MAKASSAR, 31/3 - AKSI SUKHOI. Dua Sukhoi 30 MK melakukan latihan pengisian bahan bakar di atas udara (Air Refueling) oleh pesawat C-130 KC tanker saat melakukan latihan di Makassar, Selasa (31/03). Latihan ini untuk meningkatkan kemampuan para penerbang dalam mempertahankan NKRI. (Foto: ANTARA/Sahrul Manda/YU/mes/09)
31 Maret 2009, Makassar -- Dua skadron udara di Komando Operasi Udara (Koopsau) II, Senin, menggelar latihan pengisian bahan bakar di udara (air refueling) di Lanud Sultan Hasanuddin Makassar, Sulsel, dengan menggunakan pesawat Shukoi 30 MK.
Komandan Lanud Sultan Hasanuddin, Marsma. TNI I. B. Putu Dunia, mengatakan, latihan tersebut merupakan latihan rutin yang diselenggarakan TNI AU dengan tujuan meningkatkan keterampilan para penerbang mengoperasikan pesawat yang diawakinya.
Dalam latihan kali ini, TNI AU mengirimkan jet Sukhoi 30 MK dari Skadron 11 dan pesawat "tanker" C-130KC yang bermarkas di Lanud Abdulrahman Saleh, Malang.
MAKASSAR, 31/3 - PANTAU SUKHOI. Seorang personil TNI AU memperhatikan kegiatan Air Refueling di ruang kendali monitor Boing 737 milik TNI AU saat terbang di Makassar, Selasa (31/03). Dalam latihan Air Refueling TNI AU mengirimkan satu Pesawat C-130 KC tanker yang bertugas untuk memberikan pegisian bahan bakar di udara bagi pesawat tempur Sukhoi 30 MK TNI AU dari Skadron Udara 11. Latihan ini untuk meningkatkan kemampuan para penerbang dalam mempertahankan NKRI. (Foto: ANTARA/Sahrul Manda/YU/mes/09)
Pesawat tanker tersebut, kata dia, memiliki spesifikasi sebagai pesawat tanker yang bertugas untuk memberikan pengisian bahan bakar di udara bagi pesawat tempur di jajaran TNI AU, termasuk Sukhoi 30 MK dari Skadron 11.
Putu Dunia menambahkan, latihan ini diperlukan untuk meningkatkan daya jangkau dan daya tahan pesawat pesawat tempur tersebut sebagai pesawat penyerang dalam melaksanakan operasi udara.
"Hal ini sangat penting, mengingat wilayah NKRI begitu besar sehingga dibutuhkan kemampuan tersebut untuk mempertahankan kedaulatan negara, khsusunya dalam keadaan genting seperti perang," ujarnya.
Pelatihan ini juga melibatkan satu pesawat Boeing 737 MPA Skadron 5 Lanud Sultan Hasanuddin, sebagai pemantau manuver .
Pesawat tersebut, kata Putu Dunia, dalam tugas keseharian melaksanakan pengintaian udara strategis dan pengamanan zona eksklusif ekonomi (ZEE) serta jalur lalu lintas damai di seluruh wilayah Indonesia.
Pesawat yang dilengkapi peralatan kamera FLIR (Forward Looking Infra Red) Wescam MX-15 itu, dapat menangkap target pada ketinggian minimal 20 ribu kaki, yang terintegrasi dengan peralatan lainnya.
Putu Dunia menambahkan, latihan ini adalah salah satu bagian dari program pembinaan yang akan terus dilaksanakan TNI AU dalam rangka mendukung tugas pokoknya mempertahankan kedaulatan Negara di udara.
"Kita tetap harus latihan walaupun dengan segala keterbatasan sebagai akibat minimnya anggaran yang dialokasikan pada tahun 2009 ini," ujarnya. (Antara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar