Minggu, 12 Desember 2010

Menguji Ketahanan Tunggangan Rusia


12 Desember 2010, Jakarta -- Dua kapal jenis landing platform dock milik TNI AL bersiaga sekitar tiga kilometer dari bibir Pantai Banongan, Situbondo, Jawa Timur. Langit Sabtu (11/12) pagi saat itu sedikit mendung tetapi cukup nyaman untuk beraktivitas pagi. Satu speed boat mengapung dengan tenang di sekitar kapal tersebut.

Tiba-tiba satu tank amfibi bersiap mengarahkan moncong ke daratan. Sejenak perhatian penonton pun teralih. Jika diselidiki, kapal lainnya sedang sibuk membongkar muatan. Satu per satu tank bergerak ke luar dan mengeluarkan asap hitam. Pandangan musuh sedikit terhalang karenanya. Gelembung air putih ikut tercipta saat tank bergerak membuat formasi setengah lingkaran dan bersiap menuju daratan.

Satu per satu tank amfibi bergerak ke darat. Pendaratan yang dilakukan berlangsung dengan mulus. Giliran asap putih tebal yang hadir dari bagian belakang badan tank tanda baling-baling berhenti bekerja dan digantikan oleh mesin. Adaptasi dilakukan sekitar lima menit dengan bau solar cukup menyengat indra pembauan. Enam tank tersebut kemudian bergegas menerobos semak-semak rimbun yang tinggi menuju sasaran.

Pergerakan mereka segera disusul oleh ratravib alias kendaraan pengangkut personel. Setelah kondisi dirasa cukup aman, masing-masing personel bergerak keluar dan berlari cepat menyusul di belakangnya. Sasaran pun segera diamankan.

Penonton kemudian berpindah tempat menuju sisi sebelah barat Pantai Banongan. Dua puluhan orang siap dengan artileri berat. Tembakan pertama meluncur dari roket multilaras yang mengarah ke sasaran yang berjarak sekitar 16 kilometer. Dentuman kencang memekakkan telinga tidak berhenti hanya sekali tapi hingga tiga puluh dentuman.

Tidak puas dengan roket, prajurit marinir masih menghujani sasaran dengan meriam kaliber 70 cm yang ditembakan dengan menggunakan Howitzer 70 grad. Infiltrasi sasaran pertama selesai dalam waktu sekitar satu jam.

Atraksi penyelamatan itu sekaligus mencoba alat baru yang didatangkan dari Rusia pada 26 November silam. Enam tank amfibi pertama merupakan produk dari Rosoboronexport, pabrikan Rusia, yang dibuat sejak 2008. Nilai kontrak mencapai Rp500 miliar untuk 17 buah tank.

Rombongan pejabat hadir untuk menyaksikan ketangguhan kendaraan tempur yang bersenjatakan artileri, roket, dan meriam sekaligus ini. Di antaranya, Menhan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Dubes Indonesia untuk Rusia Hamid Awaludin dan Dubes Rusia untuk Indonesia Alexander Ivanov. Tidak hanya jadi penonton, rombongan bahkan ikut menunggang kendaraan yang juga andalan tentara Rusia. Purnomo menyebutkan tentara Rusia memiliki tiga resimen yang menggunakan kendaraan tersebut. Dengan yakin, ia berdiri di atas tank sambil berdiskusi dengan Komandan Korps Marinir Mayjen Alfan Baharudin. Terakhir setelah pertunjukkan, ia tak ragu bertepuk tangan untuk menunjukkan kepuasannya.

"Dengan penambahan kekuatan ini, saya yakin kita akan mampu dan siap mempertahankan kedaulatan Indonesia dan kedaulatan bangsa kita," serunya.

MI.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar