A-4 Skyhawk sudah digrounded TNI AU, digantikan Sukhoi. (Foto: wikipedia)
13 Juli 2009, Jakarta -- Mabes TNI siap untuk diaudit terkait pelaksanaan manajemen anggaran alat utama sistem senjata, seperti yang selama ini telah dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
"Toh selama ini sudah rutin dilakukan audit oleh BPK. Meski begitu, TNI tentu akan terus melakukan pembenahan manajemen anggaran alat utama sistem senjata agar lebih tepat sasaran dan kami siap diaudit untuk itu," kata Kepala Pusat Penerangan TNI Marsekal Muda TNI Sagom Tamboen di Jakarta, Senin.
Hanya saja, tambah Sagom Tamboen , masih ada perbedaan persepsi antara Departemen Keuangan serta BPK dengan TNI tentang audit tersebut.
"Dari sisi mereka (Departemen Keuangan, dan BPK) audit hanya berdasarkan nominal, padahal audit dari sisi TNI adalah apakah suatu alat utama sistem senjata masih layak atau tidak untuk mendukung operasional," tuturnya.
Dicontohkannya, satu skadron pesawat A-4 Skyhawk dan OV-10 Bronco yang sudah tidak lagi dioperasionalkan TNI tetapi masih diberi nilai nominal saat audit sebagai Inventaris Kekayaan Negara (IKN).
"Padahal dua jenis pesawat itu sudah dioperasionalkan TNI untuk mendukung tugas pokoknya menjaga kedaulatan negara ini. Tapi masih dianggap sebagai aset TNI yang harus dimasukkan secara nominal dalam audit. Hal seperti ini yang kami belum sepaham soal audit," kata Sagom.
Terkait cetak biru, ia menegaskan, TNI selalu memiliki Rencana Strategis (Renstra) Program Pembangunan Kekuatan (Probangkuat) lima tahunan, yang rutin dievaluasi setiap tahun selama pelaksanaannya.
"Jika dalam lima tahun, ada yang belum dapat dilaksanakan kita ajukan pada program lima tahun berikutnya sesuai kebutuhan dan alokasi anggaran yang ada. Itu sudah berjalan pula, kalau masih perlu dibenahi kami siap," kata Sagom.
ANTARA News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar