Minggu, 08 Agustus 2010

Sasakala Gunung Tampomas

Zaman dahulu kala ribuan tahun yang lalu ada suatu kerajaan di tatar sunda, yaitu namanya Kerajaan Sumedang, pada waktu itu kerajaannya dipimpin oleh Pangeran Surya Atmaja. Di daerah tersebut ada suatu gunung yang bernama Gunung Gede, gunung tersebut sekarang namanya “Gunung Tampomas”. Apa sebabnya gunung tersebut sekarang namanya “Gunung Tampomas”?

Begini ceritanya :
Di sebelah utara Gunung Gede ada sebuah perkampungan yang bernama kampung Buahdua, kampung tersebut sekarang sudah menjadi nama Kecamatan yaitu Kecamatan Buahdua. Di kampung tersebut ada mata air panas yang keluar dari dalam tanah, air tersebut bisa dipakai untuk mandi serta bisa untuk mengobati penyakit gatal. Kata orang tua dulu kalau air panas yang keluar dari dalam tanah itu berhenti (kering) maka gunung tersebut akan meletus.

Disuatu malam di sekitar gunung tersebut terasa goyang serta terdengar ada suara gemuruh dibarengi angin kencang. Masyarakat yang ada di dalam rumah lari ke luar rumah sambil berteriak sambil menyebut “Lini….lini!”. Kemudian ada seorang kakek tua yang sudah banyak pengalaman dan ia sudah tahu bahwa kejadian tersebut akan terjadi gunung meletus, kemudian kakek tersebut melirik ke arah Gunung Gede, ternyata benar di puncak Gunung Gede ada asap tebal yang mengepul serta puncak gunung tersebut terlihat retak seperti mau meledak. Tidak berpikir panjang lagi kakek tersebut lari yang tujuannya untuk memberitahukan kepada Kanjeng Pangeran yang ada di Keraton Sumedang. Setelah sampai di keraton kakek tersebut memberitahukan bahwa air panas yang berada di sebelah utara Gunung Gede kering. Kanjeng Pangeran merasa terkejut dengan kejadian tersebut karena Kanjeng Pangeran sudah tahu apabila air panas kering maka gunung tersebut akan meletus. Akhirnya Kanjeng Pangeran ingin melihat sendiri untuk membuktikan betul atau tidak air panas tersebut kering, ternyata benar. Karena keadaannya demikian Kanjeng Pangeran mengumumkan pada seluruh rakyatnya yang ada di sekitar Gunung Gede terutama di sebelah utara Gunung Gede harus melakukan “hajat uar” serta menyediakan macam-macam umbi-umbian, rujak, kembang tujuh macam dan nasi tumpeng.

Setelah semua persyaratan komplit (tersedia) Kanjeng Pangeran mengajak rakyatnya untuk bersemedi bersama meminta petunjuk pada Tuhan Yang Maha Kuasa. Di dalam semedinya Kanjeng Pangeran mendapat ilapat dari Tuhan bahwa gunung tersebut meminta tumbal berupa keris emas pusaka kepunyaan Kanjeng Pangeran. Tidak berpikir panjang lagi setelah mendapat ilapat, Kanjeng Pangeran langsung pulang menuju keraton untuk mengambil keris emas kepunyaannya. Kanjeng Pangeran tidak merasa rugi terhadap benda pusaka tersebut untuk ditumbalkan pada gunung, asal rakyatnya selamat dari marabahaya.

Sambil dibarengi rakyatnya Kanjeng Pangeran naik menuju puncak gunung. Sesampainya di puncak gunung tidak ragu lagi keris emas tersebut ditancapkan pada tanah, setelah ditancapkan tiba-tiba yang tadinya tanah terasa goyang, suara gemuruh serta tanah yang sudah retak dan keluar asap semuanya hilang. Kanjeng Pangeran dan rakyat yang menyaksikan kejadian tersebut terasa bahagia yang tak terhingga, terutama sekali rakyat merasa bahagia memiliki pemimpin yang berani mengorbankan harta dan jiwanya untuk membela rakyatnya dari bahaya. Kemudian air panas yang tadinya sudah kering jadi mengalir kembali.

Pada akhirnya Kanjeng Pangeran mengumumkan kepada seluruh rakyatnya bahwa gunung ini (Gunung Gede) kita ganti namanya yang tadinya “Gunung Gede” sekarang jadi “Gunung Tampa Emas”. Karena lama kelamaan dalam pengucapan nama Gunung Tampa Emas tersebut sekarang namanya jadi “Tampomas”. Begitu ceritanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar