Senin, 14 Juni 2010

59 Tahun Koopsau Mengabdi Masih Banyak yang Harus Diperbuat


15 Juni 2010 -- Pertumbuhan dan perkembangan Komando Operasi Angkatan Udara atau Koopsau perlu terus dibina dan ditingkatkan. Penambahan alutsista modern yang dioperasikan oleh prajurit-prajurit Koopsau seperti pesawat F-16 Fighting Falcon, F-5 Tiger, Hawk 100/200, serta Sukhoi SU-27 dan SU-30; membuktikan TNI Angkatan Udara ingin terus meningkatkan kekuatan dan kemampuan sesuai dengan perkembangan teknologi.

Sejarah pertumbuhan Koopsau sebagai Komando Utama dan Operasional TNI Angkatan Udara tidak dapat dilepaskan dari sejarah pertumbuhan TNI Angkatan Udara khususnya, serta pertumbuhan TNI pada umumnya dengan terbentuknya Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada tanggal 5 Oktober 1945, maka dibentuk pula TKR Jawatan Penerbangan yang bertugas membina Pangkalan Udara dan mengoperasikan pesawat bekas milik penjajah setelah pemulihan kedaulatan Negara Republik Indonesia tahun 1950, kata Kapen Koopsau I Mayor Sus Drs Dede Nasrudin kepada Pelita.

Walaupun secara organisasi, Koopsau dibentuk pertengahan tahun 1951, tetapi operasi udara telah dilakukan jauh sebelumnya. Operasi udara pertama dilakukan tanggal 29 Juli 1947 berupa penyerangan terhadap kedudukan Belanda di tiga kota yaitu Salatiga, Ambarawa, dan Semarang. Operasi udara pertama itu dipercayakan kepada Kadet Penerbang Sutardjo Sigit, Suharnoko Harbani, dan Mulyono dengan menggunakan pesawat Cureng, Guntei, dan Hayabusa.

Operasi udara kedua terjadi dua setengah bulan kemudian yakni tanggal 17 Oktober 1947 dengan menerjunkan 13 sukarelawan di daerah yang dikuasai musuh di Kotawaringin, Kalimantan Tengah. Operasi Udara selanjutnya adalah operasi penumpasan pemberontakan DI/TII, PRRI/Permesta, RMS, G-30-S/PKI, Operasi Trikora untuk merebut kembali Irian Barat, Operasi Seroja, dan Operasi Bhakti dalam rangka menegakkan kedaulatan Republik Indonesia.

***

Peranan segenap warga Koopsau selama ini telah mengangkat citra TNI Angkatan Udara. Sejak berdiri, Komando Operasi telah mengalami beberapa kali perubahan nama, dari Komando Operasi (Koopsau) menjadi Komando Group Komposisi (KGK), kembali menjadi Komando Operasi kemudian berubah lagi menjadi Komando Paduan Tempur Udara (Kopatdara), dan sejak tahun 1985 sampai sekarang kembali dengan nama Koopsau.

Ketika reorganisasi TNI Angkatan Udara tanggal 1 April 1985, organisasi Koopsau ikut mengalami perubahan. Kopatdara dibagi menjadi Koopsau I yang bermarkas di Jakarta dan Koopsau II bermarkas di Makassar, Sulsel.

Koopsau I membawahi wilayah Indonesia Barat dengan Pangkalan-pangkalan Udaranya Lanud Halim Perdanakusuma, Lanud Atang Sanjaya, Lanud Husein, Lanud Suryadarma, Lanud Wiriadinata, Lanud Astra Kestra, Lanud Tanjungpandan, Lanud Tanjungpinang, Lanud Palembang, Lanud Pekanbaru, Lanud Medan, Lanud Padang, Lanud Sukani, Lanud Singkawang II, Lanud Maemun Saleh, Lanud Supadio, Lanud Ranai, Lanud Wirasaba, dan Lanud Sultan Iskandar Muda. Saat ini Pangkoopsau I dijabat Marsda TNI Eddy Suyanto, ST.
Sedangkan Koopsau II membawahi wilayah Indonesia Timur dengan pangkalan udara meliputi Lanud Sultan Hasanuddin, Lanud Iswahjudi, Lanud Abdulrachman Saleh, Lanud Samsudin Noor, Lanud Balikpapan, Lanud Sutan Iskandar, Lanud Tarakan, Lanud Manuhua, Lanud Eltari, Lanud Baucau, Lanud Samratulangi, Lanud Wolter Mongonsidi, Lanud Morotai, Lanud Patimura, Lanud Ngurah Rai, Lanud Rembiga, Lanud Dumatubun, Lanud Surabaya, Lanud Jayapura, Lanud Adi Sumarmo, dan Lanud Merauke. Pangkoopsau II saat ini dijabat Marsda TNI R Agus Munandar.

Banyak yang telah dilakukan Koopsau, tetapi lebih banyak lagi yang harus diperbuat Koopsau demi tetap utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dirgahayu Koopsau, semoga tetap jaya.

Abhibuthi Antarikshe!

Pelita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar