20 Maret 2009, Surabaya -- Sebanyak 213 dari 220 kadet Akademi TNI Angkatan Laut (AAL) Surabaya yang mengikuti pendidikan selam dasar dinyatakan lulus, sedangkan tujuh lainnya tidak lulus.
Pendidikan selam yang berlangsung selama 40 hari itu ditutup oleh Gubernur AAL, Laksda TNI Moch. Jurianto di Surabaya, Jumat yang ditandai dengan penyematan brevet kepada peserta yang lulus. Sementara yang tidak lulus harus ikut pendidikan ulang.
Gubernur AAL dalam sambutannya mengatakan, keterampilan selam dasar harus dikuasai dan sangat penting bagi para personel TNI AL yang medan tugasnya selalu berhubungan dengan laut.
"Keterampilan selam itu diproyeksikan untuk memberikan pertolongan pada kecelakaan di laut dan operasi penyelaman bawah air. Keterampilan ini juga untuk mendeteksi dan mengatasi kebocoran minyak dan membersihkan kapal dari karang laut," katanya.
Menghadapi tantangan tugas ke depan, katanya, dibutuhkan kesiapsiagaan personel TNI AL, termasuk para kadet AAL yang merupakan calon perwira matra laut.
"Prajurit matra laut harus mampu melaksanakan operasi penyelaman bawah air dan dapat menampilkan kemampuannya untuk memberikan dukungan terhadap operasi keamanan dalam negeri apabila dibutuhkan," katanya.
Sementara Kabagpen AAL, Mayor Laut (KH) Drs Jamaluddin menambahkan, para kadet itu mengikuti pendidikan selam dengan materi berupa, teori, kemampuan renang, menggunakan masker hingga mengambil brevet dengan tanpa dan menggunakan alat.
Ia mengemukakan, keterampilan selam itu nantinya bisa lebih dikembangkan lagi menjadi keterampilan khusus saat kadet sudah menjadi perwira, seperti komando pasukan katak (kopaska) dan intai amfibi (taifib) Marinir.
"Keterampilan ini juga bermanfaat untuk mendukung pelaksanaan operasi tempur laut, selam tempur, operasi amfibi dan sabotase bawah air," katanya. (AntaraJatim)
Pendidikan selam yang berlangsung selama 40 hari itu ditutup oleh Gubernur AAL, Laksda TNI Moch. Jurianto di Surabaya, Jumat yang ditandai dengan penyematan brevet kepada peserta yang lulus. Sementara yang tidak lulus harus ikut pendidikan ulang.
Gubernur AAL dalam sambutannya mengatakan, keterampilan selam dasar harus dikuasai dan sangat penting bagi para personel TNI AL yang medan tugasnya selalu berhubungan dengan laut.
"Keterampilan selam itu diproyeksikan untuk memberikan pertolongan pada kecelakaan di laut dan operasi penyelaman bawah air. Keterampilan ini juga untuk mendeteksi dan mengatasi kebocoran minyak dan membersihkan kapal dari karang laut," katanya.
Menghadapi tantangan tugas ke depan, katanya, dibutuhkan kesiapsiagaan personel TNI AL, termasuk para kadet AAL yang merupakan calon perwira matra laut.
"Prajurit matra laut harus mampu melaksanakan operasi penyelaman bawah air dan dapat menampilkan kemampuannya untuk memberikan dukungan terhadap operasi keamanan dalam negeri apabila dibutuhkan," katanya.
Sementara Kabagpen AAL, Mayor Laut (KH) Drs Jamaluddin menambahkan, para kadet itu mengikuti pendidikan selam dengan materi berupa, teori, kemampuan renang, menggunakan masker hingga mengambil brevet dengan tanpa dan menggunakan alat.
Ia mengemukakan, keterampilan selam itu nantinya bisa lebih dikembangkan lagi menjadi keterampilan khusus saat kadet sudah menjadi perwira, seperti komando pasukan katak (kopaska) dan intai amfibi (taifib) Marinir.
"Keterampilan ini juga bermanfaat untuk mendukung pelaksanaan operasi tempur laut, selam tempur, operasi amfibi dan sabotase bawah air," katanya. (AntaraJatim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar