Minggu, 28 Juni 2009

Penambahan Pasukan Belum Diperlukan


27 Juni 2009, Samarinda -- Penambahan pasukan penjaga perbatasan Indonesia - Malaysia di Kalimantan dinyatakan belum diperlukan. Pertimbangannya antara lain, karena saat ini tidak ada lagi maneuver pesawat mapun kapal militer Malaysia di wilayah perbatasan.
“Situasi di perbatasan, terutama di Ambalat, aman dan kondusif,” kata Panglima Kodam VI/Tanjungpura Mayor Jenderal Suhartono Suratman, seusai serah terima jabatan Komandan Komando Resor Militer (Korem) 091/Aji Surya Natakusumah di Samarinda, Kalimantan Timur, Jumat (26/6). KomandanKorem 091 kini dijabat Kolonel Musa Bangun, yang menggantikan Kolonel Andi Ibrahim Saleh.

Mengenai pengemanan perbatasan Indonesia-Malaysia di Kaltim, menurut Suhartono, kawasan tersebut saat ini dijaga satu batalyon TNI Angkatan Darat (AD). Namun, ia menolak menyebutkan jumlah personel satu batalyon dimaksud.

“Kami tidak bias memberi tahu berapa dan seperti apa kekuatan di perbatasan, karena informasi bisa dipakai oleh negara lain (untuk hal-hal yang kurang menguntungkan Indonesia),” kata Kepala Penerangan Kodam VI Letnan Kolonel Bagus Antonov Hardito yang dimintai penjelasan.

Bagus hanya menekankan, garis perbatasan Indonesia - Malaysia di Kalimantan sepanjang 2004 kilometer (km). Sepanjang 1038 km diantaranya berada di Kaltim, sedangkan 966 km lainnya berada di Kalimantan Barat. “Di perbatasan terdapat 56 pos penjagaan,” katanya.
Di sepanjang garis perbatasan lanjut Bagus, ada 19.328 patok. Untuk menjaga satu pos, perlu kekuatan minimal satu peleton atau 30 personel.

Beberapa aparat TNI AD yang pernah ditemui di perbatasan mengatakan, dalam berpatroli, mereka tidak jarang menginap di hutan. Patroli berlangsung satu minggu sampai satu bulan, tergantung jarak satu pos ke pos lainnya yang dipantau.

Harian Kompas, Sabtu 27 Juni 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar