Selasa, 31 Agustus 2010
Diplomasi Bermartabat Harus Didukung Ekonomi dan Militer
31 Agustus 2010, Jakarta -- Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan di DPR RI, Tjahjo Kumolo, setuju Pemerintah RI harus memainkan diplomasi bermartabat, termasuk menghadapi Malaysia, tetapi itu mestinya harus didukung dua kaki yang tangguh, yakni "kaki ekonomi" dan "kaki militer".
"Dua kaki ini pernah menempatkan posisi Indonesia lebih tinggi ketimbang Malaysia, yakni di zaman (Presiden) Bung Karno," katanya kepada ANTARA News di Jakarta.
Ketika itu, menurut dia, militer Indonesia terkuat nomor dua di Asia, ditambah lagi sumberdaya alam (SDA)-nya masih utuh.
"Sehingga, kita berani men-declare ganyang Malaysia," ujarnya.
Selama masa Orde Baru (Orba), Indonesia lebih banyak membangun political power ketimbang pembenahan alat utama sistem persenjataan (Alutsista).
"Akibatnya, Malaysia menyalip Indonesia di bidang kekuatan militernya plus ekonomi nasionalnya. Sekarang kita menyaksikan, jutaan TKI cari nafkah di sana dan lain-lain Negara, karena tuntutan hidup keluarga, juga apalagi jaminan ekonomi negerinya makin minim," ungkapnya.
Tjahjo Kumolo menegaskan, waktunya sekarang kita memperkuat kaki-kaki ekonomi dan militer serta peningkatan seluruh kemampuan bangsa.
"Indonesia harus dengan gagah berani membangun maritime power-nya. Ini harus diutamakan. Karena sebagai kepulauan, hal ini justru terabaikan selama ini," katanya.
Kondisi-kondisi inilah yang dikatakannya setidaknya makin melemahkan posisi RI dalam menghadapi Malaysia.
"Jargon `ini dadaku, mana dadamu` memang tinggal sejarah. Makanya, mari bersama kita rajut kebangkitan untuk kejayaan bangsa, dimulai dengan membangun kekuatan maritim untuk menjaga kedaulatan wilayah NKRI," tegasnya.
Tjahjo Kumolo menyatakan, apa pun dan bagaimana pun, pembangunan kekuatan maritim harus diutamakan, sebagaimana perintah dan amanat Undang Undang Nomor 34 tentang TNI.
ANTARA News
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar