Kapal patroli cepat KRI Mandau dan KRI Layang. (Foto: istimewa)
21 Agustus 2010, Sidoarjo -- Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan TNI AL tidak akan menambah jumlah armada kapal patroli di kawasan perbatasan Indonesia - Malaysia.
"Saat ini di Selat Malaka sudah ada tujuh kapal dan di Selat Singapura ada empat kapal yang dioperasikan setiap hari. Dan saya kira jumlahnya sudah cukup," kata KSAL usai melakukan peletakan batu pertama perumahan nondinas TNI AL `Griya Bahari Indah` di desa Pademonegoro, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo, Sabtu 21 Agustus 2010.
Menurut dia, kedua negara perlu mempelajari bersama atau duduk dalam satu meja terkait penentuan batasan wilayah terutama di laut tersebut. Sejauh ini, belum ada kesepahaman antardua negara mengenai hubungan kedua negara memanas.
Apalagi kejadian penangkapan tujuh nelayan Malaysia oleh kapal patroli Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di perairan Pulau Bintan Provinsi Kepulauan Riau yang belum ada keputusan bersama antardua negara.
Akibatnya, tiga petugas DKP yang mengamankan tujuh nelayan Malaysia justru ditangkap oleh Polisi Malaysia.
Di Sidoarjo, KSAL meresmikan pembangunan 697 unit rumah nondinas TNI AL di Desa Pademonegoro, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo, Jatim.
TEMPO Interaktif/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar