19 Maret 2009, Surabaya -- Sebanyak 42 perwira siswa (pasis) Korps Marinir yang menempuh pendidikan di Akademi TNI Angkatan Laut (AAL) saat ini berlatih menembak dengan senjata bantuan infanteri, seperti mortir.
"Pada latihan yang dilakukan di Puslatpur Purboyo, Malang itu, pasis didril agar menguasai teknik menembak menggunakan 'General Purpose Machine Gun' (GPMG), senjata Mortir 60 mm, dan Mortir 81 mm," kata Kabagpen AAL, Mayor Laut (KH) Drs Jamaluddin di Surabaya, Kamis.
Ia menjelaskan, latihan itu ditujukan untuk membekali para pasis dengan pengetahuan dan ketrampilan taktik dan teknik menembak senjata yang dapat menunjang tugas mereka nantinya sebagai komandan peleton senapan.
"Setelah selesai melaksanakan latihan ini diharapkan para pasis mampu memahami dan menguasai aplikasi taktik senjata bantuan infantri. Mereka juga diharapkan menguasai prosedur permintaan bantuan tembakan dalam peperangan," katanya.
Kepala Departemen Marinir AAL Kolonel (Mar) Susmono menambahkan, senjata bantuan infantri memegang peranan penting dalam peperangan darat.
Sementara Gubernur AAL, Laksda TNI Moch. Jurianto berharap agar para pasis itu nantinya
mampu menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi tinggi sesuai bidang tugasnya dan bisa menjadi pemimpin pada unit-unit organisasi terkecil.
"Seorang perwira Marinir harus mampu melaksanakan tugas-tugas sebagai komandan peleton infantri, menggunakan senjata bantuan Marinir serta memahami tugas-tugas sebagai komandan kompi," katanya. (AntaraJatim)
"Pada latihan yang dilakukan di Puslatpur Purboyo, Malang itu, pasis didril agar menguasai teknik menembak menggunakan 'General Purpose Machine Gun' (GPMG), senjata Mortir 60 mm, dan Mortir 81 mm," kata Kabagpen AAL, Mayor Laut (KH) Drs Jamaluddin di Surabaya, Kamis.
Ia menjelaskan, latihan itu ditujukan untuk membekali para pasis dengan pengetahuan dan ketrampilan taktik dan teknik menembak senjata yang dapat menunjang tugas mereka nantinya sebagai komandan peleton senapan.
"Setelah selesai melaksanakan latihan ini diharapkan para pasis mampu memahami dan menguasai aplikasi taktik senjata bantuan infantri. Mereka juga diharapkan menguasai prosedur permintaan bantuan tembakan dalam peperangan," katanya.
Kepala Departemen Marinir AAL Kolonel (Mar) Susmono menambahkan, senjata bantuan infantri memegang peranan penting dalam peperangan darat.
Sementara Gubernur AAL, Laksda TNI Moch. Jurianto berharap agar para pasis itu nantinya
mampu menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi tinggi sesuai bidang tugasnya dan bisa menjadi pemimpin pada unit-unit organisasi terkecil.
"Seorang perwira Marinir harus mampu melaksanakan tugas-tugas sebagai komandan peleton infantri, menggunakan senjata bantuan Marinir serta memahami tugas-tugas sebagai komandan kompi," katanya. (AntaraJatim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar