Sejumlah petugas kepolisian melakukan penyelidikan di salah satu bagian gedung yang hancur berantakan akibat ledakan yang diduga disebabkan oleh bom di Hotel Ritz Carlton di Jalan Lingkar Mega Kuningan, Jakarta, Jumat (17/9). Ledakan yang diduga disebabkan oleh bom juga terjadi di Lobby Hotel JW Marriot yang berlokasi tidak jauh dari Hotel Ritz Carlton. (Foto: ANTARA/Rumgapres/Cahyo/wsj/09)
18 Juli 2009, Jakarta -- Pemerhati teror bom, Hermawan Sulistyo, menyebut bahwa militer dapat menjadi sasaran berikutnya dalam teror bom di Indonesia menyusul adanya ledakan bom di JW Marriott dan Ritz-Carlton, Jumat (17/7) pagi. Hal ini terlihat berdasarkan pola teror bom yang terjadi di dunia.
"Kalau bicara soal pola, bisa jadi akan masuk ke militer," kata lelaki yang akrab disapa Kiki ini, di sela-sela diskusi mingguan bertema 'Bom Lagi', di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (18/7).
Kiki menjelaskan, pola teror bom di seluruh dunia menunjukkan, teror bom dilakukan mulai dari sasaran kosong, kemudian dilakukan dengan sasaran ke warga sipil yang dekat dengan orang, dan terakhir sasarannya adalah militer.
"Lihat saja pas bom di parkiran BEI itu, sasarannya kosong. Kalau kita lihat teror sekarang itu sudah masuk ke hotel. Kalau waktu di Amerika dulu, teror itu sebenarnya kan sasarannya Pentagon," ujarnya.
Namun, ia menegaskan, pola teror bom itu terjadi di dunia. Sementara itu, pola di Indonesia belum tentu akan sama. Kalau dibandingkan, lanjutnya, teror bom di luar negeri selalu diikuti dengan ancaman, sedangkan di Indonesia tidak pernah diawali dengan ancaman. "Kalau ada ancamannya itu biasanya justru tidak ada bomnya, seperti ancaman bom di KPK kemarin," ucapnya.
Menurutnya, perlu dilakukan investigasi dan penelusuran untuk mengetahui motif peledakan bom di JW Marriot dan Ritz Carlton tersebut. Sebab, teror bom itu perlu biaya, keberanian, dan nyawa. "Nah, maksudnya apa di Indonesia ini. Itu harus dicari," pungkasnya. (tribunbatam/kps)
Menhan: Travel Warning Tak Masalah
Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono menyatakan peringatan perjalanan (travel warning) yang dilakukan negara lain ke Indonesia tidak masalah. Asalkan, Indonesia segera mengembalikan kepercayaan kepada dunia.
"Travel warning itu wajar-wajar saja. Tidak masalah," kata dia saat menjenguk korban bom JW Marriott - Ritz Carlton di Rumah Sakit MMC, Jakarta.
Juwono optimistis dalam waktu dekat kepercayaan dunia akan pulih. "Dunia percaya kita bisa menangani lebih cepat," katanya.
Kemarin dua bom meledak di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta. Sembilan korban meninggal dunia dan melukai 50 orang lebih lainnya dalam peristiwa itu. (VIVAnews/Hadi Suprapto, Nur Farida Ahniar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar