Kamis, 09 Desember 2010

Wapres Sambut Positif Sekolah Penerbang Tempur

Wakil Perdana Menteri dan Menhan Singapura Teo Chee Hean bertemu Wakil Presiden Boediono. (Foto: Mindef)

09 Desember 2010, Jakarta -- Wakil Presiden Boediono menyambut positif pengaktifan kembali sekolah penerbang tempur antara RI dan Singapura.

“Wapres tersenyum dan menyambut positif gagasan pendirian kembali sekolah penerbang tempur antara Indonesia dan Singapura,” kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai mendampingi Wapres Boediono menerima Wakil Perdana Menteri Singapura Teo Chee Hean di Jakarta, Kamis.

Dalam pertemuan tertutup selama 30 menit itu, kedua wakil pemerintahan itu membahas berbagai hal terkait hubungan kedua negara di berbagai bidang terutama pertahanan dan militer.

“Ibaratnya, sekolah penerbang itu setingkat S-3 di sekolah umum, bertujuan meningkatkan kemampuan dan profesionalisme para penerbang tempur kedua negara,” katanya.

Pada pembahasan lebih rinci, Purnomo mengatakan, pengaktifan kembali sekolah penerbang tempur itu akan diserahkan sepenuhnya kepada angkatan udara masing-masing negara.

“Apa yang diperlukan, materinya apa saja, bagaimana bentuk latihannya itu kan angkatan udara kedua negara yang tahu,” katanya.

Usai melakukan kunjungan kehormatan kepada Wapres Boediono, Wakil PM Hean yang juga merangkap sebagai Menteri Pertahanan Singapura mengadakan pertemuan khusus dengan mitranya Menhan Purnomo Yusgiantoro di Kementerian Pertahanan.

Sekjen Kementerian Pertahanan Marsekal Madya TNI Eris Herryanto mengatakan, sekolah penerbang tempur antara RI-Singapura didirikan pada 1999 dan telah berjalan baik.

“Namun, memang diperlukan dukungan sarana prasarana yang lebih memadai, mengingat latihan menyangkut rangkaian taktik dan teknik tempur. Semisal, kawasan “tactical air weaponary range” atau lokasi simulasi dimana terdapat sejumlah sasaran seperti landasan, perkantoran bahkan pesawat, untuk dibom dan lain-lain,” katanya.

Tentang lokasi latihan yang akan digunakan, Eris mengatakan, masih dijajaki kedua negara agar sesuai dengan kebutuhan latihan.

“Yang jelas di Indonesia, mengingat Singapura kan tidak ada lahan,” katanya.

Indonesia dan Singapura telah 30 tahun melakukan kerja sama latihan antara angkatan udara kedua negara dengan sandi “Elang Indopura”.

ANTARA Maluku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar