F-5 Tiger TNI AU (Foto: youdee/photobucket)
11 Mei 2009, Kupang -- TNI Angkatan Udara (AU) menggelar operasi udara untuk mengawasi pulau-pulau terluar dan alur laut kepulauan Indonesia (ALKI) sejak Sabtu (5/5) sampai Jumat (15/5) di Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam operasi itu, TNI menggunakan empat unit pesawat tempur Tiger F5 yang terbang dari pangkalan udara Iswahyudi di Madiun, Jawa Timur.
Komandan Pangkalan Udara El Tari Kupang Letnan Kolonel (Pnb) Joko Sugeng Srianto mengatakan selama operasi, belum terlihat pesawat asing memasuki wilayah udara Indonesia. “Jika ada pesawat asing yang dicurigai mengancam keamanan dan pertahanan udara kita, langsung disergap," katanya kepada wartawan di Kupang, Minggu (10/5).
Empat pesawat tempur itu terbang hingga perbatasan RI Timor Leste dan perbatasan dengan Australia. Di perbatasan dengan kedua negara itu, terdapat empat pulau terluar yakni Pulau Ndana Rote,Ndana Sabu, dan Mangkudu yang berbatasan dengan periaran Australia, serta Pulau Batek yang berbatasan dengan wilayah perairan Timor Leste.
Operasi itu juga melibatkan 150 anggota pasukan khas (Paskhas) TNI AU, dipimpin Letkol Pnb Ronny Moningka dan dipantu secara cermat lewat satelit oleh para pimpinan TNI AU. Operasi itu juga memantau kapal asing yang kemungkinan masuk periaran Indonesia secara ilegal, termasuk kapal nelayan asing. Hanya saja, sampai Minggu (10/5) hanya terpantau kapal-kapal berbendera Indonesia.
Wilayah selatan dan timur Indonesia terutama di selatan Pulau Rote dan bagian timur Pulau Timor sering rawan pelanggaran, seperti menjadi sasaran penangkapan ikan ilegal oleh kapal asing. Pasalnya, wilayah perairan itu tidak terpantau secara rutin. Perairan itu juga sering dimanfaatkan warga asing terutama asal Afghanistan, Pakistan, dan Vietnam untuk menyeberang ke Australia.
(Media Indonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar