Kamis, 23 September 2010

Laksaman Agus Janjikan Modernisasi Persenjataan

Laksamana TNI Agus Suhartono mengikuti uji kelayakan dan kepatutan calon Panglima TNI di Ruang Komisi I DPR, Jakarta, Kamis (23/9/2010). Agus merupakan calon tunggal Panglima TNI yang diajukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke DPR. (Foto: KOMPAS IMAGES/Dhoni Setiawan)

23 September 2010, Jakarta -- Jakarta - Laksamana TNI Agus Suhartono menjanjikan modernisasi alat utama sistem senjata jika terpilih sebagai Panglima TNI.

"Salah satu prioritas saya adalah revitalisasi dan modernisasi alat utama sistem senjata agar memiliki daya tempur dan efek tangkal yang memadai," katanya dalam uji kelayakan dan kepatutan calon Panglima TNI oleh Komisi I DPR di Jakarta, Kamis.

Agus yang kini menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Laut mengatakan, revitalisasi dan modernisasi alat utama sistem senjata itu akan dilakukan bertahap sesuai anggaran yang tersedia menuju kekuatan pokok minimum.

Karena itu, pihaknya terlebih dulu akan menghapus alat utama sistem senjata yang tidak layak secara operasional, memodernisasi alat utama sistem yang ada dan pengadaan alat utama sistem baru.

Pengadaan alat utama sistem senjata baru tersebut harus mencerminkan kebutuhan trimatra terpadu, lanjut Agus.

Dengan berbagai langkah revitalisasi dan modernisasi alat utama sistem senjata itu, lanjut dia, maka TNI mampu tampil secara profesional dalam menghadapi berbagai macam ancaman.

Terkait revitalisasi dan pengadaan alat utama sistem senjata baru itu juga akan dilakukan bagi satuan khusus TNI bagi darat, laut maupun udara.

"Pengadaan senjata bagi satuan-satuan khusus ini akan dilakukan sesuai dengan ancaman yang dihadapi satuan khusus masing-masing matra," kata Agus.

Sebelumnya Ketua DPP PKS Mahfud Siddiq mengatakan, modernisasi sistem senjata TNI tidak mungkin berjalan baik tanpa dukungan dana dari APBN.

Ia mengungkapkan, pada RAPBN 2011, Mahfud menjelaskan, anggaran alutsista masih kurang Rp10 triliun bila mengacu pada Renstra pemenuhan Minimun Essential Force (MEF) dan jika tahun 2011 kekurangan kembali terulang maka menjadi kumulatif minus Rp20 triliun.

"Sangat ironis jika Presiden sudah bicara perlunya dukungan anggaran untuk MEF tapi postur RAPBN malah mengurangi alokasinya sehingga modernisasi alutsista tidak bisa berjalan baik," ujarnya.

ANTARA Jatim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar