Demontrasi anti Malaysia di depan Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta, Kamis (26/8). (Foto: Getty Images)
30 Agustus 2010, Kuala Lumpur -- Pemerintah Malaysia berharap Indonesia bisa mengendalikan berbagai demonstrasi anti-Malaysia di Jakarta dan mengingatkan bahwa dua juta WNI bekerja di Malaysia dan Indonesia membutuhkan investasi Malaysia.
Pemerintah Malaysia berharap pemerintah Indonesia mampu mengendalikan demonstrasi anti-Malaysia di Jakarta mengingat terdapat dua juta warga negara Indonesia bekerja di Malaysia dan banyaknya perusahaan yang menolak dianggap lemah dalam menyikapi maraknya demonstrasi beberapa kelompok di Indonesia.
Perdana Menteri (PM) Malaysia Datuk Seri Najib Tun Razak mulai mengeluarkan pernyataan keras terkait demonstrasi anti-Malaysia, khususnya yang digelar di kompleks Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta beberapa waktu lalu.
PM Najib membantah bahwa pemerintah bersikap lembek dalam menanggapi demonstrasi keras yang digelar beberapa kelompok masyarakat Indonesia. Najib bahkan ‘mengancam’, bila situasi (demonstrasi) tidak terkendali, rakyat Malaysia siap ‘membalas’ dengan amarah yang sama.
Najib memperingatkan, bila demonstrasi berlanjut, akan timbul kemarahan dan reaksi negatif dari rakyat Malaysia.
“Kami tidak lemah ataupun takut dalam hal ini. Yang penting adalah tindakan pemerintah Indonesia untuk tidak membiarkannya berlarut-larut, khususnya demonstrasi, perlindungan terhadap Kedutaan Besar Malaysia,” tegas Najib di Kuala Lumpur, Sabtu (28/8).
“Kami menjamin bisa mengendalikan situasi di Malaysia. Namun, jika situasi di Indonesia terlalu ekstrem, rakyat kami akan marah. Jika terus berlanjut, akan mengundang reaksi rakyat Malaysia,” imbuhnya.
“Saya harap pihak berwenang Indonesia tidak membiarkan warganya berdemonstrasi untuk menciptakan kerusuhan,” ujar Najib di Kuala Lumpur, Sabtu (28/8).
Seperti diberitakan, Senin (23/8), sekelompok massa berdemonstrasi di depan Kedubes Malaysia di Jakarta. Mereka mencoreti bendera Malaysia dan melemparkan kotoran manusia ke gedung Kedubes.
“Yang terpenting, kondisi ini tidak membawa hubungan kedua negara dalam bahaya,” tegas Najib. PM Najib mengimbau agar rakyat Malaysia tetap tenang dan tidak terpancing provokasi dalam bentuk apa pun.
Demo tentara bayaran
Najib mengatakan telah menerima surat dari Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, ia mengaku belum membacanya.
“Saya yakin Presiden Indonesia telah menyatakan kekecewaannya terkait situasi saat ini dan demonstrasi yang berlangsung tidak dikaitkan dengan pemerintah Indonesia,” kata Najib.
Kedua negara, kata Najib, memiliki hubungan yang saling menguntungkan. Menurutnya, pemerintah Indonesia sangat menyadari bahwa terdapat dua juta warganya yang bekerja di Malaysia. “Dan semakin banyak perusahaan Malaysia yang berinvestasi di Indonesia akan menguntungkan mereka (Indonesia, Red),” tegas Najib. Najib mengatakan, kedua negara memiliki kepentingan yang sama dan tidak akan membiarkan situasi yang terjadi saat ini merusak hubungan kedua negara.
Sebelumnya, Najib menyebut demonstrasi di Jakarta itu dilakukan para ‘tentara bayaran’. Najib menganggap para demonstran dibayar oleh sekelompok orang untuk menimbulkan ketegangan hubungan antara Indonesia dengan Malaysia.
“Mereka ingin kita marah hingga membuat panas hubungan kita dengan Indonesia. Kita tidak boleh terperangkap permainan mereka,” kata Najib dalam sebuah acara yang diadakan UMNO, partai berkuasa di Malaysia, Jumat (27/8).
Sejauh ini, tegas PM Najib, Malaysia belum berencana mengeluarkan travel advisory kepada warganya untuk melakukan perjalanan ke Indonesia.
Surya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar