Pangdam III Siliwangi Mayjen Rasyid Qurnuen Aquary (kiri) didampingi Direktur Utama PT Pindad Andik Avianto (kanan) melihat bagian badan Panser APS 6x6 saat acara serah terima Panser APS dari Departemen Pertahanan ke Denkav(Kavaleri) di bengkel Daerah Kodam III Siliwangi, Bandung, Jawa Barat, Selasa (5/5). Departemen Pertahanan memesan 170 buah Panser APS 6x6 dari PT PINDAD 4 buah diantaranya untuk Divisi Kavaleri KOdam III Siliwangi. (Foto: ANTARA/Rezza Estily/Koz/nz/09)
5 Mei 2009, Bandung - Pangdam III Siliwangi Rasyid Qurnuen Akuary menyerahkan empat unit panser tipe APS-2 buatan PT Pindad, Selasa (5/5/2009). Tiap unit panser dari proyek pengadaan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) Departemen Pertahanan ini dihargai hampir Rp 7 miliar.
Penyerahan yang dilakukan di Bengkel Daerah (Bengrah) Kodam III Siliwangi, di Jalan Gudang Utara dipimpin langsung oleh Pangdam yang kemudian diserahkan kepada Komandan Pusat Senjata Kavaleri dan Komandan Kompi Kavaleri.
Menurut Rasyid, nilai dari masing-masing panser terhitung murah jika dibandingkan membuat panser ke luar negeri yang mencapai Rp 11-12 miliar.
"Berarti ada penghematan banyak," kata Rasyid kepada wartawan seusai acara.
Saat ini, Kodam III Siliwangi memiliki 19 unit panser dan 70 tank. Sementara 4 unit panser yang baru saja diserahtereimakan, merupakan produk terbaru PT Pindad. Dua panser diserahkan untuk Kavaleri Serang dan dua lainnya untuk Pusat Senjata Kavaleri. (Foto: detikBandung/Tya Eka Yulianti)
Tiap unit panser dari proyek pengadaan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) Departemen Pertahanan ini dihargai hampir Rp 7 miliar. (Foto: detikBandung/Tya Eka Yulianti)
Meski terbilang hemat, imbuh Pangdam, bukan berarti kualitas yang dimiliki empat panser tersebut dikesampingkan. "Saya yakin kualitasnya terjamin, ini kan buatan dalam negeri," katanya.
Rasyid menambahkan, pembuatan panser sendiri sudah berdasarkan hasil pengembangan dan observasi dari kendaraan tempur sebelumnya. Rasyid tidak menampik kalaupun kedepannya ada kekurangan dari panser tersebut pihaknya akan melakukan observasi ulang.
"Kalau memang diperlukan nanti kita observasi lagi," kata Rasyid.
(detikBandung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar