Sabtu, 11 April 2009

Kapal Baru KRI Frans Kaisiepo Menuju Indonesia


12 April 2009, Vlissingen, Belanda -- Setelah dua tahun dibuat di Belanda, KRI Frans Kaisiepo 368 resmi berlayar menuju ke Indonesia dengan lama perjalanan sekitar 46 hari.

Kapal tersebut dilepas Dubes RI untuk Kerajaan Belanda, J.E Habibie di Pelabuhan Vlissingen, Belanda, Sabtu siang sekitar pukul 13.00 waktu setempat.

Sebelumnya dilakukan upacara persiapan pemberangkatan dipimpin Habibie di dermaga Pelabuhan Vlissingen, Belanda.

Keakrabatan dan rasa haru antara sejumlah ABK KRI Kaisiepo dan masyarakat Belanda serta warga Indonesia di Belanda, terlihat saat sejumlah ABK bersalam-salaman dan berpelukan dengan para masyarakat sekitar.

Bahkan, ada pula masyarakat Belanda yang dengan sengaja menggunakan pakaian kebaya, pakaian adat tradisional Indonesia, turut menghadiri upacara perpisahan tersebut.

Kapal tersebut akan berlayar melalui Spanyol, Italia, Mesir, Jeddah. Di Jeddah, sejumlah ABK tersebut akan melakukan umrah selama empat hari. Setelah itu, mereka kembali melakukan perjalanan menuju India, Sabang, Jakarta dan Surabaya.


Dubes RI berharap kehadiran KRI tersebut semakin menambah kekuatan armada perairan RI karena telah dilengkapi fasilitas yang canggih.

Komandan Satgas Yekda Korvet, Kolonel Laut pelaut Widodo mengemukakan bahwa Indonesia membutuhkan sekitar 270 unit kapal perang untuk bisa secara keseluruhan menjaga kedaulatan perairan dan integritas bangsa Indonesia.

"Setidaknya negara lain yang ingin memasuki batas perairan tanah air ini tanpa resmi, akan berpikir beberapa kali dikarenakan kekuatan armada kapal perang yang dimiliki Indonesia," katanya.

Menurut Widodo, KRI Frans Kaisiepo adalah kapal terakhir yang dibuat di Belanda dengan menggunakan alat teknologi canggih yang tak dimiliki negara lain. Ketiga kapal perang TNI AL yang sebelumnya dibuat di Belanda adalah KRI Diponegoro 365, Hasanuddin 366, dan Iskandar Muda 367

Masing-masing kapal menelan biaya sekitar 1,7 juga euro. Menurut Widodo, pembuatan empat kapal tersebut merupakan program Departemen Pertahanan yang dananya berasal dari kredit ekspor. Pengerjaan empat kapal tersebut dilakukan di Damen Schelde Naval Shipbuilding sejak 2004. (ANTARA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar