Sejumlah warga dari Benteng Demokrasi Rakyat ( Bendera), melakukan aksi protes dengan menginjaik-injak bendera Malaysia di Jakarta, Selasa ( 17/8). Mereka memprotes pemerintah Malaysia yang menangkap 3 warga Indonesia dari Kementrian Kelautan dan perikanan ketika berpatroli. (Foto: ANTARA/ Ujang Zaelani/pd/10)
18 Agustus 2010, Batam -- Tingkah polisi Malaysia memang memuakkan. Happy Simanjuntak, Direktur Pengawasan Sumber Daya Perikanan dan Kelautan pada Kementrian Kelautan dan Perikanan yang memimpin tim negosiator RI, sempat geram hingga menggebrak meja saat berupaya membebaskan tiga PNS Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Batam yang ditahan Polisi Diraja Malaysia.
Tiga petugas Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Batam, Erwan, Asriadi, dan Seivo Grevo Wawengkang, kemarin memang berhasil dibebaskan dari tahanan Malaysia. Namun sebelum dibebaskan, sempat terjadi ketegangan di kantor polisi Kota Tinggi antara Happy Simanjuntak dengan kepala polisi Tanah Tinggi.
Happy meradang lantaran merasa dipersulit anggota polisi saat membebaskan tiga stafnya dari tahanan Polisi Malaysia. Menurut Happy, sebenarnya pada Senin (16/8) siang lalu Erwan, Asriadi dan Seivo sudah bisa dibebaskan. Namun menurut Happy, pihak Malaysia terus berbelit dan menyodorkan banyak alasan.
"Sampai malam, mereka beralasan tunggu dulu, semua wajib salat tarawih. Saya maklum. Kemudian saya peringatkan ini sudah pukul 22.00, seharusnya tarawih sudah usai. Kembali mereka menyatakan ada kunjungan menteri besar kesultanan. Hingga (menunggu) habis berpuluh cangkir kopi. Wah ini saya tidak terima, akhirnya memukul meja, saya marah sambil mengatakan lepaskan segera warga saya,” ujar Happy seperti dikutip Batam Pos (grup JPNN), kemarin.
Menanggapi gebrakan anak buah Fadel Muhammad itu, polisi Kota Tinggi pun langsung mengurusi berkas-berkas pembebasan ketiga orang tersebut. Hingga akhirnya pukul 03.00 dini hari kemarin, tiga PNS Kota Batam itu dibebaskan dan dijemput tim DKP serta KJRI Johor Bahru.
”Dia (Polisi Malaysia) sempat marah menyatakan saya preman dan mengingatkan hubungan diplomasi Malaysia-Indonesia harus baik-baik. Lantas saya menjawab saya tidak peduli itu, yang jelas ketiga staf saya harus dibebaskan, jangan perpanjang birokrasi. Baru mereka mengalah,” kata Happy.
Ketiga pegawai ditangkap polisi Malaysia di perairan Tanjungberakit Bintan, usai menangkap kapal nelayan Malaysia yang mencuri ikan dan menahan tujuh nelayan Malaysia, Jumat (13/8) pekan lalu. Setelah dibebaskan, ketiga pegawai DKP Batam ini dijemput Minister Counsellor KJRI Johor Bahru Malaysia, Suryana Sastradirejda dari kantor polisi Kota Tinggi (Polres Kota Tinggi), Selasa (17/8) pagi kemarin. “Kami bersama tim DKP yang menjemput dari kepolisian setelah upaya lobi dan negosiasi dilakukan,” ujar Suryana kepada Batam Pos di pintu keluar Pelabuhan Batam Center, kemarin.
Erwan, Asriadi dan Sievo tiba di Batam dengan menaiki kapal feri Indomas 3. Lebih lanjut Happy mengatakan, ketiga anggota DKP Batam ini akan dibawa ke Jakarta untuk diberi penghargaan atas keberanian mereka mengawal perairan perbatasan berikut sumber dayanya dengan peralatan seadanya.
JPNN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar