Jumat, 03 Desember 2010

Waspadai Kaki Gajah!

kaki gajah
Penyakit kaki gajah (filariasis) merupakan penyakit yang disebabkan oleh cacing filaria, yang menyerang kelenjar dan pembuluh getah bening (pembuluh limfe). Di Indonesia filariasis dikarenakan oleh tiga jenis cacing yaitu Wuchereria banerofti, Brugia malayi, dan Brugia timori. Cacing jenis Brugia malayi dan Brugia timori ditemukan pertama kali di Indonesia.

 Penularan
Pertumbuhan dan perkembangan cacing filaria, terjadi pada dua fase di tubuh nyamuk dan pada manusia. Nyamuk berperan sebagai vektor (penular) penyakit. Tubuh nyamuk dibutuhkan untuk pertumbuhan dan transmisi cacing. Sewaktu nyamuk menghisap darah manusia, cacing filaria stadium mikrofiliria yang ada pada darah manusia ikut tertelan, dan masuk ke dalam seluruh pencernaan nyamuk.

Mikrofilaria kemudian melepas selubungnya dan menembus lambung nyamuk menuju otot thoraks di mana mikrofilaria akan tumbuh, berganti kulit, dan berkembang menjadi larva infektif L1, L2, serta terakhir menjadi larva infektif stadium 3 (L3). Nyamuk terbang dan menghisap darah dari satu manusia ke manusia lain, sambil menularkan cacing stadium L3 yang masuk ke dalam darah melalui luka oleh gigitan nyamuk. Larva bermigrasi ke kelenjar limfe yang terdekat selanjutnya menjadi cacing dewasa dalam waktu sekitar 6-12 bulan. Setelah menjadi dewasa, terjadi kopulasi (Kawin) cacing betina dan cacing jantan. Satu ekor cacing dewasa betina dalam sehari dapat mengeluarkan hingaa 10.000 mikrofilaria. Cacing dewasa dapat hidup dalam tubuh manusia hingga 5-10 tahun dan menyebabkan berbagai masalah, karena kerusakan pembuluh limfe dan respons sistem imun yang dihasilkan.

Gejala
a. Gejla Klinik Akut
Gejala klinik akut terjadi setelah 6-16 bulan sejak cacing masuk ke dalam tubuh manusia lewat cucukan nyamuk. Pada mulanya, gejala penyakit kaki gajah dapat berupa pembesaran/peradangan kelenjar getah bening (limfadenitis dan limfangitis) di sekitar pangkal paha, ketiak atau di belakang lutut disertai panas tidak begitu tinggi hilang timbul, nyeri kelenjar, dan lesu. Keluhan biasanya terjadi setelah beraktivitas. Pada beberapa kasus serangan bisa hebat, sehingga penderita tidak dapat bekerja selama beberapa hari bahkan dapat terjadi abses kelenjar, memecah, membentuk lekukan (ulkus), dan meninggalkan parut yang khas, setelah tiga minggu -tiga bulan. Pada kasus yang ringan gejala akut seringkati hanya dianggap reumanik dan tidak dirasakan sebagai sesuatu yang penting. Serangan ini dapat terjadi 12 x/tahun sampai beberapa kali per bulan.

b. Gejala Menahun
Gejala menahun terjadi sekitar 4-10 tahun, setelah serangan akut pertama, gejala menahun ini ditandai dengan terjadinya pembesaran kaki/paha/lengan/buah zakar/payudara yang menyebabkan cacat. Pada pemeriksaan tahap ini jarang ditemukan cacing stadium mikrofilaria. (Rd. Ambar Sulianti, M.Kes., pemerhati panyakit tropis, mahasiswa S-3 FK Unpad)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar