F-5 Tiger TNI AU direncanakan akan dioperasikan 10 tahun lagi. (Foto: indosmarin.com)
15 Juni 2010 -- Hari ini, Komando Operasi Angkatan Udara atau Koopsau memperingati HUT-nya yang ke-59 tahun. Selama kurun waktu itu, Koopsau telah melaksanakan tugas pokoknya dan menggelar operasi udara guna mengatasi berbagai kerawanan di seluruh persada Nusantara. Sehubungan dengan itu, Pelita melakukan wawancara dengan Panglima Koopsau I Marsekal Muda TNI Eddy Suyanto, ST.
Apa tugas pokok Koopsau I dan potensi atau ancaman nyata yang dihadapi jajaran Koopsau I?
Koopsau I adalah Komando Utama Pembinaan dan Operasi yang berkedudukan di bawah Kepala Staf Angkatan Udara dan Panglima TNI. Berdasarkan analisa perkembangan lingkungan strategis, dikaitkan dengan kemungkinan ancaman, maka kemungkinan kontinjensi yang mungkin timbul dan berdampak langsung terhadap wilayah Koopsau I, lebih banyak mengarah ke bidang operasi militer selain perang atau OMSP.
Bisakah Panglima jelaskan bentuk ancaman tersebut?
Hal itu berupa gangguan keamanan dari gerakan separatis bersenjata di Aceh, aksi terorisme, kerusuhan sosial berupa konflik komunal dapat terjadi sebagai akibat sengketa pemekaran wilayah, permasalahan Pilkada, dan masalah SARA. Khususnya di daerah bekas konflik yang masih menyisakan rasa dendam, terutama di Kalbar. Konflik vertikal dapat terjadi sebagai akibat adanya perlawanan terhadap kebijakan pemerintah pusat yang dilakukan dalam bentuk unjukrasa.
Bentuk ancaman yang lain?
Aksi anarkisme, yaitu adanya kegiatan kelompok yang memperjuangkan terbentuknya negara Islam di Indonesia. Dalam kegiatannya menggunakan dalih syiar agama dan memanfaatkan kontroversi kebijakan AS untuk menggalang aksi solidaritas Islam melakukan aksi teror. Adanya kegiatan kelompok-kelompok LSM atau NGO yang selalu bersikap menentang kebijakan pemerintah, dengan tujuan melemahkan kredibilitas pemerintahan. Kelompok ini sering memanfaatkan isu-isu pelanggaran HAM, korupsi, lingkungan hidup, dan demokratisasi untuk mendapatkan simpati internasional.
Juga gangguan keamanan laut oleh kapal asing, perompakan, kejahatan lintas negara (human trafficking, illegal logging, illegal mining, illegal fishing, small arms and light weapons trafficking) masih terus berlanjut terutama di perairan Selat Malaka. Gangguan keamanan udara, potensi gangguan berupa penerbangan tanpa izin dan penerbangan provokasi dari negara tertentu dengan memanfaatkan wilayah udara yang belum atau tidak termonitor (blind spot area) oleh radar sipil atau militer.
Gangguan keamanan di perbatasan darat. Beberapa permasalahan umum yang terjadi diantaranya adalah penyelundupan bahan pokok, illegal logging, penyelundupan senjata dan narkotika, pencurian sumberdaya, penyelundupan tenaga kerja ilegal, penyerobotan wilayah oleh masyarakat yang berada di perbatasan dengan cara memindahkan patok batas wilayah serta beberapa kegiatan ilegal lainnya. Gangguan keamanan di darat ini dapat menjadi penyebab terbesar permasalahan keamanan dalam negeri ataupun keutuhan NKRI.
Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi yang dilakukan di pulau-pulau terluar NKRI dapat dimanfaatkan untuk kegiatan penyelundupan senjata, perdagangan manusia, dan narkoba.
Bagaimana Koopsau I menghadapi dan mengantisipasinya?
Sesuai dengan tugasnya, Koopsau I bertugas menyelenggarakan pembinaan kemampuan dan kesiapsiagaan operasional Satuan-satuan TNI AU dalam jajarannya, dan melaksanakan operasi-operasi udara dalam rangka mendukung tugas pokok TNI. Koopsau I merencanakan dan melaksanakan tindakan dalam menghadapi kontinjensi yang mungkin terjadi di wilayah tanggung jawab Koopsau I. Koopsau I dalam menghadapi dan mengantisipasinya dengan menggelar berbagai operasi udara.
Bidang Operasi Militer untuk Perang atau OMP, Koopsau I menggunakan Konsep Operasi Pertahanan atau menggelar kekuatan udara menganut Bare Base Concept didasarkan pada arah datangnya ancaman. Konsep Operasi Serangan untuk menghancurkan, mengalihkan perhatian, dan menahan tindakan musuh; dan Konsep Operasi Blokade untuk menunda menghancurkan atau menangkal kekuatan musuh.
Bidang Operasi Militer Selain Perang atau OMSP, Koopsau I menggelar berbagai Operasi Dukungan Udara, antara lain, Operasi mengatasi separatis, Operasi Melawan Aksi Teroris, Operasi Mengatasi Pelanggaran Wilayah, Operasi Menanggulangi Bencana, Operasi Pengamanan ALKI, Operasi Pengamanan Selat Malaka dan Selat Singapura, Operasi Pengamanan Pulau Kecil Terluar dan sebagainya.
Apa potensi ancaman potensial yang dihadapi jajaran Koopsau I?
Dari semua bentuk operasi yang dilaksanakan Koopsau I, baik OMP maupun OMSP adalah kemungkinan untuk menghadapi kontinjensi. Artinya, semua menjadi ancaman potensial yang harus siap dihadapi. Demikian juga ancaman seperti tersebut di atas merupakan ancaman potensial, sehingga operasi yang dilaksanakan menjadi operasi rutin setiap tahunnya dalam menghadapi ancaman potensial tersebut.
Mohon Panglima jelaskan mengenai latihan-latihan yang dilakukan Koopsau I.
Pembinaan kemampuan untuk kesiapan operasional, diupayakan dengan berbagai bentuk latihan antara lain latihan perorangan, dilaksanakan di tingkat Skadron, seperti Latihan Transisi, Konversi, Kaptensi, Profisiensi, Spesialisasi, Refreshing, dan Instruksi. Latihan Satuan, dilaksanakan di tingkat Lanud atau Wing yang diarahkan untuk memantapkan, memelihara, dan meningkatkan keterampilan yang telah dimiliki serta melatih kerjasama di lingkungan kesatuan sendiri dan kesatuan lain, seperti latihan pengamanan pertahanan pangkalan dan alutsista, latihan yang dilaksanakan oleh Lanud induk yang mempunyai Skadron Udara contohnya adalah Lanud PBR Bido Gesit, Lanud SPO Alap Gesit, Lanud HLM Rajawali Perkasa, Lanud ATS Manyar Trampil, Lanud SDM Walet Trampil.
Latihan Antar-Satuan, dilaksanakan di tingkat Komando, dimaksudkan untuk melatih satuan dari berbagai kesenjataan dari tingkat matra secara terintegrasi guna meningkatkan dan memelihara kemampuan atau kesiapan operasi seperti Latihan Operasi Jalak Sakti dan Latihan Survival Tempur Madhi Yudha.
Juga Latihan Bersama, diselenggarakan Mabesau dengan negara-negara sahabat seperti Latma Camar Indopura, Latma Elang Malindo, Latma Elang Thainesia, Latma Manyar Indopura, dan Latma Cope West.
Pelita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar