JAKARTA, 16/3 - PENGAMANAN PRESIDEN. Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso (tengah) didampingi Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), Mayjend TNI Marciano (kiri) memeriksa kelengkapan salah seorang prajurit Paspampres saat apel gelar kesiapan di Mako Paspampres, Jakarta, Senin (16/3). Panglima TNI Djoko Santoso memastikan kesiapsiagaan para prajurit Paspampres dalam mengawal dan mengamankan Presiden, Wakil Presiden, dan para tamu VVIP beserta keluarganya terutama dalam masa pelaksanaan kampanye Pemilu 9 April mendatang. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/mes/09)
17 Maret 2009, Jakarta -- Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) meningkatkan kewaspadaan saat menjaga presiden dan wakil presiden menghadapi Pemilu 2009, khususnya masa kampanye. Alasannya, kampanye melibatkan lebih banyak masyarakat dari jarak dekat dan waktu orasi yang lebih lama.
"Ini kerawanan yang lebih krusial ketimbang pengamanan acara presiden biasanya," kata Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso usai meninjau kesiapan Paspampres jelang pemilu di Markas Paspampres, Jakarta, Senin (16/3).
Djoko meminta jajaran pengamanan presiden merencanakan dan mempersiapkan tugas pengamanan lebih cermat, teliti, dan detail. "Lebih lugas dan tegas melaksanakan tugas," kata Djoko.
Dia berjanji markas besar TNI akan memberi atensi yang lebih ketat selama kampanye. "Kami akan bantu sepenuhnya pengamanan incumbent," kata lulusan Akademi Militer tahun 1975 itu.
Panglima TNI menjelaskan, intelijen telah melakukan pendeteksian di daerah-daerah yang akan menjadi tempat kampanye presiden dan wapres. Namun, dia menolak mengungkapkan potensi kerawanan yang terjadi.
Dia mengingatkan, Paspampres tidak sendiri dalam mengamankan presiden. Harus ada koordinasi, baik dengan internal TNI, maupun Polri, pemerintah daerah, dan instansi terkait.
Komandan Paspampres Mayjen Marciano Norman mengatakan, antisipasi kemungkinan yang terburuk terjadi saat kampanye dilakukan dengan melatih prajurit.
"Potensinya bagaimana dan apa yang harus dilakukan ketika kejadian buruk itu muncul," katanya. Selain teknis kesiapan yang lebih, peralatan yang digunakan juga ditingkatkan.
Tak hanya itu, Marciano mempersiapkan anggotanya agar memahami apa yang dilarang saat kampanye. Untuk itu, Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu telah dihadirkan untuk memberi pembekalan.
"Kami menghindari prajurit melakukan pelanggaran pemilu. Jangan karena kekonyolan TNI malah mendapatkan teguran," kata Marciano. (Jurnalnasional)
"Ini kerawanan yang lebih krusial ketimbang pengamanan acara presiden biasanya," kata Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso usai meninjau kesiapan Paspampres jelang pemilu di Markas Paspampres, Jakarta, Senin (16/3).
Djoko meminta jajaran pengamanan presiden merencanakan dan mempersiapkan tugas pengamanan lebih cermat, teliti, dan detail. "Lebih lugas dan tegas melaksanakan tugas," kata Djoko.
Dia berjanji markas besar TNI akan memberi atensi yang lebih ketat selama kampanye. "Kami akan bantu sepenuhnya pengamanan incumbent," kata lulusan Akademi Militer tahun 1975 itu.
Panglima TNI menjelaskan, intelijen telah melakukan pendeteksian di daerah-daerah yang akan menjadi tempat kampanye presiden dan wapres. Namun, dia menolak mengungkapkan potensi kerawanan yang terjadi.
Dia mengingatkan, Paspampres tidak sendiri dalam mengamankan presiden. Harus ada koordinasi, baik dengan internal TNI, maupun Polri, pemerintah daerah, dan instansi terkait.
Komandan Paspampres Mayjen Marciano Norman mengatakan, antisipasi kemungkinan yang terburuk terjadi saat kampanye dilakukan dengan melatih prajurit.
"Potensinya bagaimana dan apa yang harus dilakukan ketika kejadian buruk itu muncul," katanya. Selain teknis kesiapan yang lebih, peralatan yang digunakan juga ditingkatkan.
Tak hanya itu, Marciano mempersiapkan anggotanya agar memahami apa yang dilarang saat kampanye. Untuk itu, Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu telah dihadirkan untuk memberi pembekalan.
"Kami menghindari prajurit melakukan pelanggaran pemilu. Jangan karena kekonyolan TNI malah mendapatkan teguran," kata Marciano. (Jurnalnasional)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar