MAKASSAR, 17/4 - PASUKAN BRIMOB. Sejumlah pasukan Brimob Polda Sulselbar berjalan saat akan diberangkatkan ke Papua di Markas Brimob Polda Sulselbar, Jumat (17/4). Sebanyak satu satuan setingkat kompi (1 SSK) pasukan Brimob Polda Sulselbar di perbantukan di Papua guna mengamankan daerah tersebut termasuk pengamanan Pilpres 2009 mendatang. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/Koz/mes/09)
18 April 2009, Jayapura -- Keberadaan kelompok sipil bersenjata di Papua yang disinyalir dari TPN/OPM semakin menunjukkan eksistensinya. Setelah sebelumnya terlibat kontak senjata dengan rombongan anggota Brimobda dan menyebabkan 1 anggota bernama Bripda Dance Musa Aninam meninggal.
Giliran Jumat (17/4) kemarin sekitar pukul 10.10 WIT, kelompok TPN/OPM yang diduga pimpinan Matias Wenda terlibat kontak senjata dengan anggota TNI Satgas Pam Yonif 725/ Woroagi di Pasar Skow- Wutung atau sekitar 50 meter dari Markas Pos Satgas perbatasan RI-PNG. Hanya saja, dalam kontak senjata yang terjadi selama 5 menit itu, tidak ada satupun anggota TNI yang mengalami luka tembak.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Letkol Inf. Susilo saat konfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Dia menduga, keberadaan kelompok TPN/OPM tersebut memiliki rencana akan melakukan penyerangan terhadap Pos Satgas Pamtas sebelum akhirnya berhasil dihadang anggota TNI.
Mengenai kronologinya, sekitar pukul 10.10 WIT di Pasar Skow Wutung, ada dua anggota TNI Satgas Pamtas bernama Pratu Ardan dan Pratu Iwan sedang melaksanakan pertemuan dan koordinasi dengan masyarakat setempat terkait rencana kegiatan karya bhakti TNI untuk perbaikan air di sumber air batas.
Saat itulah, dua anggota tersebut melihat 1 orang mencurigakan dengan membawa karung berjalan disamping pasar. Selanjutnya, Pratu Ardan berusaha memanggil orang tersebut untuk sekadar ditanyakan saja. Namun, ketika orang tersebut dipanggil, tiba-tiba orang tersebut langsug lompat dan berlari ke belakang pasar.
Pada saat akan mengejar orang itu, terdengarlah rentetan suara tembakan dari arah belakang dibalik semak-semak. Setelah itu, Pratu Ardan kembali ke pos minta petunjuk ke komandannya, sementara Pratu Iwan mengikat tembakan.
Tidak lama kemudian, datang 20 anggota TNI dari Pos Satgas dan melakukan penyerangan dengan bersaf ke arah belakang pasar yang diikuti rentetan tembakan dari arah semak-semak belakang pasar.
" Sebenarnya 20 anggota TNI itu sempat melakukan pengejaran kearah semak-semak di belakang pasar Skow, namun anggota TPN/OPM yang diperkirakan berjumlah lebih dari 2 orang itu melarikan diri ke arah barat menyeberang jalan menuju pantai," ungkapnya kepada Cenderawasih Pos, semalam.
Setelah itu, semua anggota TNI Satgas Pamtas kembali ke pos untuk standy. Atas kejadian itu kata Susilo, seluruh anggota TNI terus meningkatkan kesiapsiagaan. Yang jelas berdasarkan modus operandi yang melakukan pengendapan dari belakang pasar Skouw, diduga mereka memiliki rencana untuk melakukan penyerangan terhadap Markas Pos Satgas TNI di Perbatasan.
(Cendrawasih Post)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar