Senin, 08 Juni 2009

RS Indonesia di Tengah Belantara Afrika

Rumah Sakit Satgas Kompi Zeni TNI yang tergabung dalam kontingen Garuda XX-F merupakan satu-satunya sarana kesehatan yang dimiliki Monuc yang ada di wilayah Dungu-Kongo. RS tersebut terletak di kamp kontingen Indonesia di belantara hutan tropis Zaire, Afrika. Petugas di RS ini terdiri dari satu orang dokter umum dan satu orang dokter bedah dibantu oleh enam orang tenaga medis. (Foto: okezone/Puspen TNI)

9 Mei 2009 -- Rumah Sakit Satgas Kompi Zeni TNI yang tergabung dalam kontingen Garuda XX-F merupakan satu-satunya sarana kesehatan yang dimiliki MONUC yang ada di wilayah Dungu-Kongo. Rumah sakit tersebut terletak di camp kontingen Indonesia di belantara hutan tropis Negara yang dulu bernama Zaire.

Dengan diawaki satu orang dokter umum dan satu orang dokter bedah dibantu oleh enam orang tenaga medis, tim kesehatan Kontingen Garuda XX-F memberikan pelayanan kesehatan tidak hanya kepada personel Satgas Kompi Zeni TNI saja, melainkan juga melayani kontingen negara lain (Bangladesh, Maroko, Afrika Selatan, Guatemala) maupun staf MONUC (Mission de l’Organisation des Nations Unies en République Démocratique du Congo/misi PBB di Kongo). Bahkan tidak jarang tim kesehatan kontingen Indonesia memberikan dukungan kesehatan kepada kombatan atau mantan anggota milisi Kongo atas permintaan PBB.

Meskipun terletak di tengah hutan belantara, pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Rumah Sakit Kontingan Garuda XX-F terbilang cukup lengkap. Pelayanan itu meliputi pemeriksaan rutin dan pemberian vaksin secara berkala kepada anggota Satgas Kompi Zeni TNI, pengobatan terhadap penyakit yang umum ditemukan di Kongo seperti malaria, batuk, pilek, diare, kolera, penyakit kulit, luka bakar, luka karena gigitan hewan, dan tumor jinak yang perlu diadakan operasi minor, serta pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan darah, pemeriksaan urin dan pemeriksaan air minum dan makanan. Kemampuan personel kesehatan Indonesia berikut logistik medis serta peralatan yang dimiliki telah lulus standarisasi yang dibuat oleh PBB dan cukup untuk mendukung pelayanan rumah sakit level I.

Menurut Mayor Laut (K) dr. R. Yudadi Sp.B yang menjadi Dokter Kontingen GarudaXX-F, kondisi rumah sakit yang dikelolanya sudah memiliki peralatan medik yang cukup lengkap dengan logistik obat-obatan yang cukup adekuat. Dr Yudadi menjelaskan, satu-satunya kekurangan rumah sakit kebanggaan Kontingen Indonesia itu adalah kondisi tenda rumah sakit yang mulai usang dan cat perlengkapan rumah sakit yang tampak mulai memudar. Tempat tidur pasien, meja, kursi, standar infus maupuntroli obat-obatan tampak kusam serta catnya mulai pudar. “Hal ini wajar karena peralatan ini sudah berbakti kepada misi kemanusiaan PBB di Kongo selamahampir 6 tahun, waktu yang cukup lama,” demikian imbuh Dr Yudadi. Menurut dokter yang menempuh spesialisasi bedah di Universitas Gadjah Mada ini, “Bagi kami ketajaman fungsi kesehatan dan penampilan rumah sakit menjadi harga diri kami sebagai perwakilan bangsa Indonesia di tengah-tengah lingkungan berbagai negara dunia. Untuk itu Kami harus maksimal dan optimal membaktikan diri untuk kemanusiaan di dalam misi PBB di Kongo ini”.

Tidak pasrah oleh keadaan, Tim Kesehatan Satgas Kompi Zeni TNI sepakat membuat gerakan untuk memperindah penampilan rumah sakit. Dibawah komando Dr. Yudadi, Tim Kesehatan melaksanakan pengecatan peralatan rumah sakit, meliputi tempat tidur pasien, standar infus, trolley obat, meja dan kursi. Selanjutnya mereka membuat tanda palang merah dan papan identitas rumah sakit serta membuat taman di sekitar tenda rumah sakit dengan bahan yang ditemukan di sekitar Camp. Meskipun baru dua bulan menempati lokasi camp baru di Dungu, seluruh personel kesehatan terlihat sangat antusias membuat rumah sakit yang dikelolanya menjadi lebih nyaman dan asri.

Usaha tim kesehatan tersebut tidak sia-sia. Saat dilaksanakan inspeksi COE (Contingent Owned Equipment) kepada kontingen Indonesia beberapa waktu lalu, rumah sakit tampak lebih indah, rapi dan bersih dari sebelumnya, sehingga tim penilai memuji penampilan rumah sakit Indonesia. Walhasil, rumah sakit Kontingen Garuda XX-F dinilai telah lulus inspeksi dan sebagai ganjaran Indonesia berhak menerima dana reimbursement dari PBB.

Kegiatan memperindah penampilan rumah sakit ini juga mempererat relasi antar personel tim kesehatan khususnya dan personel satgas lainnya. Disamping itu gerakan tamanisasi area rumah sakit menjadi stimulus bagi anggota satgas lainnya untuk memperindah dan merapikan masing-masing tenda tempat tinggalnya. Inilah yang menjadi harapan bersama, yaitu seluruh area camp Indonesia tampil bersih, rapi, indah dan nyaman untuk ditinggali.

Saat ini 174 personel TNI Kontingen Garuda XX-F dibawah pimpinan Mayor Czi Sugeng Haryadi Yogopranowo tengah bergabung dengan pasukan perdamaian PBB di Kongo, tepatnya di wilayah Dungu. Kota yang dulu dikenal dengan sebutan Little Belgium karena tata kota mirip miniatur kota di Belgia, merupakan daerah terpencil dan terisolir. Untuk mencapai Dungu hanya dapat menggunakan alat transportasi udara karena sarana perhubungan darat rusak parah serta situasi keamanan yang kurang kondusif. Wilayah Dungu sebelah utara berbatasan dengan Negara Sudan dan sebelah timur berbatasan dengan Negara Uganda. Situasi keamanan di Dungu kurang kondusif karena sering mendapat gangguan dari milisi LRA (milisi pemberontak Uganda).

MONUC sebagai misi PBB di Kongo hadir di wilayah Dungu dengan menempatkan kontingen Maroko sebagai pasukan pengamanan, Kontingen Indonesia sebagai satuan Zeni, Kontingen Bangladesh sebagai unit angkut udara dan beberapa staf sipil MONUC lainnya yang bertugas mengurusi transportasi dan logistik. Kontingen Indonesia menempati camp di dekat lapangan terbang Dungu yang merupakan hasil karya putra-putra bangsa Indonesia (Kontingen Garuda XX-D s/d Kontingen Garuda XX-F).

(Pen Konga XX-F/MONUC)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar