Rabu, 15 Juli 2009

TNI AU Usir Pesawat Asing


15 Juli 2009, Batam -- Radar utama di wilayah Natuna menangkap sinyal masuknya pesawat tempur asing. TNI Angkatan Udara dibawah Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) wilayah Barat langsung melakukan pengejaran.

Lima pesawat buru sergap (Buser) yakni tiga pesawat dari Skuardron 12 Pekanbaru dan dua Skuadron I Supadio dari Pangkalan TNI AU di Pontianak pun melesat. Informasinya, pihak Radar di Natuna telah memperingati keberadaan pesawat tersebut, namun tidak diindahkan.

Itulah skenario dalam Latihan Tempur Gabungan TNI AU, TNI AL dan TNI AD yang terfokus di Bandara Hang Nadim Batam, Selasa (14/7). Latihan tempur ini langsung dipimpin Kolonel Pnb Barhim selaku Direktur Latihan.

"Melibatkan 1100 personil. Kebanyakan personil dari unsur Radar yang diutamakan. Ada satuan radar dari Pangkalan di Pekanbaru, Pontianak, Natuna, dan Tanjungpinang. Semua saling berkoordinasi untuk memberikan arahan kepada pesawat tempur TNI AU," ujar Komandan Lanud Tanjungpinang Lektol Pnb Nandang Sukarna.

Latihan juga melibatkan TNI AL dari KRI Hasanuddin dan TNI AD dari satuan khusus penembakan rudal. Mereka akan memeragakan kemampuan hingga 17 Juli nanti. Skenario latihan yakni TNI AU melakukan upaya pengejaran dan memberikan arahan secara presuasif. Pesawat asing tersebut kabur.

Namun, ketika Skuadron 12 Pekanbaru kembali, ternyata ada pesawat asing lainnya terpantau kembali. Dengan kekuatan berbeda, dua jet tempur Skuadron I dari Supadio Pontianak meluncur untuk mengantisipasi keberadaan pesawat asing tersebut.

Pesawat ini, ternyata mengalami masalah dengan kendali dan arahan dua pesawat pemburu ini, akhirnya pesawat asing tersebut diminta mendarat di Bandara Hang Nadim. Selain pesawat jet tempur jenis Hawk juga melibatkan Helikopter Super Puma. Peran heli adalah penyelamatan atau pencarian baik di darat maupun di udara.

"Sedangkan peralatan cangih yang digunakan dalam latihan ini adalah Fungsi Radar Master T yang ada di Satrad 213 Lanud Tanjungpinang. Radar ini memiliki jangkauan mendeteksi hingga 200 noutical mill atau dari Lanud Tanjungpinang hingga Semenanjung Malaysia," ujar Lektol Pnb Nandang Sukarna.

Baru-baru ini, keberadaan alat utama sistem senjata (alutsista) Indonesia tengah menjadi sorotan. Rentetan peristiwa jatuhnya pesawat TNI telah memakan korban jiwa. Beberapa kalangan sempat menilai, kecelakaan itu terkait dengan minimnya anggaran alutsista.

TRIBUN BATAM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar