Sabtu, 13 Juni 2009

Helikopter Puma TNI AU Tidak Akan Dihanggarkan

Deretan helikopter Puma TNI AU. (Foto: Antara)

13 Juni 2009, Jakarta -- Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Subandrio menegaskan, helikopter Puma tidak akan "dihanggarkan" sementara, selama proses investigasi berlangsung.

"Tidak akan. Kita jalankan investigasi dan helikopter yang ada tetap dioperasikan seperti biasa," katanya, menjawab ANTARA di Jakarta, Sabtu.

Subandrio mengatakan, pengecekan rutin terus dilakukan terhadap semua alat utama sistem senjata (alutsista) TNI Angkatan Udara termasuk helikopter Puma yang bermarkas di Skadron Udara 8 Pangkalan Udara Atang Sendjaya, Bogor.

Pengecekan rutin dilakukan sebelum dan setelah misi dilaksanakan. "Jadi, tetap kita adakan pengecekan rutin untuk memastikan kelaikan teknis alat utama sistem senjata dimaksud. Kalau semua di-grounded ya...lalu kita pakai apa untuk menjalankan misi dan operasi rutin," ujarnya.

Sebelumnya, Kasau mengatakan salah satu penyebab jatuhnya helikopter Puma bernomor registrasi HT 3306 pada Jumat (12/6) adalah kerusakan pada sistem kontrol udara dan auto pilot.

"Karenanya, untuk pengecekan rutin terutama bagi helikopter yang masih menjalani perawatan akan difokuskan pada dua hal yakni auto pilot dan sistem kontrol udara, tanpa mengabaikan pengecekan intensif pada tiap bagian helikopter lainnya," tuturnya.

Selain pengecekan rutin, investigasi terhadap helikopter yang naas akan tetap berjalan. "Jadi, tidak ada yang dihanggarkan selama investigasi berjalan. Semua berjalan paralel," tutur Subandrio.

Helikopter SA-330 Puma jatuh sekitar pukul 14.13 WIB dan mengakibatkan empat orang meninggal dunia dan tiga lainnya mengalami luka berat dan masih menjalani perawatan medis di RS Atang Sendjaya, Bogor.

(ANTARA News)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar