Dua pesawat Sky Hawk TNI AU lepas landas di atas bandar udara Hang Nadim, Batam, Rabu (15/7). Mereka sedang mengikuti latihan tempur di Batam. (Foto: Batam Pos/Wijaya Satria)
17 Juli 2009, Batam -- Keinginan TNI Angkatan Udara (TNI-AU) membangun pangkalan di Bandara Hang Nadim, belum mendapat restu dari Otorita Batam (OB) sebagai pengelola Hang Nadim. ”Kita sudah berkali-kali menulis surat, tapi belum ada jawaban iya atau tidak,” kata Komandan Pangkalan Udara Tanjungpinang Letkol Pnb Nandang Sukarna kepada wartawan di Bandara Hang Nadim Batam, Kamis (16/7), saat latihan gabungan.
Menurutnya, di Hang Nadim saat ini TNI AU cuma dipinjamkan ruangan untuk pos saja. Anggotanya cuma 10 orang. Padahal Batam berbatasan dengan negara tetangga. Kalau misalnya terjadi sesuatu, Hang Nadim lebih cepat dikuasai musuh.
”Kita mau terbang saja, musuh sudah menguasai Hang Nadim sebagai sarana penting,” kata Nandang, menjelaskan alasan mengapa Hang Nadim perlu ditempatkan pasukan TNI AU.
Dia mengatakan, OB sudah memberikan lahan untuk asrama TNI AU di Nongsa. Jaraknya sekitar 15 menit dari bandara. ”Saya kira itu terlalu jauh. Tidak efektif. Tapi kita berterimakasih dengan lahan yang sudah diberikan,” katanya. Pangkalan Tanjungpinang membawahi Karimun, Batam, Lingga dan Tanjungpinang. Sedangkan wilayah udara Natuna dan Anambas di bawah Lanud Ranai.
Kepala Bandara Hang Nadim Hendro Harijono mengatakan, kebijakan memberikan lahan tergantung dari pusat. Harus ada kesepahaman antara TNI AU dengan Departemen Perhubungan mengenai masalah itu. ”Di Cengkareng tidak ada TNI AU. Masalah ini masih dibahas,” ujar Hendro.
BATAM POS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar