Kamis, 30 April 2009

Danyon 751 Sentani Dicopot

Prajurit TNI Angkatan Darat Batalyon Infanteri 751/Berdiri Sendiri, Sentani, Papua (tengah, di balik pepohonan), Rabu (29/4), menyulut api di markas mereka, 30 kilometer di barat Jayapura. Mereka mengamuk dengan melemparkan benda keras ke arah kaca dan beberapa menembakkan senjata ke udara. Wakil Komandan Yonif 751/BS Mayor (Inf) Raimond Power Simanjuntak mengalami luka bocor di bagian kepala akibat terkena lemparan benda keras. (Foto: Kompas/AFP)

30 April 2009, Jayapura -- Komandan Batalyon Infanteri 751/Berdiri Sendiri (BS), Sentani, Kabupaten Jayapura Letkol Inf Lambok Sihotang dicopot dari jabatannya menyusul peristiwa mengamuknya ratusan anggota batalyon itu Rabu kemarin.

Kepala Staf Angkatan TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo mengatakan hal itu usai berdialog dengan anggota Yonif 751 di Jayapura, Kamis.

Kemarin, ratusan prajurit batalyon ini mengamuk di dalam markas dengan merusak rumah dinas Danyon 751 Letkol Inf Lambok Sihotang karena kesal hak-haknya seperti uang makan dan uang kesejahteraan lain dipotong.

Mereka juga jengkel komandannya mempersulit pemakaman jenazah seorang prajurit yang meninggal dunia akibat sakit.

Jenazah prajurit akan dimakamkan di Nabire, Papua, namun terkendala sewa pesawat mahal. Para prajurit lalu mengumpulkan uang agar jenazah dapat dimakamkan di Nabire.

Amuk prajurit reda setelah Pangdam XVII/Cinderawasih Mayjen TNI Azmin Yusri Nasution datang ke lokasi untuk berdialog dengan mereka dan berjanji memproses secara hukum Danyon 751.
(ANTARA)

Kronologi Keributan di Mako Yonif 751/BS

1. Ahad (26/4) Seorang Prajurit Kompi E Yonif 751/BS meninggal karena sakit.
- Anggota Kompi meminta izin kepada komandan untuk jenasah almarhum disemayamkan di Mako Yonif 751 sambil menunggu keberangkatan.
- Walau sempat tidak mendapat izin, namun akhirnya diizinkan Danyon, hingga akhirnya jenasah disemayamkan di Mako Yonif.
- Ketika diminati bantuan satuan untuk membiayai pengiriman jenazah ke Nabire, ditolak oleh Danyon
- Teman-teman angkatan mengumpulkan uang hingga Rp 42 juta untuk memberangkatkan jenasah almarhum Joko ke Nabire.
2. Rabu (29/4) sekitar pukul 06.00 Wit, prajurit bujang mogok tugas di Kompi A.
- Pukul 09.00 Wit sejumlah perwira mendatangi prajurit yang melakukan mogok dan berniat membubarkan mereka.
- Bukannya membubarkan diri, malah para prajurit marah kepada para perwira.
- Pukul 11.00 Wit Danyon datang ke mako dan menenangkan para prajurit serta mendengar keluhan mereka.
- Pukul 12.00 Wit prajurit Kompi E datang menggunakan 3 truk dan mengejar Danyon serta merusak beberapa fasilitas infrastruktur Dinas.
- Pukul 15.00 Wit anggota Kompi E hendak pulang namun ditahan oleh petugas piket di depan pos provost.
- Pukul 15.00 Wit hingga 16.30 Wit terdengar bunyi rentetan senjata secara terus menerus.
- Pukul 17.00 Wit Keadaan mulai kondusif kembali.
- Pukul 17.15 Wit Pangdam datang ke Mako Yonif 751/BS.
(Cenderawasih Pos)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar