Rabu, 29 Desember 2010

BPPT Serahkan Hasil Uji Aerodinamika Model Pesud N-219


28 Desember 2010 -- “Secara geografis, Indonesia memiliki banyak perbukitan dan pegunungan dengan banyak kepulauan. Banyak diantara pulau-pulau tersebut yang belum terhubungkan dengan transportasi, baik darat maupun laut. Kondisi geografis Indonesia yang berbeda dengan negara lain harus dicarikan solusinya, salah satunya adalah dengan transportasi udara”, kata Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia, Budi Santoso, dalam acara Serah Terima Hasil Uji Aerodinamika Model Pesawat Udara N219 dari BPPT ke PT Dirgantara Indonesia, di BPPT siang tadi (28/12).

Pesawat N219, merupakan pesawat udara tipe commuter berkapasitas 19 orang yang dirancang sesuai kondisi dan fasilitas bandar udara di pedalaman Indonesia. Sejak 2007, BPPT dan PT Dirgantara Indonesia telah bekerjasama dalam membuat model uji aerodinamika N219 skala 1:6,3.

Ditahun 2008, dilakukan pula pengujian model aerodinamika di terowongan angin sirkuit tertutup di Laboratorium Aero Gas dan Getaran BPPT, Serpong. Pada tahun yang sama juga dilakukan perancangan peralatan uji ditching (pendaratan di air) di Balai Pengkajian dan Penelitian Hidrodinamika BPPT, Surabaya. Dilanjutkan dengan perancangan sistem Pesawat N219 di tahun 2009 lalu.


Sesaat setelah melakukan penandatanganan berita acara dan serah terima data hasil uji, Kepala BPPT, Marzan A Iskandar mengatakan bahwa Pesawat N219 betul-betul dibuat dan rancang berdasarkan karakteristik geografis Indonesia. “Berdasarkan hasil penelitian PT Dirgantara Indonesia dan Kementerian Perindustrian, kebutuhan pesawat kapasitas 19 mencapai 97 pesawat untuk versi sipil dan 105 pesawat untuk versi special mission”.

Menurut Direktur Aero Structure PT Dirgantara Indonesia, Andi Alisyahbana, aplikasi yang diterapkan di Pesawat N219 sudah disesuaikan dengan kebutuhan dalam negeri. “Pesawat ini kami rancang sedemikian rupa agar comfort dan manuverable. Selain itu, pesawat ini juga didesain agar mampu membawa bahan bakar banyak, hal ini didasari pada kondisi lapangan udara di daerah dimana tidak semua lapangan udara memiliki bahan bakar”.

“Dengan penerapan Sistem Inovasi Nasional, BPPT berupaya semaksimal mungkin untuk bersinergi dengan sumberdaya nasional maupun daerah yang berkompeten, baik dari industri, pemakai maupun lembaga litbang dan perguruan tinggi. Untuk terwujudnya peningkatan daya saing industri nasional”, tambah Kepala BPPT.

BPPT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar