Para perwira juga diajarkan cara menangkap ular agar dapat bertahan di hutan
20 Maret 2009, Pontianak -- Latihan survival bagi awak pesawat yang digelar sekali dalam setahun, merupakan latihan yang sangatlah penting bagi para perwira umumnya dan para awak pesawat khususnya. Selain sebagai mekanisme program latihan, juga merupakan metode guna menguji kemampuan fisik dan mental para awak pesawat dan perwira lainnya, dalam menghadapi keadaan bahaya maupun keadaan darurat. Dengan kondisi atau keadaan yang serba terbatas mereka harus mampu mengatasi situasi tersebut dengan baik.
Hal tersebut disampaikan Komandan Lanud Supadio Kolonel Pnb Yadi Indrayadi disela-sela Latihan dasar Survival Elang Mandau tahun 2009 di Apron Hanggar Lanud Supadio, Kamis (19/3).
Latihan survival dasar ini sebagai ajang melatih diri dan menambah pengetahuan para awak pesawat dan para perwira tentang cara-cara bagaimana mempertahankan hidup dari kesulitan-kesulitan, baik di darat maupun di air bila sewaktu-waktu pesawatnya mengalami masalah pada saat melaksanakan tugas operasi.
Dalam keadaan bahaya atau darurat para awak pesawat Skadron udara 1 sebagai salah satu satuan pemukul TNI Angkatan Udara, akan selalu berada pada barisan terdepan dalam menghalau musuh yang datang. Oleh sebab itu harus mampu menguasai situasi darurat. Dengan latihan survival dasar ini juga dapat dijadikan sebagai bekal dasar para perwira, untuk mengikuti survival tempur yang akan dilaksanakan di tingkat Koopsau I, Jakarta. ”Karena kemampuan survival tempur ini juga merupakan bagian dari profesionalisme yang perlu dikembangkan secara berlanjut khususnya para awak pesawat Skadron Udara 1,” tambah Danlanud.
Latihan Survival ini digelar selama dua hari melibatkan pelaku sebanyak 40 perwira Lanud Supadio dan Skadron Udara 1, terdiri dari Penerbang, Teknisi dan Perwira Staf yang terbagi dalam empat tim, 30 personel sebagai Komando Latihan (Kolat) dan 15 personel pelatih dari Batalyon 465 Paskhasau. Adapun tahap Latihan survival ini dibagi menjadi beberapa tahapan antara lain pengetahuan kompas, jalan patroli, pelolosan dari daerah musuh, menembak, caraka malam dan survival air. (TNI-AU)
Hal tersebut disampaikan Komandan Lanud Supadio Kolonel Pnb Yadi Indrayadi disela-sela Latihan dasar Survival Elang Mandau tahun 2009 di Apron Hanggar Lanud Supadio, Kamis (19/3).
Latihan survival dasar ini sebagai ajang melatih diri dan menambah pengetahuan para awak pesawat dan para perwira tentang cara-cara bagaimana mempertahankan hidup dari kesulitan-kesulitan, baik di darat maupun di air bila sewaktu-waktu pesawatnya mengalami masalah pada saat melaksanakan tugas operasi.
Dalam keadaan bahaya atau darurat para awak pesawat Skadron udara 1 sebagai salah satu satuan pemukul TNI Angkatan Udara, akan selalu berada pada barisan terdepan dalam menghalau musuh yang datang. Oleh sebab itu harus mampu menguasai situasi darurat. Dengan latihan survival dasar ini juga dapat dijadikan sebagai bekal dasar para perwira, untuk mengikuti survival tempur yang akan dilaksanakan di tingkat Koopsau I, Jakarta. ”Karena kemampuan survival tempur ini juga merupakan bagian dari profesionalisme yang perlu dikembangkan secara berlanjut khususnya para awak pesawat Skadron Udara 1,” tambah Danlanud.
Latihan Survival ini digelar selama dua hari melibatkan pelaku sebanyak 40 perwira Lanud Supadio dan Skadron Udara 1, terdiri dari Penerbang, Teknisi dan Perwira Staf yang terbagi dalam empat tim, 30 personel sebagai Komando Latihan (Kolat) dan 15 personel pelatih dari Batalyon 465 Paskhasau. Adapun tahap Latihan survival ini dibagi menjadi beberapa tahapan antara lain pengetahuan kompas, jalan patroli, pelolosan dari daerah musuh, menembak, caraka malam dan survival air. (TNI-AU)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar