Beberapa prajurit TNI AU dan petugas medis mengangkat korban pesawat latih "Wong Bee" saat diberi pertolongan di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, Kamis (24/6). Satu dari empat pesawat latih buatan Korea itu jatuh saat melakukan "joy flight" di Bandara Ngurah Rai dan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. (Foto: ANTARA/Nyoman Budhiana//Koz/mes/10)
25 Juni 2010, Jakarta -- Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso mengatakan, kecelakaan pesawat latih di Bandara Ngurah Rai, Bali, Kamis, sekitar pukul 15.30 WITA, diduga akibat gangguan teknis saat melakukan pendaratan.
"Pada proses melakukan pendaratan ada gangguan," kata Panglima TNI di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (24/6), setelah mengantar keberangkatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menuju Toronto, Kanada.
Panglima TNI menjelaskan tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan pesawat buatan Korea Selatan tahun 2005 itu.
Secara lebih rinci, Wakil Kepala Staf Angkatan Udara (Wakasau) Marsdya TNI Sukirno, menjelaskan, sebelum mengalami kecelakaan, pesawat itu diterbangkan untuk latihan navigasi jarak jauh, dari Yogyakarta menuju Denpasar. "Pada waktu mendarat terjadi gangguan pada mesin," kata Sukirno.
Menurut dia, dua orang dalam pesawat itu, yaitu pilot dan seorang penumpang, berhasil menyelamatkan diri. Sukirno menjelaskan, pesawat mengalami kerusakan parah setelah insiden tersebut. "Kondisi pesawat `total loss`," katanya.
Wakasau menyebutkan, pihaknya sudah mengirimkan tim ke Denpasar untuk melakukan penyelidikan lebih mendalam tentang penyebab kecelakaan.
Pesawat latih TNI Angkatan Udara jenis KT-1B Wong Bee mengalami kecelakaan di Bandara Ngurah Rai Denpasar, Bali, Kamis (24/6) pukul 15.37 Wita. Tidak ada korban jiwa, termasuk pilot Letkol TNI Ramot CP Sinaga dan penumpang Pangdam IX/ Udayana, Mayjen TNI Rahmat Budianto.
Ramot CP Sinaga merupakan perwira lulusan Akademi TNI Angkatan Udara (AAU)lulusan 1993. Saat ini, Ramot menjabat Komandan Skadik 102 Lanud Adi Sutjipto.
Misi joy flight
KT-1B Wong Bee. (Foto: KAI)
Kasub Dinas Penerangan Umum TNI AU, Letkol TNI Dedy Ghazy Elsyaf dalam siaran pers yang diterima Suara Karya di Jakarta mengatakan, pesawat latih buatan pabrik KAI Korsel ini diterima dan dioperasikan oleh TNI AU pada tahun 2003. "Sejak diterima di TNI AU pesawat LD-0102 sampai saat ini baru mencapai 2308,45 jam terbang dan dalam kondisi laik terbang," ujarnya.
Pada saat terjadi kecelakaan, ia mengatakan, pesawat dengan tail number LD-0102 itu sedang melaksanakan misi joy flight mengitari wilayah seputar Bali. "Di dalam pesawat ada Pangdam Udayana IX Mayjen TNI Rahmat Budianto," ujarnya.
Pesawat KT-1B Wong Bee, adalah pesawat keempat dalam urutan landing. Ketiga pesawat lainnya telah mendarat dengan selamat terlebih dahulu. Kecelakaan tersebut terjadi ketika pesawat akan melakukan pendaratan di ujung run way 27 dan tidak terjadi tabrakan dengan pesawat lainnya. "Penerbang Ramot Sinaga dan Pangdam IX Udayana Mayjen TNI Rahmat Budiyanto selamat karena melakukan eject (bail out) dari pesawat," ujar Dedy.
Sebelum terjadi musibah kecelakaan, dikatakan Dedy, kondisi cuaca sangat baik dan cerah. Sementara itu, kondisi pesawat dalam keadaan total lost. Karena itu, TNI AU belum mengetahui secara pasti penyebab dari kecelakaan pesawat yang baru berusia tujuh tahun itu.
"Penyebab kecelakaan belum diketahui dan akan diselidiki tim Panitia Penyidik Kecelakaan Pesawat Udara (PPKPU) TNI AU," ujarnya.
Suara Karya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar