Senin, 01 Juni 2009

Kasau; Kekuatan Udara Nasional Cenderung Diartikan Hanya Berupa Pesawat Terbang

Ketua Persatuan Kesehatan Penerbangan (Perkespra) Marsekal Pertama TNI (Purn) Juelizir Moezakar, SpKP, SPA memberikan penganugerahan Wing Kesehatan Penerbangan kepada Asisten Personel (Aspers) Kasau Marsekal Muda TNI Sudjadijono, SE, MM, di Lakespra dr. Saryanto, Jakarta Selatan, Senin (1/6).

1 Juni 2009, Jakarta -- Kekuatan udara nasional cenderung diartikan hanya berupa pesawat terbang dan peralatan lain yang digunakan oleh Angkatan Udara, armada penerbangan sipil, industri, dan jasa kedirgantaraan serta penerbangan yang ada di TNI AD, AL, Polri belum kita pahami sebagai bagian dari kekuatan udara nasional Indonesia.

Demikian juga dalam pemanfaatannya, pada umumnya hanya dikaitkan dengan kepentingan militer (perang) dan melupakan kegunaannya untuk kesejahteraan rakyat. Hakekat kekuatan udara nasional (Indonesia Air Power) bagi bangsa Indonesia adalah seluruh kemampuan dan kekuatan bangsa untuk menggunakan wahana yang beroperasi di atau/melalui udara. Demikian penjelasan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Subandrio saat bertindak sebagai Keynote Speaker pada Jakarta International Aerospace Medicine Symposium (JIAMS) di Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Antariksa (Lakespra) dr. Saryanto, Jakarta Selatan, Senin (1/6).

Simposium yang berlangsung dua hari, diikuti para dokter-dokter kesehatan penerbangan baik dari dalam maupun luar negeri yang menangani kesehatan penerbangan, staf yang terlibat dalam dunia penerangan baik militer maupun sipil yang berdinas di TNI AU, AD, AL, Kepolisian, dan Departemen Perhubungan Republik Indonesia.

Dengan demikian jelaslah bahwa kekuatan udara nasional tidak identik dengan hanya Angkatan Udara saja. Kalau kita berbicara kekuatan udara nasional di Indonesia tentu tidak terlepas dari kondisi geografi negara kita yang berbentuk kepulauan (Archipelago State). Dihadapkan dengan bentuk geografi dan luas wilayah Indonesia, maka faktor kecepatan yang dimiliki oleh kekuatan udara baik wahana gerak berawak (pesawat terbang), maupun wahana gerak tak berawak (peluru kendali), menjadikan pilihan utama untuk dibangun dan dikembangkan secara proporsional.

Maksud diadakannya simposium ini menurut Ketua pelaksana Marsekal Pertama TNI Dr. Mariono Reksoprojo, SpOG, SpKP, MD untuk menerima masukan-masukan dari berbagai kalangan dokter maupun petugas yang selama ini bekerja di dunia penerbangan yang nantinya dapat memberikan masukan kepada pemimpin dalam menentukan kebijakan dalam hal kesehatan penerbangan terutama untuk keselamatan para awak penerbangan dan para pengguna.

Sebelum memasuki pembahasan-pembahasan selanjutnya Ketua Persatuan Kesehatan Penerbangan (Perkespra) Marsekal Pertama TNI (Purn) Juelizir Moezakar, SpKP, SPA memberikan penganugerahan Wing Kehormatan Kesehatan Penerbangan kepada Asisten Personel (Aspers) Kasau Marsekal Muda TNI Sudjadijono, SE, MM; Kepala Pusat Kesehatan TNI Mayjen TNI dr. Heridadi, Msc; Direktur Kesehatan AD Brigadir Jenderal TNI dr. Djoko Riadi, SpBS; Kepala Dinas Kesehatan AL Laksamana Pertama TNI Dr. Kusdinar Diyon, SpS, Kabiddokpol Pusdikkes Polri Brigadir Jenderal Polisi Musaddeg Ishaq, DFM, dan Dr. I Nyoman Kandun, MPH (mantan Direktur Jenderal Departemen Kesehatan RI).

(Dispenau)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar