Petugas Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Batam yang ditangkap Marine Police Malaysia (MPM) Erwan (kiri), Asriadi (tengah) dan Seivo Grevo Wewengkang (kanan) tiba di pelabuhan Batam Centre, Batam, provinsi Kepri, Selasa (17/8) . Para petugas DKP tersebut ditahan sejak Jumat (13/8) setelah insiden penangkapan tujuh nelayan Malaysia oleh aparat Pengawas KKP RI di perairan Tanjung berakit, utara Pulau Bintan, Indonesia. (Foto: ANTARA/Asep Urban/ed/nz/10)
19 Agustus 2010, Pekanbaru -- Tiga pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) yang ditangkap polisi perairan Malaysia mengaku diperlakukan tidak manusiawi selama penahanan.
Bahkan, salah seorang petugas DKP bernama Asriadi pulang dengan kondisi penuh luka di bagian kepala. Asriadi mengaku, kerap dianiaya dengan cara dipukul pistol saat ditahan di Johor Baru, Malaysia.
“Mereka juga mengaku hanya diberi makan sekali dalam sehari, tepatnya hanya malam saja,” ujar Direktur Polair Polda Kepri AKBP M Yasin kepada okezone, Kamis (19/8/2010).
Pihaknya sangat menyayangkan kejadian ini. Sebab, kata dia, sebanyak tujuh nelayan Malaysia yang diamankan pihaknya selalu diperlakukan dengan baik. “Mereka tidak pernah dikasari dan tetap diberi makan sehari tiga kali,” tandasnya.
Saat ini, kata dia, ketiga pegawai DKP tersebut akan mengadukan nasibnya kepada Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad. Selain itu, kabarnya mereka juga akan diterima Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Negara.
okezone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar