Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso memimpin upacara pelepasan Konga XXVIII ke Libanon. (Foto: M. Rizal Maslan/detikFoto)
21 Maret 2009, Jakarta -- Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso melepas keberangkatan KRI Diponegoro-365 sebagai Satuan Tugas (Satgas) Maritim TNI Kontigen Garuda (Konga) XXVIII-A untuk bergabung dalam Satgas Maritim Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB di Libanon, Jumat (20/3).
Pelepasan dilaksanakan dalam upacara militer di Markas Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) di Jakarta. Djoko mengatakan, TNI sudah puluhan tahun mengirim personel. Namun, baru kali ini ada permintaan menghadirkan armada laut RI dalam suatu misi perdamaian.
"Ini kebanggaan dan kehormatan tersendiri bagi TNI, khususnya TNI AL," kata dia dalam sambutan pelepasan. Djoko meminta, prajurit menjaga kepercayaan yang telah diberikan masyarakat internasional dengan menjalankan tugas penuh tanggung jawab dan profesional.
Tugas utama KRI Diponegoro ialah mencegah masuk dan keluarnya senjata dan material yang berhubungan dengan senjata. Kapal juga akan membantu Angkatan Laut Libanon menegakkan kedaulatan negaranya. Dengan kekuatan 99 personel, KRI Diponegoro juga dilengkapi helikopter BO-105 NV-414. Djoko meminta, keselamatan diri dan material yang telah dipercayakan menjadi perhatian.
Duta Besar Libanon untuk Indonesia Victor Zmeter berterimakasih atas partisipasi Indonesia. "Menunjukkan komitmen Indonesia untuk selalu mengawal perdamaian dunia termasuk di Libanon," katanya. Situasi Libanon terutama yang berbatasan dengan Israel aman dan terkendali karena adanya Pasukan PBB.
Selain Indonesia, beberapa negara telah mengirimkan kapal perangnya seperti Prancis, Turki, Yunani, Italia, Spanyol, dan Jerman. Artinya, Indonesia menjadi negara pertama yang dipercaya PBB, di luar negara Eropa.
Rencananya, KRI Diponegoro yang dikomandani Letkol Arsyad Abdullah itu akan melaksanakan tugas perdamaian selama enam bulan sejak akhir April sampai Oktober 2009. Jika dianggap berhasil, misi dilanjutkan dengan kapal kedua.
Selama satu bulan perjalanan, KRI Dipononegoro akan singgah di beberapa negara seperti Cochin (India), Salalah (Oman), Port Said (Mesir), Beirut (Libanon) dengan jarak tempuh keseluruhan 6.555 mil.
Dalam perjalanan, KRI Diponegoro akan membantu patroli keamanan di wilayah perairan Somalia. Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksmana Pertama Iskandar Sitompul menambahkan, kemungkinan kapal akan berada di wilayah perairan Somalia selama tiga hari sambil menuju Beirut.
"Sesuai hukum laut intenasional, kapal yang melintas perairan tertentu harus turut mengawasi situasi keamanan di wilayah tersebut," katanya. KRI Diponegoro merupakan korvet Sigma pertama yang dipesan TNI AL dari Belanda. Persenjataan kapal ini memang terbilang mutakhir, antara lain meriam super rapid 76 mm, rudal antikapal Exocet MM-40, rudal antipesawat udara Mistral Simbad-Tetral, dan torpedo antikapal selam A-244S. Sistem radar MW 08 yang dimiliki juga sudah terintegrasi dengan sistem senjata. (JurnalNasional)
Pelepasan dilaksanakan dalam upacara militer di Markas Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) di Jakarta. Djoko mengatakan, TNI sudah puluhan tahun mengirim personel. Namun, baru kali ini ada permintaan menghadirkan armada laut RI dalam suatu misi perdamaian.
"Ini kebanggaan dan kehormatan tersendiri bagi TNI, khususnya TNI AL," kata dia dalam sambutan pelepasan. Djoko meminta, prajurit menjaga kepercayaan yang telah diberikan masyarakat internasional dengan menjalankan tugas penuh tanggung jawab dan profesional.
Tugas utama KRI Diponegoro ialah mencegah masuk dan keluarnya senjata dan material yang berhubungan dengan senjata. Kapal juga akan membantu Angkatan Laut Libanon menegakkan kedaulatan negaranya. Dengan kekuatan 99 personel, KRI Diponegoro juga dilengkapi helikopter BO-105 NV-414. Djoko meminta, keselamatan diri dan material yang telah dipercayakan menjadi perhatian.
Duta Besar Libanon untuk Indonesia Victor Zmeter berterimakasih atas partisipasi Indonesia. "Menunjukkan komitmen Indonesia untuk selalu mengawal perdamaian dunia termasuk di Libanon," katanya. Situasi Libanon terutama yang berbatasan dengan Israel aman dan terkendali karena adanya Pasukan PBB.
Selain Indonesia, beberapa negara telah mengirimkan kapal perangnya seperti Prancis, Turki, Yunani, Italia, Spanyol, dan Jerman. Artinya, Indonesia menjadi negara pertama yang dipercaya PBB, di luar negara Eropa.
Rencananya, KRI Diponegoro yang dikomandani Letkol Arsyad Abdullah itu akan melaksanakan tugas perdamaian selama enam bulan sejak akhir April sampai Oktober 2009. Jika dianggap berhasil, misi dilanjutkan dengan kapal kedua.
Selama satu bulan perjalanan, KRI Dipononegoro akan singgah di beberapa negara seperti Cochin (India), Salalah (Oman), Port Said (Mesir), Beirut (Libanon) dengan jarak tempuh keseluruhan 6.555 mil.
Dalam perjalanan, KRI Diponegoro akan membantu patroli keamanan di wilayah perairan Somalia. Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksmana Pertama Iskandar Sitompul menambahkan, kemungkinan kapal akan berada di wilayah perairan Somalia selama tiga hari sambil menuju Beirut.
"Sesuai hukum laut intenasional, kapal yang melintas perairan tertentu harus turut mengawasi situasi keamanan di wilayah tersebut," katanya. KRI Diponegoro merupakan korvet Sigma pertama yang dipesan TNI AL dari Belanda. Persenjataan kapal ini memang terbilang mutakhir, antara lain meriam super rapid 76 mm, rudal antikapal Exocet MM-40, rudal antipesawat udara Mistral Simbad-Tetral, dan torpedo antikapal selam A-244S. Sistem radar MW 08 yang dimiliki juga sudah terintegrasi dengan sistem senjata. (JurnalNasional)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar