Para survivor mendapat pertolongan melalui udara dengan pesawat Helikopter jenis Colibri (Foto : Pentak Lanud Iswahjudi).
20 Maret 2009, Madiun -- Setelah berlangsung selama tiga hari penuh, Latihan Dasar SAR dan Survival bagi awak pesawat tempur Lanud Iswahjudi ditutup oleh Kepala Dinas Operasi (Kadisops) Lanud Iswahjudi Kolonel Pnb Nanang Santoso mewakili Komandan Lanud Iswahjudi dalam suatu upacara sederhana dipinggiran Danau Sarangan, Magetan, Jawa Timur, Jumat (20/3).
Latihan yang dibagi dalam dua tahap itu, masing-masing dalam bentuk Bina Kelas dan manuver lapangan, selain untuk menguji piranti dan prosedur tetap yang ada dalam rangka membentuk karakter awak untuk pesawat tempur yang tangguh dan pantang menyerah dalam kondisi apapun juga.
Dalam latihan manuver lapangan, diujikan cara-cara untuk bertahan hidup, berpindah-pindah tempat agar tidak tertangkap lawan serta melarikan diri dari daerah musuh termasuk juga melatih kemampuan awak dapat bertahan hidup dan menyelamatkan diri apabila berada di daerah perairan sekalipun.
Selain itu pula, ada beberapa latihan yang diujikan serta diberikan penilaian seperti jalan peta, kompas, turun tebing, tali temali, menembak dan sebagainya. Hasilnya keluar sebagai pelaku terbaik Lettu Pnb Moh. Yunus dari Skadron Udara 14 serta Mayor Pnb Firman Dwi Cahyono dari Skadron Udara 3 sebagai penembak terbaik.
Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro,S.Sos, dalam sambutannya yang di bacakan oleh Kadisops Kolonel Pnb Nanang Santoso pada upacara penutupan latihan menilai, secara keseluruhan latihan berlangsung dengan baik , lancar dan aman. Namun demikian ia berharap perlu adanya evaluasi dan kajian secara menyeluruh agar latihan berikutnya lebih sempurna, apalagi dalam waktu dekat latihan survival tempur tingkat Koopsau II akan dilaksanakan.
Pihaknya juga memuji semangat dan kesungguhan para pelaku, pelatih maupun pendukung lainnya dalam melaksanakan latihan tersebut. Hal ini hendaknya dipertahankan jika perlu ditingkatkan, tegasnya. (TNI AU)
Latihan yang dibagi dalam dua tahap itu, masing-masing dalam bentuk Bina Kelas dan manuver lapangan, selain untuk menguji piranti dan prosedur tetap yang ada dalam rangka membentuk karakter awak untuk pesawat tempur yang tangguh dan pantang menyerah dalam kondisi apapun juga.
Dalam latihan manuver lapangan, diujikan cara-cara untuk bertahan hidup, berpindah-pindah tempat agar tidak tertangkap lawan serta melarikan diri dari daerah musuh termasuk juga melatih kemampuan awak dapat bertahan hidup dan menyelamatkan diri apabila berada di daerah perairan sekalipun.
Selain itu pula, ada beberapa latihan yang diujikan serta diberikan penilaian seperti jalan peta, kompas, turun tebing, tali temali, menembak dan sebagainya. Hasilnya keluar sebagai pelaku terbaik Lettu Pnb Moh. Yunus dari Skadron Udara 14 serta Mayor Pnb Firman Dwi Cahyono dari Skadron Udara 3 sebagai penembak terbaik.
Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro,S.Sos, dalam sambutannya yang di bacakan oleh Kadisops Kolonel Pnb Nanang Santoso pada upacara penutupan latihan menilai, secara keseluruhan latihan berlangsung dengan baik , lancar dan aman. Namun demikian ia berharap perlu adanya evaluasi dan kajian secara menyeluruh agar latihan berikutnya lebih sempurna, apalagi dalam waktu dekat latihan survival tempur tingkat Koopsau II akan dilaksanakan.
Pihaknya juga memuji semangat dan kesungguhan para pelaku, pelatih maupun pendukung lainnya dalam melaksanakan latihan tersebut. Hal ini hendaknya dipertahankan jika perlu ditingkatkan, tegasnya. (TNI AU)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar