Rabu, 10 Juni 2009

Lima Kapal TNI AL Kawal Peresmian Suramadu

Sebuah kendaraan bermotor melintas di atas Jembatan Surabaya - -Madura (Suramadu) yang sudah dipasangi umbul-umbul, di sisi kanan kiri jembatan itu, di Bangkalan, Madura, Jatim, Senin (8/6). Jembatan sepanjang 5.438 meter itu, akan diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu (10/6). (Foto: ANTARA/Saiful Bahri/Koz/mes/09)

10 Juni 2009, Surabaya -- Sedikitnya lima unit kapal milik TNI Angkatan Laut (AL) dari jajaran Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) dikerahkan untuk mengawal acara peresmian Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu.

Ketiga kapal TNI AL (KAL), yakni KAL Sangkapura, KAL Awar-Awar, dan KAL Tanjung Modung bertugas melakukan penyisiran di sekitar perairan Alur Pelayaran Timur Surabaya (APTS).

"Penyisiran ini dimaksudkan untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang bisa menghambat atau mengacaukan jalannya acara peresmian," kata Kepala Dinas Penerangan Koarmatim, Letkol Laut (TNI) Toni Syaiful.

Sementara dua kapal perang RI (KRI), yakni KRI Kakap- 881 dan KRI Surabaya-591 disiagakan di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya.

Menurut dia, pengamanan itu dilakukan sejak tiga hari sebelum acara peresmian Jembatan Suramadu digelar di Dusun Sumber Wungu, Desa Sukolilo Barat, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan.

KRI Kakap

Pengamanan acara tersebut juga melibatkan dua tim satuan pasukan katak (Satpaska) yang beranggotakan 15 personel dan dua kendaraan tempur air sejenis "Sea Rider" yang memiliki kecepatan jelajah hingga mencapai 40 knot.

Tim Satpaska ini bertugas menghalau perahu-perahu para nelayan atau kapal lain yang terlalu dekat dengan lokasi jembatan saat peresmian berlangsung.

"Sebelum jembatan itu dibangun kami juga berperan dalam pembersihan sisa-sisa ranjau atau bom laut peninggalan Perang Dunia II," kata Toni.

Tim satuan pasukan katak (Satpaska) menggunakan Sea Rider dalam rangka pengamanan peresmian jembatan Suramadu oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. (Foto: koarmatim)

Pembersihan ranjau itu dilakukan oleh KRI Pulau Raas-722 yang berlangsung pada tanggal 7 Januari-11 Februari 2004.

"Pada penyapuan ranjau yang pertama ini berhasil dideteksi 56 titik kontak yang diduga ranjau dan seluruhnya berhasil diledakkan," katanya mengungkapkan.

Kemudian kegiatan penyapuan ranjau itu dilanjutkan KRI Pulau Raas-722 pada 6 Oktober-4 November 2005. Pada pembersihan ranjau yang ke dua ini telah dideteksi 24 titik kontak dan juga berhasil diledakkan sehingga lokasi pembangunan jembatan itu benar-benar bebas ranjau.

(ANTARA JATIM)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar