Sejumlah pengunjung menyaksikan peragaan alat pengintai dari udara tanpa awak, di stan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Departemen Pertahanan (Dephan), Graha ITS Surabaya, Rabu (4/11). Acara bertajuk 'Indonesian Military Technology Exhibition (IMTE) 2009' tersebut, untuk mengenalkan teknologi militer Indonesia buatan anak bangsa. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ed/pd/09)
4 November 2009, Surabaya -- Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya menggelar pameran teknologi militer "Indonesian Military Teknologi" (IMTE) buatan anak negeri, di Surabaya, Rabu.
Ketua pelaksana IMTE Bandung Arry Sanjoyo,M.IKomp,mengatakan, pameran teknologi militer yang pertama kali diadakan di Indonesia ini bertujuan untuk bisa mendidik siswa lebih peka terhadap tantangan masalah yang dihadapi Tentara Nasional Indonesia (TNI), terutama dalam persenjataan.
Ia menambahkan bahwa saat ini sudah ada "lampu hijau" dari Departemen Pertahanan (Dephan) untuk menjembatani hasil riset militer dari mahasiswa.
Dua anggota Yonif 500/Raiders, mencermati alat pengintai dari udara tanpa awak, di stan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Departemen Pertahanan (Dephan). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ed/pd/09)
Sementara itu, dari puluhan teknologi yang dipamerkan, pesawat pengintai mini bernama "Quad Rotor" hasil karya Balitbang Dephan, paling diminati penonton.
Pesawat buatan Dian Hakim tersebut, mampu mengintai musuh tanpa terdeteksi dari ketinggian 700 meter di atas permukaan laut.
"Selain tidak terdekteksi, pesawat ini juga bisa diaplikasikan disemua medan. Jadi jika kita ingin mengintai musuh di laut, kita bisa mengetahui lokasi musuh dengan cara menerbangkan 'Quad Rotor' ini," katanya menjelaskan.
Gambaran lokasi musuh tersebut dilihat melalui sebuah alat sensor yang ada di dalam pesawat.
Disamping Quad Rotor, teknik pengendali misil yang dibuat oleh Subchan,Ph.D, dosen FMIPA ITS, juga tidak kalah menariknya.
Pengendali misil yang dibuatnya mampu melakukan penyerangan target diam tanpa terdeteksi oleh radar.
"Pengendali ini bisa juga digunakan untuk menakuti kapal asing yang masuk ke wilayah perairan Indonesia," tuturnya.
ANTARAJATIM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar