30 Maret 2009, Jayapura -- Setelah sempat dirawat selama sepekan di RS Marthen Indey Jayapura, Pratu Ahmad Saefudin, anggota Yonif 754/INK Timika yang diduga tertembak anggota TPN/OPM di Tingginambut Puncak Jayapura, Selasa (24/3) akhirnya meninggal. Korban menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul Minggu dini hari (29/3) sekitar pukul 00.50 WIT di Kamar Operasi RS Marthen Indey.
Setelah disemayamkan beberapa saat di Kamar Mayat, jenazah Pratu Ahmad pukul 07.30 WIT dilepas secara resmi melalui upacara militer yang dipimpin Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI. A.Y Nasution untuk selanjutnya diterbangkan ke ke kampung halamannya di Mataram.
Sebelumnya, lebih dulu dilakukan prosesi upacara penyerahan jenazah dari Kodam melalui Pangdam kepada Ipda Inf. Richie Fadly mewakili pimpinan Yonif 754/INK. Setelah dilakukan upacara serah terima jenazah, peti jenazah selanjutnya dimasukkan ke mobil jenazah milik Masjid Baiturrahim Jayapura untuk dibawah ke Bandara Sentani.
Dalam upacara pelepasan jenazah itu, hadir juga Kasdam Brigjen TNI Hambali Hanafiah, para Asisten Kasdam, sejumlah perwira dan para pengurus Persit KCK Daerah XVII/Cenderawasih. Mereka juga ikut mengantar jenazah hingga bandara Sentani.
Informasi yang diterima Cenderawasih Pos, jenazah diterbangkan ke Mataram via Denpasar. Selain perwakilan dari Yonif 754/INK, ada juga pejabat Kodam ikut mendampingi dan mengantar jenazah hingga ke Mataram.
Menurut Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf. Susilo, korban tidak berhasil diselamatkan nyawanya akibat luka tembak yang mengenai tubuhnya cukup parah, meski sebenarnya tim dokter telah bekerja keras untuk mengatasinya.
Menurut tim dokter, yang menjadi penyebab kematian korban, luka tembak yang mengenai dada kanan atas ternyata mengenai pembuluh darah tembus ke tulang belikat. Selain itu, luka tembak dibagian perut juga tembus mengenai usus.
Sejak korban dievakuasi ke RS Marthen Indey, kondisinya masih tetap kritis dan belum siuman. " Yang jelas penyebab kematian Pratu Ahmad akibat luka tembaknya sangat parah karena mengenai beberapa organ tubuh vital terutama dibagian pembuluh darahnya," pungkasnya singkat. (CenderawasihPos)
Setelah disemayamkan beberapa saat di Kamar Mayat, jenazah Pratu Ahmad pukul 07.30 WIT dilepas secara resmi melalui upacara militer yang dipimpin Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI. A.Y Nasution untuk selanjutnya diterbangkan ke ke kampung halamannya di Mataram.
Sebelumnya, lebih dulu dilakukan prosesi upacara penyerahan jenazah dari Kodam melalui Pangdam kepada Ipda Inf. Richie Fadly mewakili pimpinan Yonif 754/INK. Setelah dilakukan upacara serah terima jenazah, peti jenazah selanjutnya dimasukkan ke mobil jenazah milik Masjid Baiturrahim Jayapura untuk dibawah ke Bandara Sentani.
Dalam upacara pelepasan jenazah itu, hadir juga Kasdam Brigjen TNI Hambali Hanafiah, para Asisten Kasdam, sejumlah perwira dan para pengurus Persit KCK Daerah XVII/Cenderawasih. Mereka juga ikut mengantar jenazah hingga bandara Sentani.
Informasi yang diterima Cenderawasih Pos, jenazah diterbangkan ke Mataram via Denpasar. Selain perwakilan dari Yonif 754/INK, ada juga pejabat Kodam ikut mendampingi dan mengantar jenazah hingga ke Mataram.
Menurut Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf. Susilo, korban tidak berhasil diselamatkan nyawanya akibat luka tembak yang mengenai tubuhnya cukup parah, meski sebenarnya tim dokter telah bekerja keras untuk mengatasinya.
Menurut tim dokter, yang menjadi penyebab kematian korban, luka tembak yang mengenai dada kanan atas ternyata mengenai pembuluh darah tembus ke tulang belikat. Selain itu, luka tembak dibagian perut juga tembus mengenai usus.
Sejak korban dievakuasi ke RS Marthen Indey, kondisinya masih tetap kritis dan belum siuman. " Yang jelas penyebab kematian Pratu Ahmad akibat luka tembaknya sangat parah karena mengenai beberapa organ tubuh vital terutama dibagian pembuluh darahnya," pungkasnya singkat. (CenderawasihPos)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar