Selasa, 31 Agustus 2010

Menhan: RI Akan Buat Kapal Selam


01 September 2010, Jakarta - Kementerian Pertahanan sedang mengenjot industri pertahanan tempurnya untuk menjaga kedaulatan RI di garis wilayah perbatasan. Salah satunya yang lagi digenjot adalan pembuatan Kapal Selam Tempur dan akan menjadi yang pertama kali dibuat di Indonesia.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menegaskan, kapal selam yang merupakan alat tempur bawah laut tersebut dijadwalkan rampung pada tahun ini." Kami akan bekerja keras mewujudkannya. Saya, Wakil Menhan, segenap Sekjen, dan Dirjen di lingkup Kemenhan saat ini sedang mencari satu program, satu master plan bagaimana kami bisa membangun kapal selam di Indonesia," kata Purnomo dalam acara buka puasa di kantornya, Selasa 31 Agustus 2010.

Menurut Purnomo, keberhasilan membangun kapal perang modern membuat pemerintah cukup percaya diri memperkuat industri pertahanan untuk Angkatan Laut. Industri pertahanan dalam negeri, kata Purnomo, sudah cukup membanggakan. Keberhasilan PT Pindad membuat panser dan senapan serbu SS1 dan SS2 merupakan salah satu contoh. Panser buatan Pindad kini sudah diekspor ke negara-negara ASEAN.

Komisi I desak pemerintah prioritaskan kekuatan maritim

Komisi Pertahanan dan Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat medesak pemerintah untuk memprioritaskan membangun kekuatan maritim didukung oleh infrastruktur dan alat utama sistem senjata (alutsista) yang memadai.

Demikian kesimpulan Rapat Kerja Komisi I DPR dengan pemerintah di Senayan, Rabu (1/9) dini hari.

Pembangunan kekuatan maritim tersebut bertujuan untuk mengawasi dan menjaga kedaulatan Negara Kesatuan RI di wilayah laut, serta untuk menegakkan hukum dan menjaga sumber kekayaan laut untuk kepentingan nasional.

Terkait dengan upaya penegakan kedaulatan dan hukum di laut, Komisi I juga mendesak pemerintah untuk merevitalisasi fungsi dan tugas Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) serta mengkaji ulang berbagai undang-undang sektoral terkait dengan pengamanan maritim.

Berkaitan dengan hal tersebut, Komisi I meminta pemerintah untuk mengambil langkah-langkah penyesuaiaan berkenaan dengan alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2011.

Adapun dalam rangka mendukung upaya pengamanan dan pemberdayaan wilayah perbatasan, khususnya batas wilayah laut, Komisi I mendesak pemerintah segera menyelesaikan berbagai perundingan segmen-segmen wilayah laut yang masih belum terselesaikan.

Poin keempat raker menyorot penanganan terhadap dinamika permasalahan bilateral terkait dengan wilayah perbatasan serta formulasi kebijakan dan politik luar negeri. Mengenai hal itu, Komisi I mengingatkan kembali pemerintah agar menyelesaikannya dengan prinsip kesetaraan dan saling menghargai.

Dalam raker, mewakili pemerintah hadir Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Kepala Badan Intelijen Negara Sutanto, dan Irwasum Polri Inspektur Jenderal Nanan Soekarna.

TEMPO Interaktif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar