26 Mei 2009, Jakarta -- Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan, siap mengkandangkan alat utama sistem senjata yang terbukti tidak laik.
"Kami tengah dan terus melakukan kajian dan pemilahan terhadap persenjataan dan perlengkapan tempur yang telah berusia diatas 20 tahun," katanya, kepada ANTARA usai penandatanganan nota kesepahaman dengan PT Pertamina di Jakarta, Selasa.
Kasal menambahkan, dari kajian dan pemilahan sementara ada beberapa alat utama sistem senjata TNI AL yang memang tidak laik lagi digunakan ada kapal, tank dan pesawat.
"Tetapi itu akan dikaji lagi, kalau memang masih bisa diremajakan (retrovit) atau di-`repowering`, maka kita akan gunakan lagi. Karena retrovit atau `repowering` dapat memperpanjang usia pakai beberapa belas tahun ke depan," ujarnya.
Jika, alat utama sistem senjata itu memang benar-benar tidak laik yang harus dikandangkan. "Jadi, ada tahapannya, kalau memang tidak laik yang kita kandangkan," kata Tedjo.
Yang jelas, lanjut Kasal, TNI AL akan tetap menjalankan rencana strategis hingga 2024 dengan alokasi anggaran yang tersedia. "Kita tetap akan membangun TNI AL yang besar, kuat dan profesional, sesuai anggaran yang ada. Kita kelola anggaran yang diberikan dengan baik, untuk membesarkan TNI AL," tuturnya.
TNI AL telah merumuskan Postur Kekuatan TNI AL hingga 2024 meliputi 274 KRI, 137 Pesawat Udara, Marinir terdiri dari tiga Pasmar, dua Brigmar BS, satu Kolatmar, lima Pangkalan Marinir dan 11 Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan serta 59 Pangkalan TNI AL yang terdiri dari 11 Lantamal, 24 Lanal dan 3 Denal.
(ANTARA News)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar