Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI George Toisutta (kedua dari kiri) membalas penghormatan dari peserta defile pada Hari Juang Kartika 2010 di Lapangan Panglima Besar Soedirman, Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu (15/12). George Toisutta berharap TNI AD menjadi lebih profesional serta tertib administrasi dan hukum. (Foto: KOMPAS/Antony Lee)
16 Desember 2010, Ambarawa -- Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat pada masa mendatang akan menjadi lebih profesional sekaligus lebih ”patuh” dengan mengedepankan tertib administrasi dan tertib hukum. Karena itu, tidak akan ada pelanggaran hukum oleh personel TNI AD yang tidak ditindak.
Hal itu disampaikan Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal TNI George Toisutta seusai upacara memperingati Hari Juang Kartika tahun 2010 di Lapangan Panglima Besar Jenderal Soedirman di Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu (15/12). Upacara itu dihadiri petinggi dan sesepuh TNI AD serta melibatkan 13.669 personel TNI AD dari berbagai kesatuan.
”TNI AD ke depan lebih profesional, lebih ”patuh” karena akan ada kerja sama dengan instansi lain tentang penegakan hukum. Selama ini setiap ada operasi, satuan sudah dibekali oleh International Committee of the Red Cross (ICRC/Palang Merah Internasional) dan TNI mengenai hukum dan adat istiadat,” ujar Toisutta.
Menurut KSAD, ”patuh” itu dimaknai sebagai ketaatan kepada hukum sehingga tidak akan muncul lagi anggapan, TNI AD tidak taat hukum. ”Semua pelanggaran tidak ada yang tidak ditindak,” ujarnya.
KSAD juga menyampaikan, pihaknya akan terus meningkatkan kesiapan operasional satuan, kualitas sumber daya manusia, serta kesejahteraan prajurit dan pegawai negeri sipil beserta keluarganya. Selain itu, juga melanjutkan pembangunan satuan berdasar kekuatan pokok minimum yang sudah disusun.
Pengembangan satuan itu antara lain meningkatkan kekuatan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat melalui pembentukan Divisi Lintas Udara, Satuan Infanteri Mekanis, validasi Satuan Bantuan Tempur, pembentukan Komando Pusat Bantuan Operasi, dan peningkatan Satuan Kewilayahan.
Selain fungsi tempur, KSAD juga mengatakan, TNI AD akan melanjutkan pembentukan Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana sebagai bentuk optimalisasi bantuan terhadap korban bencana.
”Kami akan latih kembali dan melengkapi prasarana. Prosedur yang ada akan diperbaiki agar bisa lebih cepat bertindak,” ujarnya.
Gubernur Jateng Bibit Waluyo menyambut baik upaya TNI AD di bidang penanggulangan bencana. Ada banyak peranan TNI AD yang bisa diambil dalam rekonstruksi bencana erupsi Gunung Merapi. Di Jateng, katanya, ada sembilan jembatan yang rusak akibat banjir lahar dingin.
”TNI memiliki batalion zeni tempur yang memiliki kemampuan untuk perbaikan jalan atau jembatan ringan sehingga bisa membantu,” kata Bibit.
KOMPAS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar