Rudal QW-3 buatan Cina digunakan TNI AU untuk Batalyon Paskhas. (Foto: militaryphotos.net)
12 Juni 2010, Jakarta -- Pemerintah melalui Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro menjalin kerjasama dengan Pemerintah China untuk mengembangkan industri Pertahanan dalam negeri. Namun, dalam kerjasama kedua negara ini, prinsip saling menguntungkan tetap diperhatikan.
"Saat ini Indonesia sedang menggiatkan industri pertahanan dalam negeri sehingga diharapkan China berpartisipasi dalam program pengembangan industri pertahanan di Indonesia, mencakup joint production dan pelaksanaanTransfer of Technology (ToT)," kata Kepala Biro Humas Kementerian Pertahanan, Brigjend TNI I Wayan Midi di Kantor Kemhan, Jumat (11/6), tadi pagi.
Menurut Wayan, saat ini Indonesia sedang mempertimbangkan untuk membentuk suatu forum teknologi militer (military Technology Forum-MTF), sebagai wadah kosultasi yang membahas aspek teknis Alutsista (Alat Utama Sistem Senjata).
Tujuan pembentukan forum tersebut, kata dia, untuk meningkatkan pertahanan kedua negara di masa mendatang.
Ia menambahkan, dalam hal anggaran pertahanan, Indonesia berharap pemerintah Chinadapat menyediakan fasilitas pengadaan secara G to Gdisertai dengan ToT serta melibatkan industri dalam negeri.
Wayan menjelaskan, kerjasama antara Kemhan RI dengan Pertahanan China memberi manfaat ganda bagi kedua belah pihak.
Pertama, meningkatkan kualitas profesionalisme untuk bisamenopang stabilitas kawasan. Pemerintah RI dan China memiliki kepentingan yang sama terhadap pengamanan Selat Malaka dan pengamanan SLOC (Sea Lane Of Communication atau ALKI). Berkaitan dengan itu diperlukan mutual understanding dan mutual cooperation khususnya di Selat Malaka dan SLOC seperti di Selat Sunda, Selat Lombok dan Selat Makasar.
Kedua, peran Indonesia sebagai Negara Kunci di Asia Tenggara mampu menjembatani kepentingan global di kawasaan. Sehingga koordinasi dan komunikasi untuk keamanan pasokan energi dari dan ke Timur Tengah, transportasi komoditas dan produk negara-negara industri ke wilayah Asia dan Eropa menjadi lancar.
Ketiga, dalam konteks nasional, Kerjasama Pemerintah Indonesia dengan China dapat memberi manfaat bagi pengembangan industri pertahanan di Indonesia, sehingga dapat membangun pertumbuhan ekonomi, dan menempatkan kebijakan pembangunan sistem pertahanan yang pro kesejahteraan (defence supportive economi).
Keempat, terkait dengan industri pertahanan, menurut Wayan, kerjasama ini diharapkan pemerintah Chinadapat memanfatkan produk-produk industri pertahanan Indonesia sebagai bentuk mutual benefit cooperation.
"Saat ini Indonesia memiliki kapasitas untuk memproduksi alat-alat pertahanan yang memenuhi standar internasionaldi antaranya non-weapon system equipment (alat perlengkapan non-alutsista)," katanya.
JURNAS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar