Menko Polhukam Djoko Suyanto (empat dari kanan) memberi keterangan pada wartawan didampingi (kiri kanan) KASAL Laksamana Agus Suhartono, Panglima TNI Djoko Santoso, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia Fadel Muhammad, Menteri Perhubungan Freddy Numberi, dan Kepala Pelaksana Harian Badan Koordinasi Keamanan Laut Didik Heru Purnomo usai rapat koordinasi terbatas di Kementerian Koordinator Polhukam, Jakarta, Senin (24/8). Rapat tersebut membahas sejumlah kasus terbaru antara Indonesia dan Malaysia yaitu mengenai penangkapan pegawai Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia oleh Polisi Malaysia. (Foto: ANTARA/Rosa Panggabean/Koz/hp/10)
23 Agustus 2010, Jakarta -- Pemerintah memantapkan materi perundingan yang akan dilakukan bersama Malaysia terkait batas wilayah darat dan laut kedua negara, kata Menko Polhukam Djoko Suyanto.
"Perundingan tentang perbatasan dengan Malaysia telah dilakukan sejak lama," kata Djoko Suyanto kepada ANTARA di Jakarta, Senin.
Dihubungi sebelum memimpin rapat koordinasi bidang politik, hukum dan keamanan membahas insiden "Berakit" ia mengemukakan, Kementerian Luar Negeri telah melakukan perundingan dengan Malaysia sejak 1993 hingga 2005 dan kini dimulai lagi perundingannya.
Ia mengakui, dalam setiap perundingan antarnegara terkait batas wilayah tidak dapat langsung menghasilkan keputusan final bagi kedua pihak atau bahkan beberapa pihak.
"Ya kita siapkan semuanya untuk memulai lagi perundingan dengan Malaysia," ujar Djoko.
Rapat itu diikuti Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, Menteri Perhubungan Fredy Numberi, Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso dan Kepala Pelaksana Harian Badan Koordinasi Keamanan Laut Laksdya TNI Didik Heru Purnomo.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebelumnya menginstruksikan agar perundingan perbatasan dengan Malaysia dipercepat.
Hal itu dinyatakan Presiden menyusul penangkapan tiga petugas KKP oleh aparat Malaysia saat melakukan tugas di wilayah perairan Berakit, Indonesia pada 13 Agustus.
ANTARA News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar