Minggu, 14 Juni 2009

Yusron: Alutsista Butuh Kepedulian Pemerintah

Sejumlah teknisi PT Dirgantara Indonesia(PTDI) memasang baling-baling helikopter SUPER PUMA II dihanggar PTDI,Pajajaran, Bandung, Jawa Barat, Senin (3/3/08). PT Dirgantara Indonesia telah mengadakan kerjasama dengan Eurocopter untuk membuat komponen Helikopter SUPER PUMA II seri terbaru serta untuk menguasai pasar helikopter khusus Angkatan Udara di kawasan Asia.dan TNI AU rencananya akan memesan helikopter SUPER PUMA II seri terbaru dari PT Dirgantara Indonesia (PTDI). (Foto: ANTARA/Rezza Estily)

14 Juni 2009, Jakarta -- Wakil Ketua Komisi I DPR RI Yusron Ihza Mahendra menegaskan, kecelakaan berulang yang menimpa pesawat militer Indonesia, menuntut kepedulian pemerintah terhadap kondisi alat utama sistem persenjataan (Alutsista) TNI.

"Saya sudah jemu mendengar jawaban pemerintah tiap kali terjadinya kecelakaan. Yang diperlukan jelas bukan kata-kata, tetapi tindakan riil di lapangan," kata Yusron di Jakarta, Sabtu, mengomentari dua kecelakaan maut yang menimpa helikopter TNI dalam dua minggu terakhir.

Menurut dia, perlu audit menyeluruh terhadap alutsista TNI sebab kecelakaan pesawat militer secara berulang dalam jarak waktu yang begitu singkat, jelas memerlukan perhatian serius pemerintah.

"Diperlukan audit menyeluruh terhadap Alutsista kita, terutama sekali terhadap pesawat-pesawat militer. Sekali lagi, kami sudah jemu mendengar jawaban pemerintah. Kita butuh tindakan nyata," tegasnya.

Yusron Ihza Mahendra juga mengungkapkan, terkait dengan kecelakaan beruntun tersebut, Komisi I DPR RI akan terus mendesak Pemerintah mengaudit Alutsista dan menunggu laporannya segera.

"Sebagai Wakil Ketua Komisi I Bidang Pertahanan, saya pun berniat menggelar rapat internal guna menjajaki kemungkinan membentuk Tim Khusus Komisi I DPR RI untuk mempelajari lebih detil kondisi nyata Alutsista kita," katanya.

Kebetulan, menurut dia, beberapa purnawirawan, termasuk mantan perwira TNI AU, ada di Komisi I DPR RI.

"Kata kuncinya, adalah kemauan politik dan keberanian politik," ujarnya.

Dulu, kata Yusron, tatkala rakyat makan jagung karena tidak ada beras, ternyata Presiden Soekarno sanggup membangun pertahanan Indonesia sehingga menjadi terkuat ke-2 di Asia.

"Maka, mengapa dalam kondisi sekarang kita tidak sanggup melakukannya? Ini kan cuma soal kemauan politik dan keberanian politik? Tak perlu cari-cari alasan macam-macamlah. Ini soal harkat dan martabat serta pertahanan negara," katanya.

Terkait kecelakaan pesawat helikopter beruntun dalam seminggu terakhir, ia mengatakan, akan amat arif jika TNI membentuk Tim Penyidik Independen.

ANTARA News

Tidak ada komentar:

Posting Komentar