bagi satuan lainnya, yang dilakukan di Wilayahnya. Dengan kata lain Lanud Singkawang II, dituntut untuk selalu dalam kondisi yang siap operasional, sehingga sewaktu-waktu, dapat melaksanakan tugas-tugas, demi suksesnya tugas pokok TNI Angkatan Udara, dalam upaya menegakkan kedaulatan negara di Udara serta mendukung Penegakkan kedaulatan negara di darat dan di laut, kata Pangkoopsau I.

Mengingat demikian penting dan strategisnya Lanud Singkawang II, maka diperlukan pemikiran dan penanganan yang cermat dan serius. Untuk itu Pangkoopsau I, meminta kepada seluruh prajurit di Lanud ini, untuk terus meningkatkan profesionalisme, disertai dedikasi dan disiplin tinggi, yang disemangati Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan Delapan Wajib TNI.

tni-au

Kasad Resmikan Patung Udayana

25 Februari 2009, Denpasar -- Kasad Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo, Kamis (26/2) meresmikan Patung Raja Udayana dan Markas Brigif Komodo di Makodam IX/Udayana.

Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Hotmangaradja Pandjaitan dalam keterangannya menjelaskan bahwa patung raja udayana yang akan diresmikan oleh Kasad mengandung arti dan makna yang sangat mendasar bagi prajurit Kodam IX/Udayana. Karena nama Udayana yang dipakai sebagai lambang Kodam IX/Udayana adalah nama seorang raja dari Bali yang besar, baik kekuasaannya, daerahnya maupun pengaruhnya.

Raja Udayana memerintah tahun 989/011 M, daerah kekuasaannya meliputi Pulau Bali sampai ke Pulau Sumbawa. Sedangkan pengaruh kekuasaannya sampai di Jawa Timur.

Pusat pemerintahan kerajaan Udayana terletak diantara dua sungai yakni Sungai pakerisan dan sungai Patanu di wilayah Kabupaten Gianyar-Bali.

Permaisuri Raja Udayana berasal dari Jawa Timur dan seorang berputra bernama Airlangga, Raja besar dari kerajaan kahuripan di Jawa Timur.

Kata UDAYANA berasal dari bahasa sansekerta, yang terdiri dari kata UD berarti diatas dan INA berarti matahari, yang mengandung arti perjalanan matahari yang terbit dari timur, memancarkan sinarnya yang gemilang kesegala penjuru alam. Tenang tetapi tegas, enerjik dan bergerak terus tanpa berhenti kearah tujuan yang tidak ditentukan (orbit) dan tidak ada yang sanggup untuk menghentikannya.

Dengan diresmikannya patung Raja Udayana ini diharapkan kepada prajurit KOdam IX/Udayana bertekad untuk senantiasa berjuang dan bergerak terus, pantang mundur dan pantang menyerah dalam mengejar cita-citanya demi melindungi tanah air dan rakyat Indonesia. (edit@kodam-udayana)

DPR Serius Sikapi Masalah Sukhoi


25 Februari 2009, Pangkalpinang -- Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Yusron Ihza Mahendra, mengatakan, peristiwa terkuncinya dua pesawat tempur Sukhoi baru tipe SU30 milik
TNI-AU dalam sebuah latihan intersepsi udara di wilayah udara pesisir selatan Sulawesi Selatan, harus disikapi secara serius.

"Baru-baru ini kami sudah menggelar sidang dan masalah yang mencuat adalah adanya kecurigaan bahwa dua pesawat Sukhoi baru itu sengaja dikunci karena sudah dibidik menjadi sasaran tembak," katanya di Pangkalpinang, Rabu.

Namun, katanya, sejauh ini belum diketahui ada apa dibalik peristiwa di-`lock` (dikunci) pesawat Sukhoi dan tetap terus dilakukan penyisiran.

"Pihak TNI hingga sekarang masih tetap melakukan pengintaian dengan radius beberapa mil dari lokasi kejadian untuk memastikan apakah pesawat tempur itu sudah menjadi sasaran bidik musuh," katanya.

Menurut dia, sampai sekarang belum bisa dipastikan apakah peristiwa Sukhoi dilakukan oleh musuh atau memang sebuah kejadian `human eror`.

"Namun apapun alasannya, kejadian ini harus disikapi dengan serius karena saya juga ikut dalam sidang 'ketok palu' pembelian Sukhoi dan kalau ditemukan ada masalah maka tidak bisa dianggap enteng," katanya.

Ia mengatakan, pihak DPR RI terutama di Komisi I yang menangani bidang pertahanan dan keamanan terus mengkaji lebih dalam lagi apa penyebab terjadinya masalah dengan Sukhoi.

"Kami menunggu hasil penyisiran atau pengintaian yang dilakukan pihak TNI dan meminta laporan yang jelas atas masalah Sukhoi ini," katanya.

Menurut Yusron, kalau memang ada keterlibatan musuh dalam peristiwa Sukhoi ini, maka sebuah negara terbesar di Asia Tenggara tidak semudah itu dipermainkan pihak musuh.

"Yang menjadi pertanyaan siapa yang mengunci pesawat tempur itu. Kalau memang ada perlawanan dari pihak musuh,maka ibarat pertarungan `Boxing`,Indonesia tentu tidak ingin kalah hanya dengan satu kali tendangan," katanya.(antara)

Kasal: Keamanan Laut Indonesia Makin Tidak Terjamin

25 Februari 2009, Jakarta -- Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno secara terbuka mengakui, bahwa pengamanan dan penegakan hukum di laut nasional hingga saat ini makin tidak terjamin, meski ditangani oleh 13 instansi.

"Seyogyanya kondisi keamanan laut nasional makin terjamin. Namun, justru sebaliknya," katanya dalam Seminar Nasional Membangun Kejayaan Maritim Indonesia, di Jakarta, Rabu.

Menurut Tedjo, kenyataan yang terjadi selama ini adalah gangguan keamanan dan pelanggaran hukum di laut masih terus berlangsung dari tahun ke tahun dan cenderung meningkat baik kualitas maupun kuantitasnya.

Kondisi ini tentu sangat merugikan bangsa Indonesia dan berpotensi menghambat pembangunan ekonomi nasional mapun daerah, selain juga, merugikan bagi citra Indonesia di dunia internasional, khususnya negara-negara pengguna laut dan masyarakat pengguna jasa maritim pada umumnya.

"Dengan kata lain, seluruh pemangku kepentingan di republik ini diminta tanggung jawabnya terhadap konsekuensi logis Indonesia sebagai negara yang telah meratifikasi UNCLOS 1982," katanya.

Ia menyebut, beberapa permasalahan yang menjadi kendala nyata dalam pengamanan dan penegakan hukum di laut, antara lain, regulasinya masih terjadi tumpang tindih tentang tugas dan kewenangan 13 instansi di laut. "Hingga 2008, ada 10 peraturan perundang-undangan yang tumpah tindih," katanya.

Kemudian, dari aspek operasional, penanganan maupun pengelolaan pengamanan serta penegakan hukum di laut di perairan yuridiksi Indonesia masih carut marut. "Ini berdampak munculnya opini dunia terhadap Indonesia sebagai `the most dagerous waters in the world`" katanya.

Karena itu, tegasnya, tidak ada jalan lain untuk mengatasi persoalan tersebut, kecuali membentuk sebuah badan tunggal yang diberi kewenangan penuh dalam pengamanan dan penegakan hukum di laut yurisdiksi nasional, disamping TNI AL sebagai komponen utama pertahanan negara matra laut.

"Badan tunggal itu, sebagaimana amanat UU No 17/2008 tentang Pelayaran adalah lembaga Penjagaan Laut dan Pantai (Sea and Coast Guard) yang berwenang melaksanakan fungsi penjagaan dan penegakan hukum di laut dan pantai untuk menjamin terselenggaranya keselamatan dan keamanan di laut," katanya.

Lembaga ini nantinya akan bertanggung jawab kepada Presiden RI dan secara teknis operasional dilaksanakan oleh Menteri Perhubungan RI sebagaimana tertuang dalam pasal 276-281 UU No 17/2008 tentang Pelayaran.

Berdasarkan perkembangan itu, Tedjo mengusulkan, sedikitnya ada dua alternatif untuk membentuk "Coast Guard" yakni, membentuk organisasi baru Coast Guard atau membentuk Coast Guard yang menggantikan usulan organisasi Bakamla yang diusulkan oleh Bakorkamla.

Alternatif pertama, katanya, dapat lebih leluasa pembentukannya dan lebih fleksibel dalam pemenuhan persyaratan sesuai kualifikasi yang diinginkan dengan resistensi konflik kepentingan dari instansi pihak terkait, relatif kecil.

Sedangkan, alternatif kedua, tambahnya, organisasi Bakorkamla sejauh ini sudah independen dan tugas pokoknya telah fokus pada masalah pengamanan dan penegakan hukum di laut serta tidak bersifat sektoral.

Menanggapi dua alternatif ini, Badan Pengawas Institute for Maritime Studies, B. Kent Sondakh lebih cenderung memilih alternatif pertama. "Dua alternatif yang disampaikan KASAL itu, juga merupakan buah pemikiran yang kami sampaikan," katanya.

Ia memberikan contoh, negara yang membuat Coast Guard benar-benar baru adalah Malaysia dan bagi personil yang bersedia bergabung yang berasal dari Angkatan Laut Malaysia, diberi kenaikan pangkat dua tingkat.

"Soal Coast Guard berada dibawah koordinasi instansi apa, sebagian besar di dunia adalah di bawah Departemen Transportasi, tetapi ada juga yang lain, misalnya, Coast Guard Kanada di bawah Departemen Kelautan, di Amerika Serikat, Coast Guard di bawah Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat dan di India, di bawah Menteri Dalam Negeri," kata Sondakh.(antara)

Selasa, 24 Februari 2009

Kapan Indonesia Sehebat Iran?

Roket RX-250 Karya Peneliti LAPAN (Photo: Lapan)


25 Februari 2009, Jakarta -- Indonesia tertinggal jauh dari China, India dan Iran yang mampu meluncurkan satelit dengan teknologi sendiri. Sudah saatnya Indonesia kembali mengembangkan teknologi tinggi. Syaratnya, teknologi harus mampu menjadi lokomotif pertumbuhan.

Meskipun Indonesia sebagai negara awal yang mengoperasikan satelit, tapi tidak mampu menguasai teknologinya. Hingga saat ini, Indonesia hanya sebatas sebagai pengguna satelit, termasuk gagal mengantarkan astronot ke angkasa.

Menristek Kusmayanto Kadiman mengatakan Indonesia pernah berpihak secara besar-besaran kepada teknologi. Pada zaman BJ Habibie, keberpihakan pada kaum teknolog sangat besar.

"Namun sayangnya teknolog, ya kami-kami ini, tidak mampu membuat teknologi sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi," katanya, tadi pagi.

Akibatnya ada trauma, teknologi cuma bisa bikin susah dan kepercayaan memudar. Padahal kesempatan yang diberikan sudah selama 20 tahun. Menurut Kusmayanto, Indonesia tidak sukses karena mindset tidak satu.

Rudal Iran Zelzal 2 Diluncurkan Shahab 3 Siap Diluncurkan

Indonesia hanya bisa membuat pabrik pesawat terbang, pabrik senjata dan kapal laut, tapi tidak ada yang mau membeli hasilnya. "Itu yang saya bilang tidak satu mindset jika dibandingkan Iran saat mengembangkan nuklir, semua terlibat. Seperti University of Teheran mengembangkan ilmu-ilmu seperti fisika nuklir, mechanical engineering serta civil engineering ke arah pembangunan PLTN," kata Kusmayanto.

Padahal dari segi pendanaan, Indonesia membelanjakan dananya dalam jumlah besar. Kusmayanto mengatakan saat membangun pabrik pesawat terbang, Indonesia mempekerjakan ribuan tenaga kerja asing.

Rudal Iran Zelzal 2 Siap Diluncurkan

Untuk mengembangkan industri berteknologi di Indonesia, ia mengatakan yang penting adalah adanya kepemimpinan yang mampu mengarahkan industri itu untuk mencapai tujuan.

India, China dan Iran tercatat sebagai negara di Asia yang teknologinya berkembang pesat. Dibandingkan ketiga negara itu, Indonesia tertinggal jauh. Setelah meluncurkan satelit domestik pertama, Iran diperkirakan segera meluncurkan pesawat antariksa berawak.

Desain satelit Omid milik Iran juga telah diakui memiliki teknologi yang sangat maju. Iran juga mampu membangun pemroses data dengan teknologi ciptaan sendiri, dan roket dengan bahan bakar lebih efisien.

Pelucuran Roket Ruang Angkasa Iran Membawa Satelit Omid

Peluncuran satelit Omid atau yang berarti harapan berhasil mensejajarkan posisi Iran dengan negara-negara maju. Iran tercatat mampu membuat satelit dan mengirimkannya sendiri ke luar angkasa, dengan peluncur yang dibuat sendiri.

Negara Asia lain yang bidang kedirgantaraan maju adalah China. Pengembangan roket luar angkasa terjadi China setelah Tsien Hsue-Shen kembali dari Amerika pada 1955. Kini prestasi kedirgantaraan China menjadi ancaman bagi AS.

Sejak bertekad mengembangkan kedirgantaraan pada 1985, hingga Oktober 2000 China telah berhasil meluncurkan 27 satelit untuk Pakistan, Australia, Swedia, AS, Philipina, juga domestik. Hingga akhir 2008, China sudah dianggap kekuatan besar peluncur satelit komersial.

Sementara AS, Rusia dan Eropa bekerja sama membangun stasiun ruang angkasa, China berani sesumbar akan membangun sendiri pada 2020. Sebelum tenggat itu, China juga akan menginjakkan kaki di bulan.


Long March Roket Milik Cina (Photo: BBC)

China akan menjadi negara kedua setelah AS, serta negara Asia kedua yang wahananya berhasil mencapai bulan. Sebelumnya India sukses mengirim wahana ke bulan meski tanpa awak.

Industri dirgantara China dikembangkan dari infrastruktur, ilmuwan, dan teknologi yang sama sekali dari nol. Tapi hanya dalam 50 tahun, China berhasil masuk sebagai negara elit yang mampu membangun pesawat angkasa berawak, reparasi satelit, juga peluncuran lebih dari satu satelit menggunakan satu roket.

Selain Iran dan China, India juga memiliki industri kedirgantaraan maju dan mampu meluncurkan 10 satelit sekaligus ke orbitnya dalam satu misi luar angkasa. Pencapaian itu sekaligus sebagai lompatan besar dalam sejarah 45 tahun program luar angkasa India.

Astronot Indonesia Pratiwi Sudarmono menilai, pengembangan kedirgantaraan di Indonesia memang bukan prioritas karena pemerintah sedang membutuhkan banyak dana untuk membangun ekonomi. Tapi Indonesia sebenarnya memiliki nilai strategis di bidang kedirgantaraan.

Posisi di khatulistiwa menjadikan Indonesia sebagai wilayah paling strategis untuk meluncurkan satelit. Jika diluncurkan dari wilayah Indonesia, roket akan lebih mudah menjangkau orbit.

Masalah pendanaan riset dirgantara bisa ditutup dengan kerjasama misalnya dengan Rusia. Indonesia menyediakan wilayah untuk fasilitas peluncuran satelit tapi mendapat alih teknologi serta fasilitas untuk penelitian kedirgantaraan.

Indonesia kata Pratiwi memiliki sumber daya manusia yang bisa diandalkan di bidang kedirgantaraan. Indonesia memiliki Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), selain juga banyak universitas yang membuka studi kedirgantaraan. (waspadaonline)

Lakespra Miliki Water Survival Training Baru


24 Februari 2009, Jakarta -- Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa TNI Angkatan Udara (Lakespra) Dr. Saryanto saat ini memiliki peralatan Water Survival Training (WST) buatan Canada.

Peralatan tersebut diawaki oleh lima belas personel Lakespra yang telah lulus mengikuti Modular Egress Training Simulator (Mets) Hoist Operator dan dan memiliki brevet selam (Scuba Diver).

Peralatan tersebut diawaki oleh lima belas personel Lakespra yang telah lulus mengikuti Modular Egress Training Simulator (Mets) Hoist Operator dan dan memiliki brevet selam (Scuba Diver).

WST bantuan dari Mabes TNI tersebut dilengkapi dengan kolam seluas 300 meter persegi dengan kedalaman empat setengan meter dan dilengkapi pula dengan alat hoist seperti yang terpasang pada pesawat helicopter. Peralatan SWT ini juga dapat digunakan oleh awak pesawat angkut seperti Cassa, CN-235 dan C-130 Hercules. (tniau)

Koarmatim Memiliki Sarana Menembak Canggih

Surabaya - Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) memiliki fasilitas baru berbasis komputer untuk melatih prajuritnya agar piawai dalam menembak.

Fasilitas latihan bernama "Virtual Arms Solution FTS D-425" itu diujicoba oleh Pangarmatim, Laksda TNI Lili Supramono beserta pejabat teras Koarmatim di Komando Latihan (Kolat) Koarmatim, Surabaya, Selasa.

Pada siaran persnya, Kadispen Koarmatim, Letkol laut (KH) Drs Toni Syaiful menjelaskan, alat yang berada di ruangan ber-AC itu tergolong canggih dan mampu menampilkan berbagai objek sasaran tembak, baik yang diam naupun bergerak serta untuk pertempuran jarak dekat, jarak jauh maupun di atas kapal.

"Dengan dilengkapi dua unit mesin khusus berikut dua komputer yang sudah terprogram, maka penembak dapat meminta gambar sasaran tertentu kepada operator dalam jarak dekat, jarak jauh, bergerak, statis, di atas kendaraan, di atas kapal dan lainnya," katanya.

Selain itu, katanya, sinar di ruangan dapat diatur, apakah terang, remang-remang bahkan gelap gulita. Di dalam arena itu bisa menampung delapan penembak sekaligus.

"Senjata yang digunakan juga senjata khusus yang telah terhubung dengan komputer. Nilai atau skor, gerakan si penembak saat mebidikkan senjatanya ke sasaran, serta kesalahan dalam gerakan dapat terbaca secara akurat di layar monitor operator maupun pada layar di depan si penembak," ujarnya.

Dengan demikian, katanya, dapat dilakukan koreksi secara baik dan akurat tingkat kesalahan seorang penembak yang akan susah diketahui apabila dilaksanakan secara manual di lapangan tembak biasa.

Pada arena itu, penembak dapat memilih berbagai posisi, seperti berdiri, jongkok maupun tiarap.

Pangarmatim pada kesempatan itu mengatakan, fasilitas tersebut merupakan bantuan dari Mabes TNI. Menurutnya, di Indonesia baru Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) dan Koarmatim yang memiliki fasilitas itu.

"Karena itu kami berterima kasih kepada Panglima TNI atas perhatiannya kepada Koarmatim. Tentunya akan kami pergunakan semaksimal mungkin untuk meningkatkan profesionalitas menembak prajurit Koarmatim," katanya. (antarajatim)


Letkol (Kav) Erwin Djatniko Komandan Yonkav 3/Tank

24 Februari 2009, Surabaya -- Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Soewarno melantik Letkol (Kav) Erwin Djatniko sebagai Komandan Batalyon Kavaleri (Yonkav) 3/Tank menggantikan Letkol (Kav) Gathut Setyo Utomo.

Siaran pers Pendam V/Brawijaya yang diterima ANTARA di Surabaya, Selasa menyebutkan, Letkol Gathut Setyo Utomo selanjutnya akan menjabat Komandan Kodim 0816/Sidoarjo, sedangkan Letkol Erwin Djatniko sebelumnya bertugas Kodiklat TNI AD.

Pangdam V/Brawijaya dalam amanatnya mengatakan, setiap kegiatan alih tugas dan jabatan merupakan mekanisme dalam pembinaan personel di lingkungan Kodam V/Brawijaya.

"Ini merupakan penyegaran dalam kehidupan satuan sehingga kinerja satuan tetap terpelihara dengan baik. Selain itu juga agar masing-masing personel memiliki bekal pengalaman yang cukup guna menghadapi pengembangan karier yang lebih tinggi di waktu yang akan datang," katanya.

Pada kesempatan itu ia mengingatkan bahwa jabatan itu merupakan amanah yang harus dipertanggungjawabkan kepada Tuhan, kepada pimpinan dan kepada prajurit yang dipimpin.

"Oleh sebab itu tugas jabatan ini harus dilaksanakan dengan penuh kepedulian dan rasa tanggung jawab. Kembangkan kreatifitas dengan melakukan terobosan baru dalam melakukan pembinaan satuan yang penuh dengan keterbatasan," katanya.

Menurut dia, Yonkav 3/Tank merupakan salah satu satuan yang diandalkan, baik oleh Kodam V/Brawijaya maupun Pusat Kesenjataan Kavaleri (Pussenkav) TNI AD. Selain berprestasi, satuan ini siap untuk menghadapi ancaman yang mungkin timbul di wilayah NKRI, baik dalam tugas perang maupun nonperang.

Menghadapi agenda nasional dan permasalahan bangsa saat ini, Pangdam menegaskan, perlunya meningkatkan kekompakan antara anggota TNI, Polri dan masyarakat.

"Tahun 2009 sebagai tahun politik dengan agenda Pemilu Legislatif pada April dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden pada Juli, prajurit harus berpegang teguh pada netralitas TNI sehingga memiliki kekuatan dalam mengatasi berbagai permasalahan di lapangan tanpa melihat siapapun," katanya.(antarajatim)

KSAU: Sukhoi TNI AU dalam Kondisi Baik


JAKARTA--MI: Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Subandrio menyatakan, ketujuh pesawat jet tempur Sukhoi TNI Angkatan Udara (AU), dalam kondisi baik dan siap untuk operasional. Ia mengemukakan, semua pesawat telah rutin menjalankan latihan seperti biasa.

"Gak ada masalah," ungkap Subandrio setelah menghadiri commander's call Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso, bersama Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo.

Ia menegaskan, setelah dilakukan pengecekan secara teliti pada seluruh sistem pesawat terutama Radar Warning Receiver (RWR), semua dalam kondisi baik.

Pada kesempatan itu pula, Subandrio mengemukakan, dalam setiap latihan air intercepetion wajar terjadi lock dan me-lock antara pesawat sedang berlatih. "Itu terjadi pula pada pesawat tempur lainnya. Gak masalah. Semuanya pokoknya, dalam kondisi baik jika terjadi sesuatu pasti itu sudah masuk dalam laporan untuk ditindaklanjuti," ujarnya serius.

TNI AU baru saja mendapat tiga pesawat Sukhoi SU-30MK2 dari enam yang dipesan untuk melengkapi empat pesawat Sukhoi SU-27SK dan SU-30MK yang telah dimiliki sebelumnya. Tiga unit Sukhoi SU-30MK2 yang tiba di Indonesia akhir 2008 dan awal Januari 2009 itu, telah mengalami ujicoba oleh pilot-pilot Rusia setelah dirakit di Skadron Teknik 044 Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin, Makassar.

Dalam ujicoba tersebut, seluruh sistem ketiga pesawat masing-masing TS-3003, TS-3004 dan TS-3005, dinyatakan berjalan baik termasuk RWR. "Hingga kini semua berjalan baik. Dan untuk pemeliharaan dan perawatan pesawat kita mendapat atensi dari pihak Rusia dua tahun sekali," demikian KSAU. (mediaindonesia)

Senin, 23 Februari 2009

Lapangan Terbang Perintis di Miangas

24 Februari 2009, Jakarta -- Pemerintah akan membangun lapangan terbang perintis (air strip) di Pulau Miangas, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, untuk membuka isolasi pulau tersebut. Hal ini disampaikan Juwono saat rapat dengan Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat di Jakarta kemarin.

Lapangan terbang ini diharapkan juga bisa mendukung kesinambungan logistik dan transportasi bagi operasi sehari-hari TNI. Pembangunan lapangan perintis ini usulan TNI kepada Departemen Perhubungan. Pembangunan ini juga ditujukan untuk pengelolaan dan pengamanan pulau-pulau kecil terluar. (korantempo)

Korut gelar rudal baru


24 Februari 2009, Seoul - Korea Utara (Korut), yang memperingatkan Semenanjung Korea di ambang perang, menggelar sejumlah peluru kendali baru untuk menghantam wilayah-wilayah Asia yang lebih luas dan meningkatkan kekuatan pasukan tempur khususnya, kata sebuah laporan resmi kebijakan pertahanan Korea Selatan (Korsel), tadi malam.

Korut yang terkucil itu juga akan melakukan ujicoba rudal yang memiliki jangkauan tembak paling jauh, yang dirancang untuk menyerang wilayah Amerika Serikat (AS) tetapi tidak pernah berhasil terbang pada akhir bulan ini, kata seorang pengamat pertahanan terkemuka akhir pekan lalu.

Buku Putih Pertahanan Korsel mengatakan Korut menggelar rudal jarak menengah baru yang dapat mencapai sasaran sejauh 3.000 km dan bisa menghantam seluruh wilayah Jepang, yang secara tetap mengecam dalam media resminya.


Nodong-I ballistic missile (foto: militaryphotos)

Korut sudah memiliki ratusan rudal balistik yang belum sempurna yang dapat menghantam seluruh wilayah Korsel dan sebagian besar Jepang, kata kementerian itu.

"Pasukan konvensional Korut, yang pengembangan dan peningkatan senjata pemusnah massal serta senjata nuklir dan rudal, dan penggelaran pasukannya, merupakan ancaman langsung dan serius terhadap keamanan kami," kata laporan resmi itu seperti dilaporkan Reuters.

Laporan resmi dua kali setahun itu mengatakan Korut yang memiliki 1,19 juta tentara, meningkatkan jumlah pasukan tempur khususnya sejumlah 60.000 dan kini menjadi 180.000 personil serta memordernisasi pasukan infantrinya untuk serangan yang lebih efektif terhadap Korsel.

Laporan itu mengatakan negara komunis tersebut memproduksi sekitar 40 kg plutonium, yang menurut para ahli akan cukup untuk membuat paling tidak lima senjata nuklir dan sedang berkerja untuk meningkatkan kemampuan rudal.

KN-02 tactical ballistic missile (foto: militaryphotos)

Para pejabat Korsel mengatakan mereka cemas Korut mungkin juga berusaha untuk meningkatkan ketegangan dengan menembakkan rudal-rudal jarak pendek ke arah satu perbatasan Laut Kuning yang disengketakan dengan Korsel di lepas pantai semenanjung itu. Di perbatasan laut itu pernah terjadi konflik antara angkatan laut kedua negara yang menelan korban jiwa.

Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton memperingatkan Korut dalam satu kunjungan ke Seoul Jumat lalu agar tidak melakukan aksi provokasi, berhenti mencela tetangga selatannya dan memulai kembali perundingan perlucutan senjata nuklir internasional yang tersendat-sendat itu.

SCUD tactical ballistic missiles (foto: militaryphotos)

Dalam satu siaran pers akhir pekan lalu, Joseph Bemudez, seorang pengamat terkemuka pada Mingguan "Jane's Defence" mengatakan foto-foto satelit baru-baru ini menunjukkan Korut mungkin sedang mempersiapkan peluncuran rudal jangkauan paling jauhnya dalam beberapa hari ke depan.

Jika peluncuran itu berhasil, Korut akan memiliki rudal dengan jangkauan tembak paling maksimum 6.700 km, yang dirancang membawa satu hulu ledak nuklir yang dapat menghantam sejumlah wilayah AS.

Ini untuk pertama kali Korut menimbulkan ancaman keamanan pada AS.

waspada

Serah Terima Jabatan Asintel dan Aspers Kolinlamil

Panglima Kolinlamil Laksda TNI Bambang Supeno memberikan ucapan selamat kepada mantan Aspers Pangkolinlamil Kolonel Laut (P) R. Edi Surjanto usai upacara penyerahan Jabatan Asintel dan Aspers Pangkolinlamil, di Mako Kolinlamil Tanjung Priok Jakarta. Jumat (20/2). Mantan Asintel Pangkolinlamil Kolonel Laut (S) Basuki Riatno dan Aspers Pangkolinlamil Kolonel Laut R. Edi Surjanto selanjutnya akan mengikuti pendidikan Sesko TNI di Bandung. (tnial)

Ruranpur Brigif 1 Marinir Perdalam Mountering dan Kesenjataan

Uji Alat Air Plumate

24 Februari 2009, Jakarata -- Rupanpur sebagai satuan kecil yang berfungsi sebagai mata dan telinganya Batalyon Infanteri dituntut mempunyai spesialisasi yang lebih dibanding dengan personil dari satuan infanteri lainnya, satuan ini dikatagorikan sebagai satuan elite dari Batalyon Infanteri yang notabene 1 klik dibawah Taifib.

Pelatihan pemantapan personil Rupanpur yang dilatih oleh personil Taifib dan Denjaka, bertujuan agar personil Rupanpur memiliki kemampuan yang hampir setara / menguasai ilmu / spesialisasi yang dimiliki Satuan Khusus / elite Korps Marinir.

Rupanpur juga dituntut bisa mengawaki seluruh matrial yang sering digunakan oleh satuan-satuan khusus lainnya, diantaranya Mountenering, PJD / CQB, Kesenjataan, Sniper dll. Baru-baru ini pada tanggal 17 - 18 Pebruari 2009 telah dilaksanakan pendalaman penguasaan tehnik kesenjataan dan mountenering di lingkungan Rupanpur Brigif 1 Marinir.

Selaku instruktur dalam pendalaman latihan ini diambil dari personil Intai Ampibi 1 dengan materi latihan diantaranya cara menggunakan Air Plumate sejenis pelontar jangkar yang berfungsi sebagai media infiltrasi / sabotase dan juga sebagai alat pendukung pendakian serta latihan Mountenering. Latihan pendalaman ini dilaksanakan di Yon Taifib 1 dan Area Brigif 1 Mar. (marinir)

Kadet ALL Latihan Praktek Senjata Atas dan Bawah Air

KRI Fatahillah 361 Tempat Lattek Kadet ALL

24 Februari 2009, Surabaya -- Sebanyak 55 Kadet tingkat III Korps Pelaut Akademi Angkatan Laut Angkatan 55, saat ini tengah melaksanakan latihan praktek (Lattek) kesenjataan. Latek yang dilaksanakan di Seart dan Sesenbar (Kobangdikal), Arsenal dan KRI (Sigma Class dan Fatahillah Class) ini akan berlangsung selama 10 hari, yaitu dari tanggal 16-27 Februari. Dalam Lattek ini diajarkan bagaimana prinsip dan cara kerja secara mendalam serta penggunaan dari semua jenis senjata atas air maupun senjata bawa air yang dimiliki oleh TNI AL.

Sasaran dari Lattek kesenjataan ini diharapkan para Kadet tahu dan menguasai cara kerja Rudal Harpoon, Exocet MM 38, cara kerja torpedo, ranjau kontak, ranjau magnet, ranjau kombinasi, bom laut, roket, meriam dengan berbagai jenis, dan menguasai macam-macam bagian amunisi senjata atas air dan bawah air serta cara pemeliharaannya, jelas Kepala Departemen Pelaut Kolonel Laut (P) I.N.G. Sudihartawan.

Korps Pelaut harus memiliki kemampuan untuk mengetahui proses kegiatan administrasi, pemeriksaan, pemberkasan, juga harus paham dan mahir mengoperasikan alat peralatan canggih di anjungan untuk siap berlayar dan bertempur, serta menguasai tentang prinsip-prinsip, cara kerja dan penggunaan dari semua jenis senjata atas air maupun senjata bawah air yang dimiliki TNI AL, terang Gubernur AAL Laksda TNI Moch. Jurianto, S.E.

“Kadet dididik dan dibekali di AAL ini untuk menjadi prajurit yang profesional matra laut, karena pada gilirannya suka atau tidak suka, cepat atau lambat para Kadet inilah yang nantinya yang akan mengawaki organisasi dan Alutsista TNI AL. Dengan demikian, para Kadet dituntut harus meningkatkan profesi sesuai dengan bidangnya masing-masing”, tambah Laksda TNI Moch. Jurianto, S.E. (tnial)

RI Siap Produksi Rudal

Roket Buatan Lapan Sedang Diujicoba

24 Februari 2009, Jakarta -- Riset pemerintah dalam bidang pertahanan mulai membuahkan hasil. Dalam waktu dekat, Indonesia akan memproduksi rudal alias peluru kendali. Saat ini Departemen Pertahanan sudah mematangkan rencana jangka pendek tersebut.

''Departemen Pertahanan telah merintis pengembangan roket menjadi rudal atau peluru kendali,'' kata Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi I DPR kemarin.

Juwono menegaskan, kemajuan riset tersebut telah cukup signifikan. Saat ini, kata dia, Dephan bersama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) telah mengembangkan roket kaliber 70 milimeter sebagai roket militer yang dilengkapi hulu ledak. Produk tersebut adalah hasil kerja sama komprehensif antara dua pihak. ''Lapan telah berhasil mengembangkan roket dengan berbagai kaliber. Di antaranya kaliber 70 milimeter dan 122 milimeter. Sebelumnya roket Lapan adalah roket ilmiah untuk keperluan nonmiliter,'' terang Juwono.

Selain itu, Dephan telah bekerja sama dengan salah satu produsen senjata dan pelengkapan militer nasional yakni PT Pindad. Kerja sama itu dalam bentuk penelitian hulu ledak kaliber 122 milimeter. Hulu ledak tersebut adalah salah satu komponen dalam pengembangan roket.

Sedangkan roket yang tengah dikembangkan pemerintah adalah jenis roket dari tanah ke tanah (ground to ground) dan dari udara ke tanah (air to ground). ''Kami juga meneliti penguatan materi energi yang bersifat eksplosif dan protelan,'' tambahnya.

Sejatinya ide memproduksi rudal dalam negeri sudah mengemuka sejak 2005. Sebelumnya, pemerintah telah menggelontorkan dana Rp 2,5 miliar untuk proyek pembuatan rudal. (jawapos)

Admin: MANTAP !!!!!!!!!!!
tapi jangan hanya wacana aja yach !!

Korvet Visby Bertugas Akhir Tahun


Angkatan Laut Kerajaan Swedia segera mengoperasikan korvet kelas Visby dengan teknologi siluman diakhir tahun ini. Kontruksi kapal dimulai tahun 1996 oleh galangan kapal Swedia Kockums.

Empat korvet yaitu Visby K31, Helsingborg K32, Harnosand K33, Nykoping K34, dan Karlstad K35 telah selesai dipasang persenjataan dan uji coba pelayaran.


Kemampuan misi korvet kelas Visby meliputi pembersihan ranjau, peperangan anti kapal selam, pertempuran permukaan, pengamatan laut serta pengawalan kapal niaga.


Korvet ini mempunyai panjang 73 m, lebar 10.4 m, berat 600 ton, awak 43 orang dan mampu dipacu lebih dari 35 knot.

marinebuzz/@info-terkumpul

Kesiapan Pesawat AL 65 Persen

CN-235 MPA Milik TNI AU

23 Februari 2009, Jakarta -- TNI AL punya 71 pesawat berbagai jenis seperti Cassa, Nomad, dan helikopter. Dari jumlah tersebut, kesiapan kekuatan udara yang dimiliki hanya sekitar 65 persen. "Separuhnya berumur di atas 20 tahun," kata Kepala Staf TNI AL (KSAL), Laksamana Tedjo Edhi Purdijatno dalam siaran pers yang diterima redaksi.

Luasnya wilayah perairan Indonesia yang harus diamankan memerlukan pengembangan kekuatan penerbangan. Idealnya, matra laut memiliki 135 pesawat. "Rencana ini memang tidak murah," katanya. Untuk menambah kekuatan, TNI AL tengah memesan tiga pesawat ke PT Dirgantara Indonesia.

Dengan total kontrak US$75 juta (sekitar Rp700 miliar), matra laut memesan dua pesawat patroli maritim CN235 dan satu pesawat angkut Casa 212. Ketiga pesawat diperkirakan selesai pertengahan tahun depan. Sampai tahun 2024, TNI AL merencanakan memiliki 120 pesawat. (jurnalnasional)

Pengantian Dua Pesawat Tempur Tertunda

Super Tucano Calon Pengganti OV-10 Bronco

23 Februari 2009, Jakarta -- Penggantian dua pesawat tempur TNI AU, yakni OV-10 Bronco dan Hawk MK-53 dipastikan tertunda. Pengadaan dua pesawat pengganti tidak tercantum dalam percepatan penyerapan sisa anggaran pertahanan dari Kredit Ekspor periode 2004-2009 yang disepakati pemerintah, pekan lalu.

Artinya, pengadaan pesawat baru dijadwalkan periode 2010-2014. Meski kecewa, Kepala Staf TNI AU (KSAU) Marsekal Subandrio mengaku tidak mempermasalahkan keputusan tersebut. "Masih lebih baik karena pengadaan yang sudah dijadwalkan tidak ada yang dipotong," katanya menjawab Jurnal Nasional, beberapa waktu lalu.

Dalam percepatan kredit ekspor US$1,2 miliar atau sekitar Rp14 triliun itu, TNI AU mendapat jatah pengadaan rudal dan bom pesawat tempur, serta alokasi bertahap pembayaran pembelian enam Sukhoi dari Rusia. "Kontrak-kontrak itu yang harus diselesaikan tahun ini," katanya.

Beberapa persenjataan yang dialokasikan dibeli antara lain, panser Pindad untuk TNI AD, pesawat Skytruck asal Polandia pesanan TNI AL, serta pembelian kapal selam dan kapal perusak kawal rudal.

KSAU mengungkapkan, secara operasional sebenarnya penggantian kedua pesawat tidak bisa ditunda. Alasannya, Bronco sudah dikandangkan sejak medio 2007 lalu. Matra udara sudah merekomendasikan Super Tucano dari Brasil untuk menggantikan Bronco.

"Waktu itu dikandangkan supaya cepat diganti, ternyata tidak juga (penggantinya)," kata Subandio. Dari enam unit MK-53 yang ada, hanya dua unit yang kondisinya siap terbang. Ketersediaan suku cadang yang makin sulit mengakibatkan tingkat kesiapan MK-53 makin menurun.

Untuk pengganti MK-53, TNI AU mengaku masih menggodok berbagai jenis pesawat. Setidaknya terdapat lima alternatif, yakni, L-159B dari Republik Ceko, Yak-130 dari Rusia, Aermacchi M346 asal Italia, Chengdu FTC-2000/JL-9 dari China, dan T-50 asal Korea.

Pilot-pilot tempur matra udara pun telah mencoba seluruh pesawat-pesawat tersebut. Namun, karena anggaran belum jelas, TNI AU masih mengelak menyebutkan pesawat mana yang menjadi prioritas. (jurnalnasional)

Admin:
HALO !!!! para pemangku kekuasaan
Ada dua skadron tanpa pesawat
Ada lusinan pilot terlatih tanpa pesawat
Ada wilayah nan luas makin tak terjaga
Apakah tak ada cara yang cerdas mengatasi kurangnya anggaran

Disisi lain, dana melimpah diparkir di SUN
mengharapkan rente daripadanya
karena tak pernah dilaporkan berapa rente yang didapat
kemanakah larinya rente-rente tsb ?????

Kostrad Rekrut 14 Ribu Personel

23 Februari 2009, Samarinda -- Komando Strategis dan Cadangan Angkatan Darat (Kostrad) akan merekrut 14.000 personel untuk ditempatkan di Divisi III/Kostrad, di Sorong, Papua. Pembangunan Divisi III akan terealisasi tahun 2025.

“Untuk satu divisi terdapat 14.000 personel dan minimal tiga brigade. Oleh karena itu, kami akan merekrut sebagian personel yang baru untuk di tempatkan di Divisi III,” kata Panglima Kostrad Letjen George Toisutta di Samarinda, Minggu (22/2) kemarin.

Pembangunan Kostrad Divisi III tersebut berfungsi sebagai pengamanan di daerah wilayah timur. Ada dua brigade yang akan mengisi Divisi III, tetapi sementara dikendalikan langsung Markas Kostrad, yakni Makassar dan Gorontalo. "Jika, Divisi III sudah direalisasikan Makassar dan Gorontalo akan di bawah komando Divisi III itu,” katanya. (jurnalnasional)