Senin, 22 Juni 2009

TNI AU Gelar Latihan Survival Tempur

Panglima Komanda Operasi TNI Angkatan Udara I Marsekal Muda TNI Imam Sufaat melihat kesiapan awak pesawat yang akan melaksanakan latihan survival tempur 'Madhi Yudha' di Lapangan Upacara Koopsau I Halim Perdanakusumah Jakarta, Senin (22/6). (Foto: KOMPAS/Sandro Gatra)

22 Juni 2009, Jakarta -- Panglima Komando Operasi Angkatan Udara (Koopsau I) Marsekal Muda Imam Sufaat membuka latihan operasi survival tempur Madhi Yudha di lapangan upacara Koopsau I Halim Perdanakusumah, Jakarta, Senin (22/6).

Rencananya 60 awak pesawat gabungan dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta; Lanud Atang Sendjaja, Bogor; Lanud PBR, Pekan Baru; Lanud Supadio, Kalimantan Barat; dan Lanud Surya Dharma, Subang, akan melakukan latihan di Pameungpek, Garut, Jawa Barat, selama empat hari.

Ikut hadir dalam upacara pembukaan, yaitu Kepala Staf Koopsau I Marsekal Pertama TNI Eddy Suyanto, Komandan Lanud Halim Perdanakusumah Marsekal Pertama TNI Boy Syahril, Komandan Lanud Atang Sendjaja Marsekal Pertama Margono, serta para pejabat Koops AU I.

Imam mengatakan, latihan survival tempur tersebut dilaksanakan untuk para awak pesawat yang sudah melaksanakan survival dasar di masing-masing pangkalan induk. "Itu tingkat tertinggi dan untuk awak pesawat yang belum pernah melaksanakan latihan harus melaksanakan," tuturnya.

Imam menceritakan, nantinya latihan tersebut diskenariokan dalam operasi udara terjadi keadaan darurat akibat tertembak dan kemudian jatuh ke daerah musuh. "Kemudian mereka menyelamatkan diri, melarikan diri, bertahan hidup, hingga mendapat pertolongan," ungkapnya.

Sasaran latihan, lanjutnya, terwujudnya pemahaman teori SERE, yaitu survive untuk bertahan hidup, evasion untuk menghindari penangkapan musuh, resistance untuk daya tahan tubuh, dan escape untuk meloloskan diri. "Skenario latihan mirip seperti kondisi sesungguhnya ketika operasi pertempuran," tuturnya.

Selain itu, lanjut dia, latihan tempur ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan kesiapsiagaan operasi dan profesionalisme personel, baik dalam masa damai maupun perang. "Ini mutlak diperlukan agar satuan siap menghadapi accident, baik darat maupun laut," katanya.

Adapun untuk alutsista yang digunakan adalah helikopter jenis colibri dan telah melalui pemeriksaan yang lebih teliti agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. "Helikopter nantinya untuk menyelamatkan para awak pesawat," katanya.

KOMPAS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar