Selasa, 16 Juni 2009

Anggaran Pertahanan 2010 Naik Rp 2,8 Triliun

C-130J Super Hercules ditawarkan Amerika Serikat ke Indonesia untuk menggantikan armada Hercules TNI AU dari versi awal.

16 Juni 2009, Jakarta -- Panitia Anggaran DPR RI berencana menaikkan anggaran untuk Departemen Pertahanan (Dephan) untuk 2010 akan dinaikkan sebesar Rp2,8 triliun dari anggaran sebelumnya Rp33,7 triliun pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Penyesuaian (APBN-P) 2009.

Hal tersebut disampaikan oleh Anggota Panitia Anggaran DPR Abdullah Azwar Anas di sela-sela rapat panitia kerja (Panja) Belanja Pusat di Gedung DPR Senayan Jakarta, Selasa (16/6). "Meskipun masih dalam tingkatan RKP (Rencana Kerja Pemerintah), namun semua komisi dan fraksi mendukung adanya peningkatan anggaran Dephan untuk tahun 2010," tukasnya.

Peningkatan anggaran tersebut, ungkap Azwar, dapat menjadi pintu masuk untuk melakukan perbaikan terhadap kondisi alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI. "Memang masih belum bisa memenuhi harapan dari Menhan, tetapi masih bisa terus berkembang. Yang terpenting, semua pihak mendukung adanya peningkatan anggaran untuk TNI," tukas Azwar.

Kenaikan Anggaran Pertahanan belum Sesuai Harapan

Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono menyatakan kecewa jika anggaran Departemen Pertahanan 2010 hanya naik Rp2,8 triliun. Hal itu tidak sesuai dengan kesepakatan dengan Komisi I DPR yang menjanjikan kenaikan kenaikan antara Rp7 triliun hingga Rp10 triliun.

Hal tersebut diungkapkan oleh Juwono seusai menghadiri rapat kerja dengan Paniti Ad Hoc I DPD RI di Gedung Parlemen Senayan Jakarta, Selasa (16/6). "Angka tersebut jauh dari harapan yang kita inginkan, kesepakatan dengan Komisi I akan disetujui kenaikan sekitar Rp7 triliun-Rp10 triliun. Mudah-mudahan pembahasannya belum selesai dan kami masih berharap disetujui angka yang menjadi kesepakatan dengan Komisi I," tukasnya.

Peningkatan anggaran tersebut, ucap Juwono, rencananya akan difokuskan persentase yang lebih besar untuk perawatan alat utama sistem persenjataan (alutsista). "Pemerintah dan DPR sepakat untuk pengalokasian terbesar untuk perwatan alut, terutama yang harus tetap beroperasi," tukasnya. Dalam pengajuan anggaran dephan untuk tahun 2010, kata Juwono, departemennya tetap mengajukan Rp100 triliun lebih.

Realisasi Pinjaman Alutsista Baru US$1,6 Miliar

Super Tucano dipilih oleh TNI AU menggantikan armada OV-10 Bronco yang sudah digrounded, setelah serangkaian kecelakaan. Hingga saat ini belum dapat dikonfirmasikan kontrak pembeliannya. (Foto: Embraer)

Realisasi bluebook (buku biru untuk dana pinjaman) alokasi alat utama senjata (alutsista) Departemen Pertahanan baru sejumlah US$1,6 miliar dari permintaan alokasi sebesar US$3,7 miliar dari pinjaman luar negeri.

Menurut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Paskah Suzetta, Selasa (16/6), "Dari 2005 sampai 2009, permintaan alokasi sebesar US$3,7 miliar. Sekarang sudah teralokasikan US$ 1,6 miliar."

Menurutnya, selama ini, pemerintah telah mengabulkan beberapa anggaran untuk pertahanan. Namun, dia mengatakan, untuk pelaksanaannya diserahkan kembali ke Departemen Pertahanan.

"(dana) amunisi sudah diberikan, pemeliharaan alutsista diberikan. Ini di mana gap-nya? Tanya ke Dephan," cetusnya.

Dia menyatakan, hambatan untuk alokasi dana Dephan hanya kepada peralatan pertahanan yang diembargo. "Seperti Hercules, kan 2007 diembargo. kalau kayak gitu, kita mau dapat peralatan dari mana," katanya.

Dia menjelaskan, untuk amunisi dan pemeliharaan, dananya dari rupiah murni. Untuk peralatan strategis, seperti kapal selam, menggunakan bantuan luar negeri.

MEDIA INDONESIA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar