17 Maret 2009, Ambon -- Jasad almarhum Pratu Yusuf Saiful, anggota Batalyon Infanteri (Yonif) 754/Eme Neme Kangasi (ENK) Kodam XVII/Cendrawasih yang tewas dalam kontak senjata di Ketinggian Monia, Papua, kemarin dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kapahaha Ambon.
Proses pemakaman dilakukan dalam bentuk upacara penghormatan terakhir dan dipimpin Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI M Noer Muis. Turut hadir, Wakil Gubernur Ir Said Assagaff, Kapolda Brigjen Pol Drs Totoy Herawan Indra, Danlantamal Marsma TNI Sudarsono serta prajurit TNI/Polri dan ibu-ibu Persit Kartika Chandra Kirana.
Suasana duka sangat terasa dikalangan keluarga almarhum. Meski demikian kedua orang tua almarhum Andi Yusup Limpo dan Ny. Fatma Yusup tetap tabah. Isak tangis keluarga mengantar jenazah korban saat prajurit Denkav 5/BLC menurunkan jenazah ke liang lahat diiringi tembakan salvo.
Usai prosesi pemakaman, pangdam memberikan bendera merah putih yang digunakan menutup peti mati kepada kedua orang tua almarhum dan dilanjutkan dengan penyampaian ucapan belasungkawa oleh para pejabat yang menghadiri proses pemakaman.
Pangdam kepada wartawan mengatakan, sebagai prajurit yang gugur dalam usaha mempertahankan kedaulatan NKRI, Pratu Saiful pantas untuk diberi tempat yang layak di TMP Kapahaha. ’’Anggota TNI, Polri dan para pejuang yang mempunyai jasa besar bagi bangsa ini, termasuk almarhum memiliki hak untuk dimakamkan di tempat ini (TMP, red),’’ tegas Pangdam.
Terkait dengan kenaikan pangkat sebagai bentuk penghargaan atas jasa almarhum, Pangdam mengatakan semuanya diserahkan pada kesatuannya di Kodam XVII/Cenderawasih. ’’Untuk ketentuan tersebut akan diproses di Kodam XVII/Cenderawasih. Kita menindaklanjuti proses pemakaman almarhum yang berasal dari Maluku,’’ kata jenderal dengan dua bintang di pundak ini.
Almarhum tewas di ketinggian Monia, Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua saat terlibat kontak senjata dengan kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM), Sabtu (14/3) lalu. Pratu Saiful adalah anggota Yonif 754/ENK yang bertugas di Pos Penjagaan Gurage, Distrik Mulia. Dia menjabat wakil komandan regu 1, Pleton III, Kipan D Yonif 754 yang bertugas sebagai Satgas Rajawali sejak November 2008.
Sebelum terjadi kontak senjata hari Sabtu (14/3), pada Jumat (13/3) malam sekitar pukul 20.00 WIT dan 24.00 WIT, anggota separatis menyerang Pos Gurage. Namun saat itu tidak terjadi aksi baku tembak.
Sabtu pagi, almarhum dan rekan lainnya mendapatkan informasi dan perintah untuk melaksanakan patroli di ketinggian Monia. "Korban yang pertama kali melihat dan langsung mengejar sekelompok orang tersebut. Di ketinggian Monia, terjadi kontak senjata dan tertembak mengenai pelipis kiri hingga tewas ditempat,’’ jelas Pangdam. (AmbonExpress)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar