Senin, 15 Juni 2009

Panglima TNI: Laik Terbang dan Anggaran Tak Terkait

4 Maret 2008, Magetan -- Kasau Marsekal TNI Subandrio saat menyaksikan komponen pesawat tempur yang sedang dalam perbaikan di Skadron Teknik 042.(Foto : Pentak Lanud Iswahjudi)

15 Juni 2009, Jakarta -- Panglima TNI Jenderal Joko Santoso menegaskan, tidak ada hubungan antara kelaikan terbang dengan alokasi anggaran alutsista. Panglima juga menolak anggapan pemakaian onderdil kelas tiga karena keterbatasan anggaran.

Demikian tanggapan Panglima TNI usai bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Senin (15/6/2009).

Menurutnya, kelaikan terbang pesawat dilatari oleh kesiapannya. "Walaupun Sukhoi yang baru, itu juga harus disiapkan. Bukan berarti pesawat terbaru semuanya layak terbang. Harus disiapkan dulu," terangnya.

Mengenai masih jatuhnya heli milik TNI, usai peningkatan anggaran, Panglima menjanjikan adanya evaluasi atas alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang dimiliki TNI.

Sementara ketika ditanya terkait pembelian onderdil maintenance, Panglima menjelaskan hal tersebut disesuaikan dengan anggaran. Namun Panglima memastikan tidak ada kanibalisme onderdil seperti yang dikabarkan selama ini.

"Kalau anggaran cukup untuk 3 pesawat laik terbang, ya hanya 3 itu saja. Yang lain tidak dipakai. Meskipun kita punya 20 Hercules, kalau anggaran cukup untuk 8, ya hanya 8 yang digunakan. Tidak ada kaitannya kesediaan anggaran dengan kelaikan terbang," paparnya.

Panglima pun menolak anggapan onderdil alutsista Indonesia dibeli dari negara dunia ketiga yang tidak memiliki kualitas. Menurutnya hal tersebut tidak bisa dilakukan. Karena di tiap angkatan terdapat pengawas dan pemeriksaan (wasrik), dan juga uji fungsi onderdil.

okezone

Tidak ada komentar:

Posting Komentar