Jumat, 31 Desember 2010

TNI Kembalikan Sisa Anggaran Rp600 Juta


31 Desember 2010, Jakarta -- Panglima TNI Laksamana, TNI Agus Suhartono, mengatakan bahwa pihaknya mengembalikan sisa alokasi anggaran 2010 senilai Rp600 juta dari total alokasi anggaran yang diberikan pemerintah Rp19,77 triliun.

Dalam jumpa wartawan akhir tahun di Jakarta, Jumat, Laksamana Agus Suhartono mengemukakan bahwa sisa anggaran yang dikembalikan ke negara berasal dari penghematan saat melakukan kontrak atau tender dalam pengadaan barang dan jasa.

"Sekitar Rp 600 juta, nggak banyak kok," katanya.

Agus menyatakan, dengan pengembalian itu bukan bukan berarti TNI tidak mampu menyerap anggaran yang hampir mencapai 100 persen, melainkan mampu menyusun perencanaan secara baik.

"Kalau kita rencananya benar, pasti sisanya tidak akan banyak. Kalau kita tendernya benar dan bisa menghemat banyak, ya itu bagus juga," katanya.

Agus menekankan, "Ini bukan kelemahan di dalam penyerapan anggaran lho ya, justru dari sisi perencanaan baik, kan dari sisanya ada sedikit,".

Selain penyerapan anggaran yang maksimal, TNI juga berhasil melaksanakan semua program kerja yang ditargetkan selama 2010 dengan baik.

"Kalau dari sisi program, semuanya sudah terlaksana. Efektivitasnya sudah bagus. outcome seperti apa dari anggaran yang kita punya, itu sudah terpenuhi," kata Agus.

Dari Rp42,5 triliun anggaran Kementerian Pertahanan tahun 2010, alokasi anggaran yang dikelola TNI untuk pembinaan kekuatan dan pembangunan kekuatan sebesar Rp19,77 triliun.

Panglima TNI mengatakan, sekitar 50 persen jumlah anggaran yang ada digunakan untuk pengadaan dan pemeliharaan alat utama sistem persenjataan (alutsista).

Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, mengatakan, untuk 2011 anggaran pertahanan naik 10,72 persen menjadi Rp47,5 triliun atau 3,86 persen dari APBN 2011.

Kenaikan anggaran tersebut diprioritaskan untuk pengembangan kekuatan minimum, industri pertahanan nasional, pencegahan kejahatan laut, peningkatan rasa aman, modernisasi keamanan nasional, dan peningkatan kualitas kebijakan keamanan.

ANTARA News

Tidak ada komentar:

Posting Komentar